Oleh: Haidar Bagir
(Pengajar Tasawuf dan Penggagas Gerakan Islam Cinta)
(Pengajar Tasawuf dan Penggagas Gerakan Islam Cinta)
Salah satu sumber masalah terbesar yang menyebabkan konflik Sunni-Syiah adalah pemahaman monolitik tentang kelompok ini, dari kedua belah pihak. Lebih parahnya, kadang pemahaman yang diambil adalah yang ekstrem tentang keduanya. Tak sedikit kaum Sunni melihat Syiah secara monolitik bukan saja sebagai kelompok Rafidhi—penolak 3 khalifah pertama dari rangkaian Khulafa’ al-Rasyidin— melainkan juga sebagai pencela/pengafir mereka dan banyak sahabat (serta isteri) Nabi. Sementara sebagian Syiah—dari kelompok Rafidhi ini—menganggap bahwa pengikut Sunni adalah pengikut kelompok pembenci keluarga Nabi (nashibi) dan kolaborator Islam Umawi yang menindas mereka. Sudah tentu kedua pemahaman ini salah, karena hanya melihat dari sudut pandang ekstrem. Pada kenyataannya, kelompok Syiah—bahkan yang menolak keabsahan 3 khalifah pertama itu—tidaklah identik dengan penghujat sahabat. Saya berani mengatakan bahwa mayoritas ulama Syiah sekarang tetap menghormati ketiga khalifah pertama itu, setidaknya karena menganggap mereka adalah manusia-manusia terhormat (bagian dari muqaddasat). Mereka malah melarang penghujatan kepada simbolsimbol suci itu.