Dalam kesempatan yang sama Ketua Karang Taruna Kota Sukabumi, Raden Koesoemo Hutaripto berharap anak-anak yatim yang mendapatkan santunan ini dapat terbantu. "Saya berterimakasih pada PD IJABI Sukabumi yang telah bekerjasama menyalurkan santunan dan sampai saat ini terus peduli terhadap anak yatim piatu di lingkungan sekitar.”, kata Raden.
Kegiatan ini bukan sekadar membagikan sembako, tetapi juga memberikan pesan kasih sayang dan persaudaraan kepada sesama manusia. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan kebaikan dan kepedulian terhadap orang lain. Semoga kegiatan semacam ini akan terus menjadi tradisi dalam merayakan Maulid, mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Arbaian Walk to Mazar—begitu kami menyebut—ini diikuti oleh beberapa Pengurus Daerah dan jamaahnya yang mencoba berangkat dengan berjalan kaki semampunya dari tempatnya masing-masing, atau bergabung dengan jamaah Kota Bandung yang berangkat berjalan kaki dari AULA KH DR. Jalalauddin Rakhmat, yang berjarak kurang lebih 25 km ke Mazar, Sangiang Kabupaten Bandung. Ada 50-an jamaah yang berjalan kaki dari titik ini adalah, diantaranya jamaah Kota Bandung, jamaad dari PD Ijabi Cirebon dan Jamaah dari Al Mukaramah. Sementara yang berangkat dari daerahnya adalah Ijabiun dari Sumedang dan dari Garut. Sementara Pengurus Daerah Ijabi Sukabumi menggabungkan ruh ziarah arbain ini dengan melakukan kegiatan yang sama dari tempatnya sendiri. Di mazar sendiri, tercatat tidak kurang dari 300 jamaah telah berkumpul untuk melakukan berbagai kegiatan arbain ini. Setiap orang berlomba-lomba melakukan perkhidmatan, sekecil apapun berusaha memberikan persembahan. Ada yang memberikan makanan, minuman, pijatan, tenda-tenda dan tempat tinggal. Semuanya gratis hanya berharap cinta dan keberkahan. Disini setiap orang melepaskan keinginan, meruntuhkan keegoan, dan menafikan keterikatan materialistik. Disini perjalanan spiritual dijalankan. Haihat minnadz dzillah..pantang bagi kita kehinaan, haihat minnadz dzillah..pantang bagi kita kehinaan, pantang bagi kita jika setelah peringatan syahidnya Aba Abdillah as, kita tidak mengambil teladan dari kafilah Asyura, pantang bagi kita jika setelah kembali dari peringatan Asyura kita tidak memberikan bakti sebaik-baiknya bagi negeri ini.(K.H Miftah Fauzi Rakhmat). Adakah penolong yang mau menolongku..... "Dahulukan akhlak di atas fikih tidak berarti meninggalkan fikih. Namun, dalam kondisi tertentu, kita harus memiliki skala prioritas di mana pertimbangan terhadap akhlak menjadi yang utama. Ini berkaitan erat dengan prinsip 'adab ini berada di atas ilmu'. Adab sangat terkait dengan akhlak. Selain itu, kita juga harus menghormati kemanusiaan. Saya percaya bahwa ini menjadi perhatian kita semua, bahkan Gus Dur pernah mengatakan bahwa kemanusiaan jauh lebih penting daripada keyakinan atau agama. Sebagai kaum muslimin, kita harus menghormati setiap manusia,"
Harapan Halal bi Halal PW Ijabi Jabar
PW. IJABI Jabar merancang acara "mudik" yang unik sebagai inspirasi dari tradisi mudik lebaran di kampung halaman dan halal bi halal. Kami memberikan makna yang berbeda pada kata "unik" di sini. Biasanya, halal bi halal komunitas dilakukan di tempat tertentu dengan fokus pada panggung. Namun, PW. IJABI Jawa Barat telah merancang halal bi halal yang berbeda tahun ini. Zero to Waste atau nol sampah adalah gerakan yang bertujuan untuk mengurangi, mendaur ulang, dan menghindari produksi limbah. Konsep ini mendorong individu dan masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
IJABI Kota Bandung
Hadir dalam pertemuan ini, para tokoh dari agama Kristen Ortodoks, Katolik, Protestan, Hindu, Muslim Sunni & Syiah, penganut kepercayaan Baha'i, Sunda Wiwitan dan lain-lain. Hadir juga tamu, Pendeta dari Swiss yang sengaja datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian tentang Idul Fitri. |
TentangHalaman ini adalah tulisan Ijabiyyun, tentang pengalaman dan kisah hidup mereka. Semoga memberi makna dan hikmah.... |