Sekadar catatan, hingga detik ini, ada dua universitas terkemuka di Karbala. University of Karbala, yang didirikan 1 Maret 2002, salah satu universitas bereputasi di Irak, terutama dalam administrasi akademik, sumber daya manusia, dan riset. Selain itu, ada Universitas Ahl Al Bayt, berdiri 2003 oleh Dr. Mohsen Baqir Mohammed-Salih Al-Qazwini. Universitas ini memiliki enam perguruan tinggi utama: Sekolah Tinggi Hukum, Seni, Ilmu Islam, Teknologi Medis & Kesehatan, Farmasi dan Kedokteran Gigi.
Sahabatku. sepanjang perjalanan itu, para aktivis altruist dan filantropi (dermawan dan sukarelawan) dari penduduk lokal dan pelbagai negara lain, menyuguhkan makan, minuman, obat-obatan hingga terapist (pelayanan pijit) terbaiknya di kios-kios atau tenda-tenda terbuka, secara gratis dengan niat welas asih. Mereka berimaji untuk “memanen” pahala dalam prosesi Arbain. Mereka mengutamakan trust, dan sulit ditemui tindakan kriminalitas. Bahkan, beberapa mawkib menyuguhkan pula tempat hiburan, seperti film, pentas seni, drama, dan lainnya, yang tentu temanya tentang sentimen kemanusiaan syahidnya Imam Husain bin Ali. Lalu di mana yang harus dipersalahkan? Salahkah umat Islam berkumpul membaca sejarah Nabi saw? Mulai kapan membaca sejarah, Sîrah Nabi Saw itu BID'AH?! Di mana letak kemunkarannya? Adakah Syar'iat Islam yang dilanggar dalam bacaan Maulid Nabi saw itu? Amalan utama itu menyambungkan silaturahmi. Sampaikan pada dunia yang selama ini memutus kasih sayang dari Palestina. Mulailah dengan ungkap salam dan perdamaian. Amalan utama itu memberi makan dari ibadah pengorbanan kita. Hantarkan bahan makanan pada saudara yang kelaparan. Sertakan mereka dalam doa setiap suapan: wa ath’imal baaisal faqir. Amalan utama itu adalah memperhatikan anak yatim dan orang miskin, amalan utama itu membebaskan budak belian, hamba sahaya dan tawanan. Dan Palestina adalah perwujudan itu semua. Palestina adalah sebaik amalan di hari raya Kurban.
Oleh: K.H. Miftah F. Rakhmat
(Ketua Dewan Syura IJABI) Malam ini, 21 bulan Ramadhan, kekasih Allah kekasih Rasulullah Saw itu berpulang. Dua hari lamanya ia menahan sakit. Racun belati yang memukulnya di waktu ruku’ telah menjalar ke seluruh tubuhya. Sebagian kulitnya berubah hijau. Racun itu begitu cepat. Belum lagi luka karena hantaman belati tajam itu yang mengiris kepalanya. Zikir tak pernah lekang dari lisannya. Wasiat shalat dan Al-Qur’an tak henti disampaikannya. Ia pandang orang-orang terkasih di sekitarnya. Begitu saat itu tiba, kenangan akan Baginda Rasulullah Saw, kerinduan akan kekasih hatinya Sayyidah Fathimah Azzahra terbentang di hadapan. Lalu terdengar ucapan penuh keridhoan: Fuztu wa Rabbil Ka’bah.
Oleh: Dr. Tamim Al Barghouti *
(Diterjemahkan oleh: R Ng. Aris Syari'ati, S.Ag) Di Yerusalem, tiap pemuda sebayamu, bak Kijang Menjangan dari kejauhan.
KH. Miftah F. Rakhmat
( Ketua Dewan Syuro IJABI ) Adalah Allamah Bahjah, guru ruhani itu. Ia kisahkan pengalaman hidupnya saat berada di Najaf Asyraf, pusara Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib as. Katanya, dua sungai Furat dan Dajlah bertemu di sebuah desa kecil bernama Mushib. Di pertemuan dua sungai itu tinggal seorang yang tidak mencintai Ali bin Abi Thalib. Ia bertetangga dengan seorang pecinta Ali. Pecinta ini, pengikut yang setia. Ia sering berziarah ke pusara Mawla. Setiap kali ia berziarah, tetangga yang satu selalu mengolok-oloknya, mempermalukan kepergiannya. Sekali waktu, ia bahkan mengatakan sesuatu yang buruk tentang khalifah Rasulullah Saw itu. Kata pedas, kata yang tak pantas. Rektor UIN Sunan Ampel Ahmad Muzakki menjelaskan Surabaya Charter bertujuan menjawab tiga hal. Pertama, bagaimana agama di dunia yang berubah dengan cepat ini dapat berkontribusi untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan? Kedua, bagaimana fikih bisa menjadi landasan bagi peradaban manusia yang menempatkan manusia sejajar satu sama lain? Ketiga, bagaimana fikih harus menjadi sumber hubungan dan koeksistensi antaragama yang toleran dan damai? Apa yang membedakan syarah karya KH Miftah F. Rakhmat ini dengan sejumlah syarah para ulama yang terbit sebelumnya? Adakah ia memiliki daya tarik tersendiri? Keistimewaannya adalah Kyai Miftah membahas 40 hadis rujukan Sunni itu dengan menggunakan perspektif hadis-hadis dari khazanah mazhab Ahlul Bait as. Pisau analisis yang memperkaya perspektif kita. Menarik bukan? Setelah menyandingkan hadis-hadis dari khazanah dua mazhab besar dalam Islam ini, adakah hasilnya bertentangan atau justru saling mengukuhkan?
KH. Miftah Fauzi Rakhmat
( Ketua Dewan Syuro IJABI ) Di dalam al-Qur’an, Allah Swt memanggil kita dengan seruan, “Wahai orang yang beriman, wahai sekalian manusia…” Tetapi ketika menyampaikan rahmatNya yang meliputi segala sesuatu, Allah Swt menyeru kita dengan panggilan “Qul yaa ‘ibaadiyalladzina asrafuu ‘alaa anfusihim laa taqnathu min rahmatillah… (QS. Az-Zumar [39]: 43) Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas atas diri mereka sendiri…janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Jami’an. Kata seluruhnya menjadi penegasan tak ada batas pada rahmat Allah Swt itu. Lalu kita akan membatasi kasih kita, sayang kita, pemaafan kita pada sesama? |
TaqribArsip
December 2024
LiteraturRamadhan 1439HSerba-Serbi Ramadhan, catatan ringan Ust Miftah Rakhmat untuk hikmah Ramadhan 1439H
Jangan Nilai Buku dari Sampulnya Zaman Post Truth Doa dan Puasa Islam User-Friendly Sahur dan Imsak Ta'jil Membuang Keakuan Ramadhan di Antara Hisab dan Rukyat Empati Kategori
All
Arsip |