Ketua Dewan Syura IJABI
Di antara dosa yang Allah segerakan akibatnya di dunia adalah dosa tak menghormati yang seharusnya dihormati, tak memuliakan yang semestinya kita muliakan. Inilah bentuk kufur atas nikmat Tuhan. Ya Allah, lindungilah kami dari dosa yang menyebabkan turunnya bencana. Karena kurangnya kami bersyukur atas limpahan nikmatMu. Bila orang tak menghormati kedua orangtuanya, tunggulah murka Tuhan. Bila orang tak memuliakan orang lain yang berbudi baik padanya, takkan lama datang siksa Tuhan. Bila orang tak bisa memperlakukan sesuatu dengan penuh penghormatan, bagaimana akan datang nikmat Tuhan?
Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dunya wad diin.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Asyhadu anlaa ilaaha ilallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa Ali Muhammad. Allahumma rabba syahri Ramadhan, alladzi unzila fihil qur’an, wa rabba lailatil qadr, allati hiya khairun min alfi syahr.
Allahu akbar 7 x, wa lillahil hamd
Hadirin dan hadirat, ‘aidin dan ‘aidat,
Teriring limpahan syukur ke hadirat yang Mahasuci, kita gemakan takbir di tanah lapang ini. Kita sucikan Dia, kita puji Dia. Atas limpahan nikmatNya kita sampai pada hari raya. Meski berat hati berpisah dengan bulan Ramadhan, bahagia juga berjumpa dengan hari perayaan. Meski rindu bertemu dengan waktu sahur yang dirindukan, Idul Fitri kita sambut dengan kesucian. Ya Allah, sampaikan salam dan shalawat pada junjungan alam, Nabi besar Muhammad ﷺ.
Kumandang takbir kita pagi hari ini adalah ungkap syukur ke hadirat Allah Swt. “Wa litukmilul ‘iddata wa litukabbirullaha ‘ala maa hadaakum wa la’allakum tasykurun.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185) Dan agar kalian sempurnakan bilangan dan agungkanlah Allah Swt atas petunjukNya untuk kalian, dan agar kalian bersyukur. Demikian ayat-ayat puasa mengingatkan kita. Ada tiga tujuan yang Allah Ta’ala firmankan dalam kewajiban puasa dan kehadiran bulan suci: La’allahum tattaqun, la’allahum tasykurun dan la’allahum yarsyudun. Agar kamu sekalian bertakwa, agar kamu sekalian bersyukur, dan agar mereka mendapat petunjuk. Takwa, syukur dan beroleh petunjuk adalah tiga hal yang diharapkan diperoleh dari bulan suci.
Dari ketiganya, la’allakum tasykurun yang paling banyak diulang dalam al-Qur’an. Sebanyak 14 kali dalam 14 ayat, Allah Swt mengajarkan hikmah ibadah itu dengan “la’allakum tasykurun.” Agar kalian bersyukur. Dalam kajian ayat-ayat al-Qur’an tentang puasa itu, amalan puasanya ditujukan untuk takwa. Dan kehadiran bulan sucinya ditujukan agar kita bersyukur.
Bersyukur menjadi puncak dari setiap karunia Allah Swt. Teriring salam shalawat tak terputus kita mohonkan agar Allah Swt haturkan kepada Baginda Nabi Besar Rasulullah Muhammad Saw, pada keluarga yang disucikan, pada para sahabat yang dimuliakan. Salam dan shalawat kita adalah juga ungkap syukur kita ke hadirat Allah Swt.
Hadirin dan hadirat, ‘aidin dan ‘aidat,
Pagi ini, di berbagai belahan bumi umat Islam tersungkur dalam syukur dengan mengagungkan asma Allah Swt. Mereka rukuk dan sujud, mereka bersedekah dan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Duhai alangkah gembiranya hati ini, bila termasuk ke dalam mereka yang memperlakukan bulan suciRamadhan dengan penuh penghormatan. Ya Allah, ketika bulan Ramadhan menjelang, kami sambut ia dengan kegembiraan, meski juga tersimpan rasa waswas, kekuatiran menjadi tamu yang tak beradab di hadapan seluruh jamuan Tuhan.
