Ilustrasi Apakah kita berhak untuk menyebut seseorang gila ketika tidak bisa memahami perilakunya? Atau, apakah kita bisa menyebut seseorang skizoprenik (sejenis kegilaan) ketika tidak mampu memahami pemikirannya? Pertanyaan ini dijawab oleh Ust Jalal dalam sebuah catatan kecil yang ditulisnya sudah cukup lama, 13 Nopember 1990. Walaupun demikian, dalam kehidupan sosial, bahkan dalam kehidupan beragama, catatan ini memberi sudut pandang baru dan masih sangat relevan. [majulah-ijabi.org]
|
TentangHalaman ini untuk mengumpulkan tulisan-tulisan dan pendapat Ustadz Jalal yang lebih "serius", baik yang sudah pernah dimuat di berbagai sumber, maupun yang disiapkan khusus oleh beliau untuk mengisi rubrik ini. Silahkan mengirimkan tanggapan atas tulisan-tulisan di sini dengan mengirimkan-nya kepada Admin di: Arsip
April 2014
Subjek
All
|