Kang Jalal dapat digolongkan sebagai da’i dan cendekiawan yang produktif. Dalam perjalanan karirnya ia sudah banyak menghasilkan karya-karya ilmiah, baik yang berupa buku, majalah, buletin, makalah, artikel, kata pengantar beberapa buku yang sudah terbit dan beredar di toko-toko buku. Lebih dari 40 buku telah ditulisnya dan terbit. Adapun buku-buku yang sudah terbit di antaranya:
Psikologi Komunikasi (Rosda, 1985) Inilah buku pertama yang ditulisnya sepulang dari kuliah Magister di IOWA State University. Inilah buku psikologi komunikasi pertama di Indonesia yang sangat berbobot ilmiah namun gaya penuturannya sederhana dan mudah dicerna. Sampai kini buku ini telah dicetak ulang … kali. Buku ini termasuk best seler untuk bidang ilmu komunikasi, dan menjadi rujukan utama di fakultas-fakultas ilmu komunikasi di Indonesia. Dalam buku ini Kang Jalal mengatakan bahwa kualitas hidup kita, hubungan kita dengan sesama manusia, dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang kita lakukan. Kita dapat mempelajarinya dengan berbagai tinjauan tentang komunikasi dan psikologi seperti yang diuraikan. Buku ini sudah mencapai cetakan ke-28 sampai dengan Januari 2012.
Islam Alternatif (Mizan, 1986). Buku ini merupakan kumpulan dari ceramah-ceramah penulis di ITB, yang kemudian diedit dan disarikan kembali oleh Haidar Baqir. Sampai saat ini buku tersebut sudah 8 kali cetak ulang. Buku ini berisi 5 bagian yang masing-masing bagian terdiri dari beberapa pokok bahasan. Bagian pertama, berbicara Islam sebagai rahmat bagi alam. Bagian kedua, Islam pembebas mustadl’afîn. Bagian ketiga, Islam dan pembinaan masyarakat. Bagian keempat Islam dan ilmu pengetahuan, dan bagian kelima, Islam Madzhab Syiah.
Islam Aktual (Mizan, 1991), buku ini merupakan kumpulan dari artikel yang telah dimuat oleh beberapa media massa, mulai dari Tempo, Gala, Kompas, Pikiran Rakyat, Panji Masyarakat, Jawa Pos dan Berita Buana. Menurut pengakuan penulis dalam pengantar buku ini, buku ini memang tidak utuh, karena merupakan percikan-percikan pemikiran penulis yang dimaksudkan untuk konsumsi media massa. Sesuai sifatnya media massa itu informatif. Oleh karenanya, kajiannya tidak tuntas dan mendalam dari setiap topik-topik yang disajikan.
Renungan-Renungan Sufistik (Mizan, 1991). Meskipun menggunakan judul seperti itu, menurut Kang Jalal, pembaca tidak akan memperoleh penjelasan yang mendalam layaknya buku Suhrawardi Awârif Al-Ma`rifah, dan I hyâ’ ‘Ulum al-Dîn, karya sufi besar al-Ghazali. Buku Kang Jalal yang satu ini mengajak kepada pembaca untuk menyesuaikan diri kita dengan perintah Allah (muwâfaqah), bagaimana mencintai rasul dan para imam suci, dan saling menyayangi di antara hamba Allah (munâsabah), bagaimana melawan keinginan hawa nafsu (mukhâlafah), serta bagaimana memerangi setan (mu hârabah).
Retorika Moderen (Rosda, 1992) Buku ini berupaya memberikan petunjuk-petunjuk praktis dalam retorika: Persiapan, penyusunan, dan penyampaian pidato; lengkap dengan bahasan khusus mengenai pidato informatif, persuasif dan rekreatif. Petunjuk-petunjuk itu dilandasi teori-teori ilmiah.Kita ingin memasyarakatkan retorika yang berbobot yang melahirkan tuan dan puan, apa pun pekerjaan Anda. Banyak orang keliru menganalisis seolah-olah kemajuan dunia Barat bertopang primer pada matematika, fisika atau kimia. Namun, bila kita mau dalam lagi menyelam, maka kita akan melihat bahwa, kemampuan luar biasa dunia Barat dalam hal ilmu alam mengandaikan dahulu dan berpijak pada kultur berabad-abad pendidikan bahasa. Yang berakar pada filsafat yunani yang bertumpu pada retorika. Pengertian retorika biasanya kita anggap negatif, seolah-olah retorika hanya seni propaganda saja, dengan kata-kata yang bagus bunyinya tetapi disangsikan kebenaran isinya. Padahal arti asli dari retorika jauh lebih mendalam, yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran. To be victorius lords in the batlle of minds. Maka retorika menjadi mata ajaran poros demi emansipasi manusia menjadi tuan dan puan.
Catatan Kang Jalal (Rosda, 1997). Buku ini merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan Kang Jalal yang telah dimuat di berbagai media massa. Isinya berupa ceramah-ceramah spontan, makalah santai dan serius, obrolan ringan dan berat, yang berlangsung dari 1990-an, kemudian disarikan kembali oleh Miftah Fauzi Rakhmat. Ada beberapa visi yang ingin dilontarkan penulis dalam buku ini. Yakni visi media, visi politik, visi pendidikan, visi tranformasi sosial, visi feminisme dan visi ukhuwah yang perlu dibangun.