Sungguh Allah Ta’ala telah jadikan bulan Ramadhan bulan keutamaan. Di dalamnya pahala dilipatgandakan, dosa diampuni. Sedekah disuburkan, bacaan Al-Qur’an diperdengarkan. Celakalah orang yang tak merindukan saat-saat seperti ini. Marilah kita tanya diri kita, apakah kita sudah menghormati bulan suci ini? Hari raya ini hanyalah bagi mereka yang memperlakukan bulan Ramadhan dengan penuh penghormatan.
Apakah di bulan ini lisan kita bertasbih memuja Tuhan, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an? Ataukah di bulan ini lidah ini terjerumus dalam dosa dan dusta yang terucapkan? Apakah di bulan ini tangan ini menyantuni yang lemah dan mengangkat yang terpuruk? Ataukah di bulan ini ia kita gunakan untuk perilaku yang terkutuk? Apakah di bulan ini mata kita mengalirkan tangisan suci penuh penyesalan, ataukah ia lebih banyak terpejam pada waktu-waktu sahur yang penuh berkah, dan siang yang penuh dengan kenikmatan?
Di antara dosa yang Allah segerakan akibatnya di dunia adalah dosa tak menghormati yang seharusnya dihormati, tak memuliakan yang semestinya kita muliakan. Inilah bentuk kufur atas nikmat Tuhan. Ya Allah, lindungilah kami dari dosa yang menyebabkan turunnya bencana. Karena kurangnya kami bersyukur atas limpahan nikmatMu. Bila orang tak menghormati kedua orangtuanya, tunggulah murka Tuhan. Bila orang tak memuliakan orang lain yang berbudi baik padanya, takkan lama datang siksa Tuhan. Bila orang tak bisa memperlakukan sesuatu dengan penuh penghormatan, bagaimana akan datang nikmat Tuhan?
Hadirin dan hadirat, ‘aidin dan ‘aidat,
Hari raya kali ini kita syukuri dalam sepenuh kesabaran. Baginda Nabi Saw bersabda: agama itu dua bagian, setengahnya pada sabar, setengahnya lagi pada bersyukur. Dua tahun kita diuji dengan kesabaran dalam pandemi. Dua tahun lebih kita belajar menahan diri. Masa-masa berat bagi setiap di antara kita. Tak ada seorang pun yang tak merasakan kehilangan. Ada orangtua, keluarga, sahabat, kenalan dan tetangga kita. Mereka kembali ke hadirat Allah Swt. Semoga Allah Swt tuliskan bagi mereka pahala mati syahid, sebagaimana hadits: barangsiapa yang meninggal dunia karena wabah, baginya pahala orang yang gugur di jalan Tuhan. Bagi mereka sebaik doa kita.
Kesabaran kita masih juga diuji. Di tengah pandemi, kelangkaan barang terjadi. Ada yang mencari kesempatan di tengah kesempitan sesamanya. Pandemi yang mestinya mengasah empati, justru mengaburkan hati nurani. Alih-alih peduli, sebagian berusaha memperkaya diri.
Perilaku yang tak terpuji seperti ini adalah bagian dari tidak menghormati bulan agung ini. Ya Allah, ampunilah kurangnya perkhidmatan kami, sedikitnya rasa hormat kami, besarnya kemalasan dan maksiat kami. A fa bil mushibati addabtanii Apakah harus dengan musibah Engkau didik kami?
Ampunilah kami yang tak menghormati malam-malam Qadar dan terlelap dalam tidur kami yang panjang. Ampunilah kami yang tak menghormati Al-Qur’an, dan menyimpannya di sudut kecil rumah kami. Ampunilah kami yang tak menghormati RasulMu, dan tak pernah melantunkan shalawat ketika namanya diseru. A fa bil mushibati addabtanii. Apakah harus dengan musibah Engkau didik kami?
