
Waktu itu, di Shiffin, dua pasukan Islam berhadap-hadapan. Pada kedua pasukan itu ada sahabat-sahabat Nabi yang mulia. Pada satu pihak ada ‘Âli bin Abî Thâlib, kemenakan Nabi saw., putra-putranya, dan para pendukungnya. Bergabung di dalamnya ‘Âmmâr bin Yassir, dari generasi perintis dalam sejarah perjuangan Islam. Pada pihak lain ada ‘Amr bin Ash dan putranya, ‘Abdullâh bin ‘Amr, yang terkenal banyak menuliskan hadis Nabi. Dalam tampuk pimpinan ada Mu’âwiyah bin Abî Sufyân, yang menurut kabar termasuk salah seorang penulis wahyu.