Reformasi Sufistik (Pustaka Hidayah, 1998). Seperti buku Jalal yang lain, buku ini pun merupakan respon penulis atas berbagai persoalan yang sedang terjadi di tengah masyarakat, mulai dari politik, kepemimpinan nasional, kekerasan sosial, demokrasi, keadilan, figur pemimpin Nabi, sampai persoalan sufistik. Digunakannya nama reformasi pada judul buku ini tentunya tidak luput dari situasi sosial yang berkembang saat itu, sisi lain mungkin karena pertimbangan bisnis agar lebih aktual dan menarik.
Jalaluddin Rakhmat Menjawab Soal-Soal Islam Kontemporer (Mizan, 1998). Buku ini seperti yang dikatakan oleh sang editor, Hernowo, merupakan kumpulan dari tanya jawab pengajian yang diasuh Kang Jalal mulai dari tahun 1980-an sampai 1998, baik yang berlangsung di Masjid Salman maupun di Masjid Jami Al-Munawarah. Oleh editor buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama, berisi bahasan seputar ibadah mahdah, bagian kedua, membahas masalah mu’amalah, bagian ketiga, membahas ahl al-bait, dan bagian keempat, menyajikan tafsir hadis, dan masalah-masalah kontemporer.
Meraih Cinta Ilahi: Pencerahan Sufistik (Rosda, 2000). Seperti pada buku-buku Kang Jalal sebelumnya, isi pesan dalam buku ini juga hampir sama dengan buku-buku terdahulu. Hanya sedikit saja perbedaannya. Kalau dibandingkan dengan buku Reformasi Sufistik, buku ini lebih banyak mengangkat persoalan sufistik. Lewat buku ini penulis mengajak para pembaca bagaimana berusaha untuk menjadi kekasih Allah, seperti uraian pada Bab I. Caranya melalui ibadah ritual dan ibadah sosial seperti penjelasan dalam Bab II dan III. Penulis juga mengajak kita untuk melihat kembali sejarah masa lalu umat Islam (Bab IV), sedangkan pada Bab V disajikan tafsir surat-surat pendek. Buku ini ditebitkan kembali oleh Iiman tahun 2008.
Tafsir Sufi Al-Fâtihah (Rosda, 1999). Menurut Kang Jalal dalam pengantar buku ini, sampai sekarang tafsir sufi (isyâri) atau disebut juga tafsir simbolis, keberadaannya masih diperdebatkan. Karena seperti ditulis oleh al-Zarqani, tafsir ini adalah ta’wil al-Qur’an tanpa mengambil makna lahirnya untuk menyingkapkan petunjuk tersembunyi yang tampak pada para pelaku suluk dan ahli tasawuf. Namun demikian Jalal nampaknya ingin meyakinkan kepada para pihak yang keberatan dengan tafsir sufi ini, dengan membeberkan apa itu tafsir dan apa itu ta’wil. Secara garis besar buku ini membahas apakah tafsir sufi itu diperlukan atau menyesatkan. Buku ini diterbitkan kembali oleh Mizan tahun 2012.
Rekayasa Sosial: Reformasi Atau Revolusi? (Rosda, 2000). Gelombang Reformasi pasca Orde Baru memunculkan isu-isu utama tentang perubahan sosial. Persoalan buku ini adalah: Apakah perubahan sosial itu sesuatu yang ada dalam jangkauan ikhtiari, atau sesuatu yang determinan? Kalau bersifat ikhtiari, maka setiap waktu perubahan itu bisa dilakukan melalui upaya-upaya yang berjalan secara alamiah atau normal. Tetapi kalau perubahan itu bersifat tergantung, maka harus ada upaya secara radikal yang disusun, guna membedah penyumbatan dalam sistem tatanan sosial yang ada. Inilah yang sering disebut dengan istilah revolusi. Kalau itu yang terjadi, maka biaya (cost) yang akan dibayar terlalu mahal. Menurut Kang Jalal, untuk melakukan perubahan pada masyarakat, maka yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengubah cara berpikir masyarakat, tanpa melalui proses ini maka sulit perubahan akan terjadi.
Rindu Rasul (Rosda, 2002). Melalui buku ini kang Jalal ingin menceriterakan kepada pembaca bagaimana dahulu ia tidak suka shalawat yang macam-macam, membaca barjanji, minta syafaat kepada Nabi. “Paham modernis yang merasuki pikiran serta kepongahan intelektual yang palsu telah menjauhkan saya dari cinta kepada Nabi saw,” demikian pengakuan Kang Jalal dalam pengantar buku ini. Maka lewat buku ini ia ingin menumpahkan kerinduannya kepada Rasul kesayangannya yang untuk sementara waktu kurang diindahkan. Secara khusus buku ini ingin mengajak kepada pembaca untuk lebih dekat, mengenal, memahami dan mencintai Rasulullah manusia pilihan, nabi teladan dan pemberi syafa’at di hari kemudian.
Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih (Muthahhari Press, 2002). Buku ini berisi pesan agar umat Islam tidak terpecah-belah oleh karena perbedaan fikih yang diyakini. Kang Jalal memaparkan berbagai peristiwa yang kurang harmonis sebagai akibat dari perbedaan fikih di antara masyarakat Islam. Bahkan karena pemahaman fikih yang ia yakini banyak masyarakat Muslim yang kesulitan menjalankan agamanya. Seperti seorang mahasiswa yang urung mendapat gelar doktor di salah satu universitas di Jepang, oleh karena ia tidak bisa makan masakan orang kafir. Menurut kang Jalal, kesetiaan yang berlebihan pada fikih akan mengukur kesalehan seseorang dengan ukuran fikih. Baik tidaknya seseorang akan dinilai sejauhmana ia menjalankan fikih yang diyakini. Padahal fikih sendiri sesungguhnya adalah pemahaman para ulama tentang syariah yang kemungkinan kebenarannya juga tidak mutlak. Kang Jalal juga berpendapat bahwa demi persaudaraan, maka seseorang boleh meninggalkan fikih yang diyakini. Buku ini diterbitkan kembali oleh Mizan tahun 2007. Di tahun yang sama, juga diterbitkan oleh pengurus IJABI untuk kalangan sendiri.