Apakah musibah berat harus mendera kami sehingga kami berpaling pada kitabMu? Apakah cobaan harus mengusik kami sehingga kami kembali kepadaMu?
Sayyidina Husain as, cucunda Rasulullah ﷺ pernah berkata, “Sekiranya tidak ada tiga hal, maka manusia takkan menundukkan kepalanya dengan penuh penghormatan: kefakiran, penyakit, dan kematian.”
Hadirin dan hadirat, ‘aidin dan ‘aidat. Yang manakah yang harus Tuhan berikan pada kita agar kita mulai memperlakukan segala sesuatu dengan penuh penghormatan? Kefakiran, penyakit, atau kematian…
Aquulu qauli hadza wa astaghfirullaha lii wa lakum…
Khutbah kedua
Alhamdulillahillladzi afqara wa aghna, alhamdulillahilladzi amaata wa ahya, alhamdulillahilladzi adhaka wa abka, alhamdulillahilladzi ja’ala lana ‘idayn, ‘idal fithri wa adha, wa shallahu ‘ala nabiyyihi nabiyyil Mushtafa wa ‘ala alihi ahli shidqi wal wafaa
Allahu akbar 5 x wa lillahil hamd
Hadirin dan hadirat, ‘aidin dan ‘aidat,
Pagi ini setelah berhari raya, kita kembali ke pangkuan handai taulan. Kita berkumpul bersama keluarga dan kerabat tersayang. Perlakukanlah mereka dengan penuh penghormatan. Ada di antara mereka yang telah kembali ke pangkuan kasih Tuhan. Kita muliakan mereka dengan sepenuh kemuliaan.
Alkisah dahulu Nabi Yusuf as telah diangkat Tuhan menjadi raja. Seorang pembesar Mesir yang penuh wibawa. Ketika kabar tentangnya sampai pada ayahnya, Nabi Ya’qub as, rindu Nabi Ya’qub as ingin berjumpa dengan putra yang dinantikannya. Maka bertolaklah Nabi Yusuf as ke Kana’an, dengan rombongan kerajaan. Tiba di sana, Nabi Ya’qubas berdiri di atas tanah menyambutnya, dan Nabi Yusuf as terlambat turun dari kudanya untuk menghormatinya. Tiba-tiba seberkas cahaya terang terbersit dari sulbi Nabi Yusuf as dan terbang melesat ke arah langit. Nabi Yusufas takjub. Ia bertanya kepada Malaikat Jibril. Malaikat pembawa wahyu ini berkata: Wahai Yusuf, karena engkau tak turun dari kudamu untuk menghormati ayahmu, Tuhan angkat cahaya kenabian dari sulbimu. Setelah ini tak ada lagi nabi dari keturunanmu.”
Ya Allah, Nabi Yusuf as adalah seorang nabi, dan apalah jadinya kami semua ini? Kami kenang hari-hari bersama orangtua kami. Tak terhitung banyaknya kami berlaku aniaya pada kedua orangtua kami. Meninggikan suara di hadapan mereka. Melangkah lebih dahulu dari mereka. Duduk ketika mereka berdiri. Berdiri ketika mereka duduk. Betapa kami tak menghiraukan nasihat mereka. Sungguh alangkah seringnya kami tak menghormati mereka. Mungkinkah karena itu ujian Tuhan seolah tak henti mendera? Sepulang dari tanah lapang ini, bersimpuhlah di hadapan mereka. Peluk mereka dengan dekapan kasih sayang. Ingatlah kesusahan mereka menjaga kita di waktu kecil. Mereka tak pernah lupa menggumamkan nama kita dalam doa. Betapa seringnya kita lewatkan hari tanpa mengingat mereka. Pulanglah dari tanah lapang ini, dan alirkan air mata hangat penuh penyesalan. Mohonkan ridho dan ampunan. Bersyukurlah karena Tuhan masih menganugerahkan kita kesempatan, untuk berkhidmat pada mereka dengan penuh ketulusan. Mohonkan doa agar Tuhan memanjangkan usia kita dan mereka, hingga Bulan Ramadhan yang akan datang.
