Amalan utama itu menyambungkan silaturahmi. Sampaikan pada dunia yang selama ini memutus kasih sayang dari Palestina. Mulailah dengan ungkap salam dan perdamaian. Amalan utama itu memberi makan dari ibadah pengorbanan kita. Hantarkan bahan makanan pada saudara yang kelaparan. Sertakan mereka dalam doa setiap suapan: wa ath’imal baaisal faqir. Amalan utama itu adalah memperhatikan anak yatim dan orang miskin, amalan utama itu membebaskan budak belian, hamba sahaya dan tawanan. Dan Palestina adalah perwujudan itu semua. Palestina adalah sebaik amalan di hari raya Kurban.
Oleh: K.H. Miftah F. Rakhmat
(Ketua Dewan Syura IJABI) Malam ini, 21 bulan Ramadhan, kekasih Allah kekasih Rasulullah Saw itu berpulang. Dua hari lamanya ia menahan sakit. Racun belati yang memukulnya di waktu ruku’ telah menjalar ke seluruh tubuhya. Sebagian kulitnya berubah hijau. Racun itu begitu cepat. Belum lagi luka karena hantaman belati tajam itu yang mengiris kepalanya. Zikir tak pernah lekang dari lisannya. Wasiat shalat dan Al-Qur’an tak henti disampaikannya. Ia pandang orang-orang terkasih di sekitarnya. Begitu saat itu tiba, kenangan akan Baginda Rasulullah Saw, kerinduan akan kekasih hatinya Sayyidah Fathimah Azzahra terbentang di hadapan. Lalu terdengar ucapan penuh keridhoan: Fuztu wa Rabbil Ka’bah.
Oleh: Dr. Tamim Al Barghouti *
(Diterjemahkan oleh: R Ng. Aris Syari'ati, S.Ag) Di Yerusalem, tiap pemuda sebayamu, bak Kijang Menjangan dari kejauhan.
KH. Miftah F. Rakhmat
( Ketua Dewan Syuro IJABI ) Adalah Allamah Bahjah, guru ruhani itu. Ia kisahkan pengalaman hidupnya saat berada di Najaf Asyraf, pusara Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib as. Katanya, dua sungai Furat dan Dajlah bertemu di sebuah desa kecil bernama Mushib. Di pertemuan dua sungai itu tinggal seorang yang tidak mencintai Ali bin Abi Thalib. Ia bertetangga dengan seorang pecinta Ali. Pecinta ini, pengikut yang setia. Ia sering berziarah ke pusara Mawla. Setiap kali ia berziarah, tetangga yang satu selalu mengolok-oloknya, mempermalukan kepergiannya. Sekali waktu, ia bahkan mengatakan sesuatu yang buruk tentang khalifah Rasulullah Saw itu. Kata pedas, kata yang tak pantas. Rektor UIN Sunan Ampel Ahmad Muzakki menjelaskan Surabaya Charter bertujuan menjawab tiga hal. Pertama, bagaimana agama di dunia yang berubah dengan cepat ini dapat berkontribusi untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan? Kedua, bagaimana fikih bisa menjadi landasan bagi peradaban manusia yang menempatkan manusia sejajar satu sama lain? Ketiga, bagaimana fikih harus menjadi sumber hubungan dan koeksistensi antaragama yang toleran dan damai? Apa yang membedakan syarah karya KH Miftah F. Rakhmat ini dengan sejumlah syarah para ulama yang terbit sebelumnya? Adakah ia memiliki daya tarik tersendiri? Keistimewaannya adalah Kyai Miftah membahas 40 hadis rujukan Sunni itu dengan menggunakan perspektif hadis-hadis dari khazanah mazhab Ahlul Bait as. Pisau analisis yang memperkaya perspektif kita. Menarik bukan? Setelah menyandingkan hadis-hadis dari khazanah dua mazhab besar dalam Islam ini, adakah hasilnya bertentangan atau justru saling mengukuhkan?
KH. Miftah Fauzi Rakhmat
( Ketua Dewan Syuro IJABI ) Di dalam al-Qur’an, Allah Swt memanggil kita dengan seruan, “Wahai orang yang beriman, wahai sekalian manusia…” Tetapi ketika menyampaikan rahmatNya yang meliputi segala sesuatu, Allah Swt menyeru kita dengan panggilan “Qul yaa ‘ibaadiyalladzina asrafuu ‘alaa anfusihim laa taqnathu min rahmatillah… (QS. Az-Zumar [39]: 43) Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas atas diri mereka sendiri…janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Jami’an. Kata seluruhnya menjadi penegasan tak ada batas pada rahmat Allah Swt itu. Lalu kita akan membatasi kasih kita, sayang kita, pemaafan kita pada sesama?
Miftah F. Rakhmat
Ketua Dewan Syura IJABI “Pada Hari al-Quds, hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan, turunlah ke jalan, selenggarakan majelis-majelis, ragam acara, di masjid-masjid. Teriakkan seruan di masjid-masjid. Ketika satu miliar umat menyeru, Israel kehilangan kemampuan. Mereka ketakutan dari semua seruan itu.” (Shahifah Imam jilid 12, halaman 80). “Sekiranya semua umat membawa setangkup air dalam tangannya, dan menumpahkannya atas Israel, Israel akan tenggelam.” (Imam Khomeini)
KH. Miftah Fauzi Rakhmat
( Ketua Dewan Syuro IJABI ) Kini, Muhammad bin Abdillah telah menjadi utusan Allah. Ali segera mengimaninya. Ialah muslim pertama. Mu’min setelah Khadijah. Tak sedikitpun keraguan pernah terbersit di hatinya. Lalu datang seluruh peristiwa itu: keimanan orang-orang Islam yang petama diuji. Mereka disiksa, disakiti, dianiaya. Dikucilkan, dihinakan, dihempaskan. Perlindungan Abu Thalib dan harta Sayyidah Khadijah menjadi penopang dakwah Nabi. Sehingga tiba saat ketika seluruh Bani Hasyim dibuang di lembah Yusuf, lembah Abu Thalib, tidak jauh dari rumah Tuhan itu. Lihatlah kawanan Bani Hasyim melangkah menjauhi rumah Tuhan, patuh pada kesepakatan ummah, karena mereka tidak ingin menyerahkan Muhammad Rasulullah. Pantaslah bila Tuhan agungkan mereka di atas umat yang lainnya.
Maka Jangan Sibuk Berdebat Berkepanjangan,
Apalagi Berseteru Soal Mazhab
Haidar Bagir
(Pengajar Tasawuf dan Penggagas Gerakan Islam Cinta) “Yang paling banyak memasukkan orang ke surga, adalah taqwa (kesadaran ketuhanan, yang lagi-lagi bermakna spiritualitas dan kemampuan membawa diri dengan cara yang mendatangkan keridhaan Allah dan menghindari apa-apa yang membuat-Nya tidak ridha) dan amal shalih.” |
TaqribLiteraturRamadhan 1439HSerba-Serbi Ramadhan, catatan ringan Ust Miftah Rakhmat untuk hikmah Ramadhan 1439H
Jangan Nilai Buku dari Sampulnya Zaman Post Truth Doa dan Puasa Islam User-Friendly Sahur dan Imsak Ta'jil Membuang Keakuan Ramadhan di Antara Hisab dan Rukyat Empati Kategori
All
Arsip |