Psikologi Agama (Mizan, 2003) Agama adalah kenyataan terdekat dan sekaligus misteri terjauh. Begitu dekat: Ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita sehari-hari–di rumah, kantor, media, pasar, di mana saja. Begitu misterius: Ia menampakkan wajah-wajah yang sering tampak berlawanan–memotivasi kekerasan tanpa belas atau pengabdian tanpa batas; mengilhami pencarian ilmu tertinggi atau menyuburkan takhayul dan superstisi; menciptakan gerakan massa paling kolosal atau menyingkap misteri ruhani paling personal; memekikkan perang paling keji atau menebarkan kedamaian paling hakiki. Buku ini mencoba menyingkap misteri terjauh dan kenyataan terdekat itu dalam proses-proses kejiwaan manusia. Bagaimana kita dapat memahami agama yang begitu kompleks? Agama tentu saja dapat dipelajari dari berbagai pendekatan–Anda boleh memilihnya. Tetapi, dibandingkan dengan pendekatan lain (terutama teologi), pendekatan psikologi adalah yang paling menarik dan manusiawi. Mengapa? Psikologi memperlakukan agama bukan sebagai fenomena langit yang serba sakral dan transenden–biarlah itu menjadi lahan teologi. Ia ingin membaca keberagamaan sebagai fenomena yang sepenuhnya manusiawi. Ia menukik ke dalam proses-proses kejiwaan yang mempengaruhi perilaku kita dalam beragama, membuka “topeng-topeng” kita, dan menjawab pertanyaan “mengapa”. Psikologi, karena itu, memandang agama sebagai perilaku manusiawi yang melibatkan siapa saja dan di mana aja. Dengan studi kepustakaan yang ekstensif dan analisis yang tajam atas berbagai fenomena keagamaan yang berkembang, buku ini mengawali senarai studi Psikologi Agama yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat. Cendekiawan terkemuka ini mengajak pembaca memahami berbagai fenomena keberagamaan itu dengan perspektif yang kaya, ilmiah, dan juga manusiawi. Di tangan sang ahli komunikasi, tema yang kompleks tetapi tak pernah kehilangan relevansi dan pesona ini, dapat dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti, segar, dan cerdas.
Meraih Kebahagiaan (Simbiosa Rekatama Media, 2004), Apakah Anda bahagia? Anda mungkin akan menjawab, tidak selalu, bergantung pada situasi dan kondisi kita. Ketika kita sedang mendapat musibah, bagaimana mungkin kita merasa bahagia? Yang ada adalah derita? Ketika musibah datang, apalagi beruntun, kita menambah penderitaan itu dengan menyalahkan siapa saja yang bisa kita temukan. Kalau tidak bisa, kita menyalahkan diri kita. Kalau tidak beragama, kita menyalahkan Tuhan? Musibah memang dinisbahkan kepada siapa saja, tetapi derita hanya dinisbahkan kepada kita. Keberuntungan datang dari mana saja, tetapi kebahagiaan hanya datang dari kita. Buku karya Jalaluddin Rakhmat ini memberikan penjelasan bahwa bahagia adalah pilihan. Anda mungkin akan bertanya, apakah kita menderita karena pilihan? Apakah kita sengaja memilih menderita? Melalui buku yang ditebitkan Simbiosa Rekatama Media Bandung ini, Jalaluddin Rakhmat ingin membuktikan bahwa baik penderitaan maupun kebahagiaan, kedua-duanya adalah pilihan kita. Melalui kajian agama, filsafat dan ilmu pengetahuan, serta makna yang hakiki tentang kebahagiaan, Anda dapat memilih cara untuk meraih kebahagiaan yang Anda inginkan. Buku ini juga menerangi perjalanan Anda menuju kebahagiaan dengan menunjukkan jebakan-jebakan kebahagiaan: sukses, kekayaan, dan kesenangan. Kapan saja Anda ditimpa penderitaan, teguhkanlah dalam diri Anda untuk memilih dan meraih kebahagiaan.
Belajar Cerdas Berbasiskan Otak (Mizan, 2005). Mungkin selama bertahun-tahun kita belajar tanpa mempedulikan bagaimana organ paling penting untuk belajar–otak–bekerja. Kesulitan, atau bahkan kegagalan, belajar kadang kita coba cari dengan tidak merujuk ke cara bekerjanya otak kita. Buku Belajar Cerdas ingin menawarkan paradigma-baru belajar yang didasarkan pada cara bekerjanya otak. Lewat bahasa yang mengalir dan simpel, Jalaluddin Rakhmat menyajikan hal-hal penting berkaitan dengan otak dalam rangka membuat proses belajar dapat dijadikan secara menyenangkan dan efektif. Buku ini dibuka dengan uraian yang cerdas tentang otak kita yang menakjubkan. Bab berikutnya menjelaskan pentingnya memberikan makanan bergizi kepada otak dan kaitan otak dengan gerakan. Bab terakhir membahas sifat otak kita yang sukatantangan dan bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan otak. Empat bab yang mengisi buku ini akan membuat perubahan-perubahan mendasar terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Belajar berbasiskan otak akan “menghidupkan” sekolah.