Bersimpuhlah di hadapan Ibunda seraya mengenang hadis Nabiﷺ:al-jannatu tahta aqdaamil ummahat. Surga itu ada di bawah telapak kaki Ibu. Bertekuklah di hadapan ayahanda dengan mengingat sabda Nabi ﷺ: inna abaaka babun min abwaabil jannah, fahfazh ‘ala dzaalik. Ayahmu adalah salah satu pintu surga bagimu. Jagalah pintu yang sudah kau miliki itu.
Bila kedua orangtua kita telah kembali ke pangkuan kasih sayang Tuhan. Sampaikan salam kerinduan dalam lantunan doa dan peribadatan. Alirkan air mata penyesalan. Mohonkan ampun pada Tuhan karena kurangnya perkhidmatan. Kirimkan juga hadiah dari setiap pahala kebajikan. Karena merekalah nikmat Tuhan dialirkan. Semoga Allahl melapangkan pembaringan mereka, memperluas ampunan atas dosa-dosa mereka, dan memasukkan mereka dalam limpahan rahmat dan kasih sayangNya yang tak bertepi.
Bila kedua orangtua kita telah kembali ke pangkuan kasih sayang Tuhan. Sampaikan salam kerinduan dalam lantunan doa dan peribadatan. Alirkan air mata penyesalan. Mohonkan ampun pada Tuhan karena kurangnya perkhidmatan. Kirimkan juga hadiah dari setiap pahala kebajikan. Karena merekalah nikmat Tuhan dialirkan. Semoga Allahl melapangkan pembaringan mereka, memperluas ampunan atas dosa-dosa mereka, dan memasukkan mereka dalam limpahan rahmat dan kasih sayangNya yang tak bertepi.
Allahumma ya Allah, kami ucapkan salam perpisahan pada Bulan Ramadhan. Jangan jadikan ini Bulan Ramadhan kami yang terakhir. Tetapi sekiranya kehendakMu berlaku lain atas kami, lepaskan kami dari bulan ini dalam keadaan Engkau sayangi, tidak dalam keadaan yang Engkau murkai.
Hadirin dan hadirat, ‘aidin dan ‘aidat,
Marilah kita angkat tangan berdoa, memohon ampunan pada Allah, atas segala cela dan dosa…
Di hadapan kami ada orang dizalimi, kami tidak menolongnya
Datang kepada kami orang meminta bantuan, kami tidak menolongnya
Orang berbuat baik pada kami, kami tidak bersyukur padanya
Orang meminta maaf, kami tidak memaafkannya
Ya Allah, jangan Engkau jadikan itu semua penyebab turunnya bencana
Allahumma Ya Allah, sampaikan salam shalawat kepada Rasulullah ﷺ. Muliakan kedua orangtua kami, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kami di waktu kecil kami. Muliakan guru-guru kami, saudara dan karib kerabat kami.
Ampunilah dosa kami. Di tanah lapang ini ya Allah singgah kafilah pengharap, di serambiMu ini ya Allah berhenti dambaan para pencari karunia. Ya Allah, kami bertaubat kepadaMu pada hari fitri kami, yang Kau jadikan bagi kaum mukminin sebagai hari raya dan bahagia, bagi pengikut agamaMu tempat berkumpul dan bersama.
Ya Allah, kami bertaubat
Dari setiap dosa yang kami lakukan
Dari setiap kesalahan yang kami dahulukan
Atau getaran jahat yang kami sembunyikan
Terimalah taubat kami
Ridoilah kami
Teguhkan kami di dalamnya.
Rabbana zhalamna anfusana fa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin…