Pada 10 Zulhijjah, dari atas untanya, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah. Usai khutbah, seseorang bertanya, “Saya berziarah dulu (tawaf) ke Baitullah, setelah itu saya melempar jumrah?” Beliau berkata: “If’al, la haraj (lakukan saja, tidak ada salahnya).” Yang lain berkata, “Saya bercukur dulu sebelum menyembelih.” Beliau berkata: “Lakukan saja, tidak ada salahnya.” Yang lain bertanya lagi, “Saya menyembelih sebelum melempar?” Beliau berkata: “Lakukan saja, tidak ada salahnya.” Kata Abdullah bin Umar, “Setiap Nabi SAW ditanya tentang sesuatu yang didahulukan atau diakhirkan, beliau selalu berkata: “If’al, la haraj (lakukan saja, tidak ada salahnya).” (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Hajj).
KH Jalaluddin Rakhmat Pada akhir Sya’ban, atau pada awal bulan Ramadhan, Nabi SAW selalu menyampaikan khutbah menyambut bulan puasa. Berikut ini adalah rekaman khutbah Nabi SAW itu yang dikumpulkan dari berbagai sumber. KH Jalaluddin Rakhmat Setiap tahun, sebagian kaum Muslimin di seluruh dunia -baik Ahlus Sunnah maupun Syiah- menjadikan Nishfu Sya’ban sebagai hari istimewa. Malam harinya dipergunakan untuk menghidupkan malam dengan ibadah pengabdian kepada Allah dan perkhidmatan kepada sesama manusia. Siang harinya diisi dengan berpuasa. KH Jalaluddin Rakhmat “Sesungguhnya Allah lebih bahagia dengan taubatnya seorang hamba daripada seseorang yang datang ke suatu tempat yang gersang. Ia membawa unta tunggangannya. Di atas untanya itu ada makanan dan minumannya. Ia beristirahat meletakkan kepalanya dan tertidur lelap. Ketika ia bangun, untanya hilang. |
TentangHalaman ini untuk mengumpulkan tulisan-tulisan dan pendapat Ustadz Jalal yang lebih "serius", baik yang sudah pernah dimuat di berbagai sumber, maupun yang disiapkan khusus oleh beliau untuk mengisi rubrik ini. Silahkan mengirimkan tanggapan atas tulisan-tulisan di sini dengan mengirimkan-nya kepada Admin di: Arsip
April 2014
Subjek
All
|