Memaknai Kematian (Iiman, 2006) Dalam buku ini Kang Jalal mengajak para pembaca untuk merenungkan dan memahami dan memaknai kematian. Kajian eskatologis tentang kematian, hidup sesudah mati, akhirat, pertemuan dengan Tuhan Allah, dll. Dipaparkanya berdasarkan kajian al-Qur;an dan hadits-hadits. Dengan berusaha memaknai kematian, Kang Jalal sekaligus juga mengajak pembaca untuk memaknai kehidupan. Artinya setelah paham apa arti dan tujuan kehidupan dan kematian, maka kita akan dapat mengarahkan kehidupan kita pada tujuan penciptaan yang sejati. Kematian dalam buku ini dimaknai sebagai sebuah bentuk kasih sayang Tuhan kepada hamba-hamba, Sebagai sebuah cara pembersihan ruhani. Ibarat anak-anak kecil yang kembali pulang ke rumah dalam keadaan kotor di sore hari Sang Ibu perlu memandikannya terlebih dulu, sebelum aktifitas lainnya di rumah itu. Buku ini terbagi dalam dua bagian utama. Bagian Pertama: Menghayati Kematian berbicara tentang Makna dan Misteri Kematian, Kematian dalam Perspektif Sufi. Penjelmaan Amal, Reuni Keluarga di Surga; Bagian kedua membahas Hidup dalam Pengahayatan Kematian: Berjumpa dengan Allah, Menghindari Su’ul Khatimah, Arti penting Ziarah Kubur, Syafaat: Buah Cinta kepada Ahlul Bait, dan Percik-percik Makna Kematian.
Islam dan Pluralisme, Akhlak Al-Quran dalam Menyikapi Perbedaan (Mizan, 2006). Buku ini membahas Apakah hanya Islam agama yang diterima Allah? Dengan kata lain, apakah orang yang beragama selain Islam, seperti Kristen, Hindu, Buddha, akan memperoleh keselamatan di sisi Allah? Apakah nonmuslim juga menerima pahala amal salehnya? Lantas, kenapa Tuhan menciptakan agama yang bermacam-macam? Kenapa Allah tidak menjadikan semua agama itu satu saja? Apa tujuan penciptaan berbagai agama itu? Bagaimana seharusnya kita menyikapi perbedaan ini? Pertanyaan ini meletupkan kontroversi. Buku ini mencoba mencari jawabannya dalam Al-Quran. Lewat analisis bahasa dan telaah yang tajam atas ragam tafsir yang ada, Kang Jalal mendedah makna Islam dan agama (dîn), mengungkap spirit firman-Allah dalam memandang agama-agama lain dan menyikapi perbedaan itu, serta merumuskan bagaimana kita beriman secara autentik di tengah pluralitas kebenaran itu. Dengan gaya-ungkap yang menawan, segar, dan cerdas, cendekiawan muslim yang pakar komunikasi ini juga mengajak kita menelaah berbagai wacana keislaman dan fenomena keberagamaan kontemporer: dari cara mengenal Tuhan hingga menjadi manusia, dari fundamentalisme hingga ateisme, dan dari penegakan syariat hingga transparansi sosial.
Adapun buku Kang Jalal lainnya yang sudah beredar adalah:
Khalifah Ali ibn Abi Thalib (Rosda)
Rintihan Suci Ahli Bait Nabi (Rosda, 1993) yang diterbitkan kembali oleh Mizania 2011,
Fathimah Azzahra, Tafsir bi Al-Ma’sur (Rosda, 1994) yang diterbitkan kembali oleh Mizan tahun 2012 dengan judul Quranic Wisdom
Zainab al-Qubra (Rosda)
Komunikasi Antar Budaya; (Rosda)
Khotbah-khotbah di Amerika (Rosda, 1997)
O’ Muhammadku: Puisi Cinta Untuk Nabi (Muthahhari Press, 2001).
Menyinari Relung-relung Ruhani: Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi (IIMAN dan Penerbit Hikmah, 2002)
Metode Penelitian Komunikasi (Rosda, 2002)
Al-Mustafa, Pengantar Studi Kritik Tarikh Nabi (Muthahhari Press, 2002; Simbiosa Rekatama, 2008)
Madrasah Ruhaniah: Berguru Pada Ilahi Di Bulan Suci (Mizan Pustaka, 2005)
Belajar Hikmah dari Kang Jalal (RegJalal, 2006)
SQ for Kids (Mizan, 2007)
The Road to Allah (Mizan, 2007)
The Road to Muhammad (Mizan, 2009)
Tafsir Kebahagiaan (Serambi, 2010)
Jalan Rahmat - Mengetuk Pintu Tuhan (Quanta, 2011)
Doa Bukan Lampu Aladin - Mengerti Rahasia Zikir dan Akhlak Memohon Kepada Allah (Serambi, 2012)
Sunnah Nabi: Kajian 14 Hadits (Quanta, 2012)
Tulisan Kang Jalal non buku telah dimuat di berbagai media dan jurnal di Indonesia dan dunia. Selain itu, banyak juga karya-karya Kang Jalal yang dikompilasikan dengan para penulis lain dan telah diterbitkan.
Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah (Jakarta: Paramadina, 1994)
Ijtihad Dalam Sorotan (Mizan, 1994)
Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam (Jakarta: Paramadina, 1996)
Mencari Pemimpin Umat - Polemik tentang Kepemimpinan Islam di Tengah Pluralitas Masyarakat (Mizan 1999)
Kuliah-Kuliah Tasawuf (Pustaka Hidayah, 2000)
Dikumpulkan oleh Mustamin al-Mandary, F. Ahmad Gaus dan Ahmad Y. Samantho.
