
Di tengah-tengah puing-puing kota purba Babilonia, Kur Babil, bertemulah dua pasukan. Kalau tidak kedua-duanya bergama Islam, kedua pasukan itu bertentangan dalam segala hal. Yang satu datang dari arah utara dengan puluhan ribu tentara. Yang lain datang dari Selatan dengan puluhan orang warga sipil. Yang satu membawa persenjataan yang lengkap. Yang satu lagi hanya memikul bekal untuk perjalanan sekejap. Di sebelah sana berdiri puluhan ribu orang yang siap menumpahkan darah. Di sebelah sini berkumpul segelintir orang yang siap menebarkan damai.