Zuhairi Misrawi
Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU)
Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU)
Zuhairi Misrawi, cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) dan analis pemikiran dan politik Timur-Tengah tengah melakukan perjalanan ziarah ke Irak. Bersama jamaah Arbain Walk IJABI, Gus Mis –sapaan akrab Zuhairi- akan bergabung bersama jutaan peziarah dari berbagai negara menuju Karbala dalam prosesi Ziarah Arbain mengenang 40 hari syahadah Imam Husain, cucu Rasulullah Muhammad saw. Sebagai penulis produktif, tak lupa Gus Mis menuliskan catatan perjalanannya.
Malam sudah semakin larut, tapi para peziarah belum juga menyusut. Setiap saat berdatangan, khususnya dari Iran, Pakistan, China, dan orang-orang sendiri. Inilah pesona kota Samarra. Di kota ada makam 2 Imam Ahlul Bait, Imam Hadi dan Imam Hasal al-Askari, dan petilasan Imam Zaman. Di pintu masjid tertulis: bab al-ghaybah.
Pada tahun 2013 lalu, kubah emas yang menandai makam kedua Imam tersebut dibom oleh ISIS. Dan dalam beberapa tahun dikuasai oleh ISIS. Kita tahu, bahwa ISIS sangat menentang Ahlul Bait dan simbol-simbolnya. Selain alasan teologis, ISIS tidak suka jika Ahlul Bait terus berperan dan menguasai Timur-Tengah, khususnya Irak dan Suriah.
Memang, saya merasakan ketapa kecintaan umat Islam terhadap Ahlul Bait sangat luar biasa, yang ditandai dengan gelombang ziarah yang tidak pernah sepi di pusat-pusat makam Ahlul Bait, seperti di Iran dan Irak.
Pada tahun 2013 lalu, kubah emas yang menandai makam kedua Imam tersebut dibom oleh ISIS. Dan dalam beberapa tahun dikuasai oleh ISIS. Kita tahu, bahwa ISIS sangat menentang Ahlul Bait dan simbol-simbolnya. Selain alasan teologis, ISIS tidak suka jika Ahlul Bait terus berperan dan menguasai Timur-Tengah, khususnya Irak dan Suriah.
Memang, saya merasakan ketapa kecintaan umat Islam terhadap Ahlul Bait sangat luar biasa, yang ditandai dengan gelombang ziarah yang tidak pernah sepi di pusat-pusat makam Ahlul Bait, seperti di Iran dan Irak.
Dalam ziarah selalu lahir makna cinta pada sesama, sebagaimana selalu diajarkan Rasulullah SAW dan Imam Ali bin Abi Thalib. Kita merasakan betapa ajaran Rasulullah SAW sangat menonjol dalam khazanah Ahlul Bait dan para pengikutnya.
Jujur, selama perjalanan menuju Samarra, saya dipenuhi ketakutan akan keamanan. Tetapi sinar cahaya Ahlul Bait telah memupuskan ketakutan itu, dan diganti dengan cinta. Bayangkan, selama berada di dalam "haram Imam Hadi dan Imam Hasan al-Askari", kita dimanja dengan aneka jamuan makanan yang menandakan, bahwa hidup adalah menebarkan kebajikan dan selalu memberi pada sesama.
Jujur, selama perjalanan menuju Samarra, saya dipenuhi ketakutan akan keamanan. Tetapi sinar cahaya Ahlul Bait telah memupuskan ketakutan itu, dan diganti dengan cinta. Bayangkan, selama berada di dalam "haram Imam Hadi dan Imam Hasan al-Askari", kita dimanja dengan aneka jamuan makanan yang menandakan, bahwa hidup adalah menebarkan kebajikan dan selalu memberi pada sesama.