Update terakhir: 26 Agustus 2014
Psikologi Komunikasi (Rosda, 1985) Inilah buku pertama yang ditulisnya sepulang dari kuliah Magister di IOWA State University. Inilah buku psikologi komunikasi pertama di Indonesia yang sangat berbobot ilmiah namun gaya penuturannya sederhana dan mudah dicerna. Sampai kini buku ini telah dicetak ulang … kali. Buku ini termasuk best seler untuk bidang ilmu komunikasi, dan menjadi rujukan utama di fakultas-fakultas ilmu komunikasi di Indonesia. Dalam buku ini Kang Jalal mengatakan bahwa kualitas hidup kita, hubungan kita dengan sesama manusia, dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang kita lakukan. Kita dapat mempelajarinya dengan berbagai tinjauan tentang komunikasi dan psikologi seperti yang diuraikan. Buku ini sudah mencapai cetakan ke-28 sampai dengan Januari 2012.
Islam Alternatif (Mizan, 1986). Buku ini merupakan kumpulan dari ceramah-ceramah penulis di ITB, yang kemudian diedit dan disarikan kembali oleh Haidar Baqir. Sampai saat ini buku tersebut sudah 8 kali cetak ulang. Buku ini berisi 5 bagian yang masing-masing bagian terdiri dari beberapa pokok bahasan. Bagian pertama, berbicara Islam sebagai rahmat bagi alam. Bagian kedua, Islam pembebas mustadl’afîn. Bagian ketiga, Islam dan pembinaan masyarakat. Bagian keempat Islam dan ilmu pengetahuan, dan bagian kelima, Islam Madzhab Syiah.
Islam Aktual (Mizan, 1991), buku ini merupakan kumpulan dari artikel yang telah dimuat oleh beberapa media massa, mulai dari Tempo, Gala, Kompas, Pikiran Rakyat, Panji Masyarakat, Jawa Pos dan Berita Buana. Menurut pengakuan penulis dalam pengantar buku ini, buku ini memang tidak utuh, karena merupakan percikan-percikan pemikiran penulis yang dimaksudkan untuk konsumsi media massa. Sesuai sifatnya media massa itu informatif. Oleh karenanya, kajiannya tidak tuntas dan mendalam dari setiap topik-topik yang disajikan.
Renungan-Renungan Sufistik (Mizan, 1991). Meskipun menggunakan judul seperti itu, menurut Kang Jalal, pembaca tidak akan memperoleh penjelasan yang mendalam layaknya buku Suhrawardi Awârif Al-Ma`rifah, dan I hyâ’ ‘Ulum al-Dîn, karya sufi besar al-Ghazali. Buku Kang Jalal yang satu ini mengajak kepada pembaca untuk menyesuaikan diri kita dengan perintah Allah (muwâfaqah), bagaimana mencintai rasul dan para imam suci, dan saling menyayangi di antara hamba Allah (munâsabah), bagaimana melawan keinginan hawa nafsu (mukhâlafah), serta bagaimana memerangi setan (mu hârabah).
Retorika Moderen (Rosda, 1992) Buku ini berupaya memberikan petunjuk-petunjuk praktis dalam retorika: Persiapan, penyusunan, dan penyampaian pidato; lengkap dengan bahasan khusus mengenai pidato informatif, persuasif dan rekreatif. Petunjuk-petunjuk itu dilandasi teori-teori ilmiah.Kita ingin memasyarakatkan retorika yang berbobot yang melahirkan tuan dan puan, apa pun pekerjaan Anda. Banyak orang keliru menganalisis seolah-olah kemajuan dunia Barat bertopang primer pada matematika, fisika atau kimia. Namun, bila kita mau dalam lagi menyelam, maka kita akan melihat bahwa, kemampuan luar biasa dunia Barat dalam hal ilmu alam mengandaikan dahulu dan berpijak pada kultur berabad-abad pendidikan bahasa. Yang berakar pada filsafat yunani yang bertumpu pada retorika. Pengertian retorika biasanya kita anggap negatif, seolah-olah retorika hanya seni propaganda saja, dengan kata-kata yang bagus bunyinya tetapi disangsikan kebenaran isinya. Padahal arti asli dari retorika jauh lebih mendalam, yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran. To be victorius lords in the batlle of minds. Maka retorika menjadi mata ajaran poros demi emansipasi manusia menjadi tuan dan puan.
Catatan Kang Jalal (Rosda, 1997). Buku ini merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan Kang Jalal yang telah dimuat di berbagai media massa. Isinya berupa ceramah-ceramah spontan, makalah santai dan serius, obrolan ringan dan berat, yang berlangsung dari 1990-an, kemudian disarikan kembali oleh Miftah Fauzi Rakhmat. Ada beberapa visi yang ingin dilontarkan penulis dalam buku ini. Yakni visi media, visi politik, visi pendidikan, visi tranformasi sosial, visi feminisme dan visi ukhuwah yang perlu dibangun.
Reformasi Sufistik (Pustaka Hidayah, 1998). Seperti buku Jalal yang lain, buku ini pun merupakan respon penulis atas berbagai persoalan yang sedang terjadi di tengah masyarakat, mulai dari politik, kepemimpinan nasional, kekerasan sosial, demokrasi, keadilan, figur pemimpin Nabi, sampai persoalan sufistik. Digunakannya nama reformasi pada judul buku ini tentunya tidak luput dari situasi sosial yang berkembang saat itu, sisi lain mungkin karena pertimbangan bisnis agar lebih aktual dan menarik.
Jalaluddin Rakhmat Menjawab Soal-Soal Islam Kontemporer (Mizan, 1998). Buku ini seperti yang dikatakan oleh sang editor, Hernowo, merupakan kumpulan dari tanya jawab pengajian yang diasuh Kang Jalal mulai dari tahun 1980-an sampai 1998, baik yang berlangsung di Masjid Salman maupun di Masjid Jami Al-Munawarah. Oleh editor buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama, berisi bahasan seputar ibadah mahdah, bagian kedua, membahas masalah mu’amalah, bagian ketiga, membahas ahl al-bait, dan bagian keempat, menyajikan tafsir hadis, dan masalah-masalah kontemporer.
Meraih Cinta Ilahi: Pencerahan Sufistik (Rosda, 2000). Seperti pada buku-buku Kang Jalal sebelumnya, isi pesan dalam buku ini juga hampir sama dengan buku-buku terdahulu. Hanya sedikit saja perbedaannya. Kalau dibandingkan dengan buku Reformasi Sufistik, buku ini lebih banyak mengangkat persoalan sufistik. Lewat buku ini penulis mengajak para pembaca bagaimana berusaha untuk menjadi kekasih Allah, seperti uraian pada Bab I. Caranya melalui ibadah ritual dan ibadah sosial seperti penjelasan dalam Bab II dan III. Penulis juga mengajak kita untuk melihat kembali sejarah masa lalu umat Islam (Bab IV), sedangkan pada Bab V disajikan tafsir surat-surat pendek. Buku ini ditebitkan kembali oleh Iiman tahun 2008.
Tafsir Sufi Al-Fâtihah (Rosda, 1999). Menurut Kang Jalal dalam pengantar buku ini, sampai sekarang tafsir sufi (isyâri) atau disebut juga tafsir simbolis, keberadaannya masih diperdebatkan. Karena seperti ditulis oleh al-Zarqani, tafsir ini adalah ta’wil al-Qur’an tanpa mengambil makna lahirnya untuk menyingkapkan petunjuk tersembunyi yang tampak pada para pelaku suluk dan ahli tasawuf. Namun demikian Jalal nampaknya ingin meyakinkan kepada para pihak yang keberatan dengan tafsir sufi ini, dengan membeberkan apa itu tafsir dan apa itu ta’wil. Secara garis besar buku ini membahas apakah tafsir sufi itu diperlukan atau menyesatkan. Buku ini diterbitkan kembali oleh Mizan tahun 2012.
Rekayasa Sosial: Reformasi Atau Revolusi? (Rosda, 2000). Gelombang Reformasi pasca Orde Baru memunculkan isu-isu utama tentang perubahan sosial. Persoalan buku ini adalah: Apakah perubahan sosial itu sesuatu yang ada dalam jangkauan ikhtiari, atau sesuatu yang determinan? Kalau bersifat ikhtiari, maka setiap waktu perubahan itu bisa dilakukan melalui upaya-upaya yang berjalan secara alamiah atau normal. Tetapi kalau perubahan itu bersifat tergantung, maka harus ada upaya secara radikal yang disusun, guna membedah penyumbatan dalam sistem tatanan sosial yang ada. Inilah yang sering disebut dengan istilah revolusi. Kalau itu yang terjadi, maka biaya (cost) yang akan dibayar terlalu mahal. Menurut Kang Jalal, untuk melakukan perubahan pada masyarakat, maka yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengubah cara berpikir masyarakat, tanpa melalui proses ini maka sulit perubahan akan terjadi.
Rindu Rasul (Rosda, 2002). Melalui buku ini kang Jalal ingin menceriterakan kepada pembaca bagaimana dahulu ia tidak suka shalawat yang macam-macam, membaca barjanji, minta syafaat kepada Nabi. “Paham modernis yang merasuki pikiran serta kepongahan intelektual yang palsu telah menjauhkan saya dari cinta kepada Nabi saw,” demikian pengakuan Kang Jalal dalam pengantar buku ini. Maka lewat buku ini ia ingin menumpahkan kerinduannya kepada Rasul kesayangannya yang untuk sementara waktu kurang diindahkan. Secara khusus buku ini ingin mengajak kepada pembaca untuk lebih dekat, mengenal, memahami dan mencintai Rasulullah manusia pilihan, nabi teladan dan pemberi syafa’at di hari kemudian.
Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih (Muthahhari Press, 2002). Buku ini berisi pesan agar umat Islam tidak terpecah-belah oleh karena perbedaan fikih yang diyakini. Kang Jalal memaparkan berbagai peristiwa yang kurang harmonis sebagai akibat dari perbedaan fikih di antara masyarakat Islam. Bahkan karena pemahaman fikih yang ia yakini banyak masyarakat Muslim yang kesulitan menjalankan agamanya. Seperti seorang mahasiswa yang urung mendapat gelar doktor di salah satu universitas di Jepang, oleh karena ia tidak bisa makan masakan orang kafir. Menurut kang Jalal, kesetiaan yang berlebihan pada fikih akan mengukur kesalehan seseorang dengan ukuran fikih. Baik tidaknya seseorang akan dinilai sejauhmana ia menjalankan fikih yang diyakini. Padahal fikih sendiri sesungguhnya adalah pemahaman para ulama tentang syariah yang kemungkinan kebenarannya juga tidak mutlak. Kang Jalal juga berpendapat bahwa demi persaudaraan, maka seseorang boleh meninggalkan fikih yang diyakini. Buku ini diterbitkan kembali oleh Mizan tahun 2007. Di tahun yang sama, juga diterbitkan oleh pengurus IJABI untuk kalangan sendiri.
Psikologi Agama (Mizan, 2003) Agama adalah kenyataan terdekat dan sekaligus misteri terjauh. Begitu dekat: Ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita sehari-hari–di rumah, kantor, media, pasar, di mana saja. Begitu misterius: Ia menampakkan wajah-wajah yang sering tampak berlawanan–memotivasi kekerasan tanpa belas atau pengabdian tanpa batas; mengilhami pencarian ilmu tertinggi atau menyuburkan takhayul dan superstisi; menciptakan gerakan massa paling kolosal atau menyingkap misteri ruhani paling personal; memekikkan perang paling keji atau menebarkan kedamaian paling hakiki. Buku ini mencoba menyingkap misteri terjauh dan kenyataan terdekat itu dalam proses-proses kejiwaan manusia. Bagaimana kita dapat memahami agama yang begitu kompleks? Agama tentu saja dapat dipelajari dari berbagai pendekatan–Anda boleh memilihnya. Tetapi, dibandingkan dengan pendekatan lain (terutama teologi), pendekatan psikologi adalah yang paling menarik dan manusiawi. Mengapa? Psikologi memperlakukan agama bukan sebagai fenomena langit yang serba sakral dan transenden–biarlah itu menjadi lahan teologi. Ia ingin membaca keberagamaan sebagai fenomena yang sepenuhnya manusiawi. Ia menukik ke dalam proses-proses kejiwaan yang mempengaruhi perilaku kita dalam beragama, membuka “topeng-topeng” kita, dan menjawab pertanyaan “mengapa”. Psikologi, karena itu, memandang agama sebagai perilaku manusiawi yang melibatkan siapa saja dan di mana aja. Dengan studi kepustakaan yang ekstensif dan analisis yang tajam atas berbagai fenomena keagamaan yang berkembang, buku ini mengawali senarai studi Psikologi Agama yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat. Cendekiawan terkemuka ini mengajak pembaca memahami berbagai fenomena keberagamaan itu dengan perspektif yang kaya, ilmiah, dan juga manusiawi. Di tangan sang ahli komunikasi, tema yang kompleks tetapi tak pernah kehilangan relevansi dan pesona ini, dapat dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti, segar, dan cerdas.
Meraih Kebahagiaan (Simbiosa Rekatama Media, 2004), Apakah Anda bahagia? Anda mungkin akan menjawab, tidak selalu, bergantung pada situasi dan kondisi kita. Ketika kita sedang mendapat musibah, bagaimana mungkin kita merasa bahagia? Yang ada adalah derita? Ketika musibah datang, apalagi beruntun, kita menambah penderitaan itu dengan menyalahkan siapa saja yang bisa kita temukan. Kalau tidak bisa, kita menyalahkan diri kita. Kalau tidak beragama, kita menyalahkan Tuhan? Musibah memang dinisbahkan kepada siapa saja, tetapi derita hanya dinisbahkan kepada kita. Keberuntungan datang dari mana saja, tetapi kebahagiaan hanya datang dari kita. Buku karya Jalaluddin Rakhmat ini memberikan penjelasan bahwa bahagia adalah pilihan. Anda mungkin akan bertanya, apakah kita menderita karena pilihan? Apakah kita sengaja memilih menderita? Melalui buku yang ditebitkan Simbiosa Rekatama Media Bandung ini, Jalaluddin Rakhmat ingin membuktikan bahwa baik penderitaan maupun kebahagiaan, kedua-duanya adalah pilihan kita. Melalui kajian agama, filsafat dan ilmu pengetahuan, serta makna yang hakiki tentang kebahagiaan, Anda dapat memilih cara untuk meraih kebahagiaan yang Anda inginkan. Buku ini juga menerangi perjalanan Anda menuju kebahagiaan dengan menunjukkan jebakan-jebakan kebahagiaan: sukses, kekayaan, dan kesenangan. Kapan saja Anda ditimpa penderitaan, teguhkanlah dalam diri Anda untuk memilih dan meraih kebahagiaan.
Belajar Cerdas Berbasiskan Otak (Mizan, 2005). Mungkin selama bertahun-tahun kita belajar tanpa mempedulikan bagaimana organ paling penting untuk belajar–otak–bekerja. Kesulitan, atau bahkan kegagalan, belajar kadang kita coba cari dengan tidak merujuk ke cara bekerjanya otak kita. Buku Belajar Cerdas ingin menawarkan paradigma-baru belajar yang didasarkan pada cara bekerjanya otak. Lewat bahasa yang mengalir dan simpel, Jalaluddin Rakhmat menyajikan hal-hal penting berkaitan dengan otak dalam rangka membuat proses belajar dapat dijadikan secara menyenangkan dan efektif. Buku ini dibuka dengan uraian yang cerdas tentang otak kita yang menakjubkan. Bab berikutnya menjelaskan pentingnya memberikan makanan bergizi kepada otak dan kaitan otak dengan gerakan. Bab terakhir membahas sifat otak kita yang sukatantangan dan bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan otak. Empat bab yang mengisi buku ini akan membuat perubahan-perubahan mendasar terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Belajar berbasiskan otak akan “menghidupkan” sekolah.
Memaknai Kematian (Iiman, 2006) Dalam buku ini Kang Jalal mengajak para pembaca untuk merenungkan dan memahami dan memaknai kematian. Kajian eskatologis tentang kematian, hidup sesudah mati, akhirat, pertemuan dengan Tuhan Allah, dll. Dipaparkanya berdasarkan kajian al-Qur;an dan hadits-hadits. Dengan berusaha memaknai kematian, Kang Jalal sekaligus juga mengajak pembaca untuk memaknai kehidupan. Artinya setelah paham apa arti dan tujuan kehidupan dan kematian, maka kita akan dapat mengarahkan kehidupan kita pada tujuan penciptaan yang sejati. Kematian dalam buku ini dimaknai sebagai sebuah bentuk kasih sayang Tuhan kepada hamba-hamba, Sebagai sebuah cara pembersihan ruhani. Ibarat anak-anak kecil yang kembali pulang ke rumah dalam keadaan kotor di sore hari Sang Ibu perlu memandikannya terlebih dulu, sebelum aktifitas lainnya di rumah itu. Buku ini terbagi dalam dua bagian utama. Bagian Pertama: Menghayati Kematian berbicara tentang Makna dan Misteri Kematian, Kematian dalam Perspektif Sufi. Penjelmaan Amal, Reuni Keluarga di Surga; Bagian kedua membahas Hidup dalam Pengahayatan Kematian: Berjumpa dengan Allah, Menghindari Su’ul Khatimah, Arti penting Ziarah Kubur, Syafaat: Buah Cinta kepada Ahlul Bait, dan Percik-percik Makna Kematian.
Islam dan Pluralisme, Akhlak Al-Quran dalam Menyikapi Perbedaan (Mizan, 2006). Buku ini membahas Apakah hanya Islam agama yang diterima Allah? Dengan kata lain, apakah orang yang beragama selain Islam, seperti Kristen, Hindu, Buddha, akan memperoleh keselamatan di sisi Allah? Apakah nonmuslim juga menerima pahala amal salehnya? Lantas, kenapa Tuhan menciptakan agama yang bermacam-macam? Kenapa Allah tidak menjadikan semua agama itu satu saja? Apa tujuan penciptaan berbagai agama itu? Bagaimana seharusnya kita menyikapi perbedaan ini? Pertanyaan ini meletupkan kontroversi. Buku ini mencoba mencari jawabannya dalam Al-Quran. Lewat analisis bahasa dan telaah yang tajam atas ragam tafsir yang ada, Kang Jalal mendedah makna Islam dan agama (dîn), mengungkap spirit firman-Allah dalam memandang agama-agama lain dan menyikapi perbedaan itu, serta merumuskan bagaimana kita beriman secara autentik di tengah pluralitas kebenaran itu. Dengan gaya-ungkap yang menawan, segar, dan cerdas, cendekiawan muslim yang pakar komunikasi ini juga mengajak kita menelaah berbagai wacana keislaman dan fenomena keberagamaan kontemporer: dari cara mengenal Tuhan hingga menjadi manusia, dari fundamentalisme hingga ateisme, dan dari penegakan syariat hingga transparansi sosial.
Adapun buku Kang Jalal lainnya yang sudah beredar adalah:
Khalifah Ali ibn Abi Thalib (Rosda)
Rintihan Suci Ahli Bait Nabi (Rosda, 1993) yang diterbitkan kembali oleh Mizania 2011,
Fathimah Azzahra, Tafsir bi Al-Ma’sur (Rosda, 1994) yang diterbitkan kembali oleh Mizan tahun 2012 dengan judul Quranic Wisdom
Zainab al-Qubra (Rosda)
Komunikasi Antar Budaya; (Rosda)
Khotbah-khotbah di Amerika (Rosda, 1997)
O’ Muhammadku: Puisi Cinta Untuk Nabi (Muthahhari Press, 2001).
Menyinari Relung-relung Ruhani: Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi (IIMAN dan Penerbit Hikmah, 2002)
Metode Penelitian Komunikasi (Rosda, 2002)
Al-Mustafa, Pengantar Studi Kritik Tarikh Nabi (Muthahhari Press, 2002; Simbiosa Rekatama, 2008)
Madrasah Ruhaniah: Berguru Pada Ilahi Di Bulan Suci (Mizan Pustaka, 2005)
Belajar Hikmah dari Kang Jalal (RegJalal, 2006)
SQ for Kids (Mizan, 2007)
The Road to Allah (Mizan, 2007)
The Road to Muhammad (Mizan, 2009)
Tafsir Kebahagiaan (Serambi, 2010)
Jalan Rahmat - Mengetuk Pintu Tuhan (Quanta, 2011)
Doa Bukan Lampu Aladin - Mengerti Rahasia Zikir dan Akhlak Memohon Kepada Allah (Serambi, 2012)
Sunnah Nabi: Kajian 14 Hadits (Quanta, 2012)
Tulisan Kang Jalal non buku telah dimuat di berbagai media dan jurnal di Indonesia dan dunia. Selain itu, banyak juga karya-karya Kang Jalal yang dikompilasikan dengan para penulis lain dan telah diterbitkan.
Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah (Jakarta: Paramadina, 1994)
Ijtihad Dalam Sorotan (Mizan, 1994)
Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam (Jakarta: Paramadina, 1996)
Mencari Pemimpin Umat - Polemik tentang Kepemimpinan Islam di Tengah Pluralitas Masyarakat (Mizan 1999)
Kuliah-Kuliah Tasawuf (Pustaka Hidayah, 2000)
Dikumpulkan oleh Mustamin al-Mandary, F. Ahmad Gaus dan Ahmad Y. Samantho.
Update terakhir: 26 Agustus 2014