Ramadhan adalah bulan mulia. Di bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih mulia dari seribu bulan ini, juga terjadi beberapa peristiwa penting sepanjang sejarah Islam. Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat menyarikan kejadian-kejadian tersebut di dalam catatan serial berikut. Diterjemahkan dari iShia Android, tetapi diperkaya dengan beberapa referensi untuk bacaan lanjutan.
4 Ramadhan
Meninggalnya Ziyad bin Abih. Tahun 53 H di Kufah. Ia dikenal dengan sebutan Ziyad bin Abih, atau Ziyad bin Ummih, atau Ziyad bin 'Ubaid atau Ziyad bin Sumayyah. Disebut Ziyad bin Abih karena tidak diketahui siapa ayahnya. Ketika ia menisbatkan dirinya pada Muawiyyah, ia dipanggil Ziyad bin Abi Sufyan.
Setelah ia dipersaudarakan dengan Muawiyyah, Ziyad menyatakan berlepas diri dari Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib as. Ia banyak membunuh dan menganiaya para pengikut Imam Ali as, merampas harta mereka, menebas tangan mereka, merobek perut mereka, dan menguburkan mereka hidup-hidup. Ia juga sering mencongkel mata para pecinta Imam Ali as dengan besi yang panas. Ia membunuh bayi-bayi pengikut Imam Ali as, menghancurkan dan membakar rumah mereka, dan mengubur Abdurrahman bin Hisan hidup-hidup karena kecintaan Abdurrahman pada Imam Ali as.
Ketika diangkat memimpin Kufah dan Basrah oleh Muawiyah, ia membunuh tigabelas ribu orang. Dosa mereka satu, mereka mencintai Imam Ali as atau ikut mengantarkan ke pekuburan keranda para pecinta Imam as.
Ziyad bin Abih inilah ayahanda dari Ibnu Ziyad yang menjadi penguasa Kufah, dan memerintahkan pasukan untuk memerangi kafilah Asyura Imam Husain as. Kepala suci Imam dan syuhada Karbala diarak ke Kufah dan dipersembahkan pada anak Ziyad bin Abih ini.
Rujukan: Tarikh Thabari 4:206; Tarikh Dimasyq 8:27, 19:204, 34:301; Al-Ghadir Allamah Amini 9:121, 11:53; al-Waqa'i wal Hawadits 1:75.
6 Ramadhan
Tahun 201 H, mata uang dinar dari emas dicetak dengan nama Imam Ridha as. Ini sebagai tindak lanjut dari pengangkatan Imam sebagai wali 'ahad pewaris khalifah. Mengapa peristiwa ini signifikan?
Karena dinasti 'Abbasiyyah naik tahta dengan mengusung "Ahlul Bait as". Menjadikan Ahlul Bait sebagai komoditas politik. Pada waktu Imam Ja'far syahid, ada tiga wali 'ahad yg disampaikan: Sayyid Abdullah, Imam Musa Kazhim as, dan Ma'mun.
Ketika berita itu sampai pada Hisyam bin Hakam, Hisyam tersenyum dan berkata: "Pastilah (Imam) Musa penerus Imam Shadiq as. Imam Ja'far menyandingkan Abdullah putra tertua dengan (Imam) Musa putra termuda untuk menunjukkan bahwa senioritas bukan ukuran."
Di tahun 201 H, dicetak mata uang emas atas nama Imam Ridha as. Ini saat ketika kepemimpinan ilahiah menemukan kedekatan dengan aktualisasi lahiriah. Satu-satunya pasca khilafah dan Imamah Imam Ali as. Karena kedekatan itulah, mazhab Ahlul Bait mengakar kuat di daerah Khurasan, Afghanistan, Azerbaijan dan sekitarnya, kemudian mengguncangkan dunia setelahnya.
7 Ramadhan
Tahun 201 H, Imam Ridha as dikukuhkan sebagai wali 'ahad, setelah menerima bay'at umat. Hari ini Imam menerima bay'at dari laskar, tentara, para wazir, dan orang-orang terdekat.
10 Ramadhan
Wafat Sayyidah Khadijah sa. Istri tercinta dan teramat setia Baginda Nabi Saw.
Pada hari ini, 10 tahun setelah kenabian, Sayyidah Khadijah kembali ke pangkuan Kekasih Yang Mahatinggi. Menurut satu riwayat, kepergian Sayyidah Khadijah terjadi setelah Nabi Saw juga ditinggalkan oleh paman yang sangat mencintainya, Abu Thalib as. Jarak antara wafat keduanya 45 hari.
Sayyidah Khadijah sa adalah istri pertama Nabi Saw. Selama bersama Sayyidah, Nabi tidak pernah menikahi perempuan yang lainnya. Ialah orang yang paling awal beriman. Ialah istri yang memberikan seluruh yang dimilikinya di jalan Allah. Cukup kemuliaannya bahwa ialah ibunda dari Sayyidah Fathimah sa, yg melaluinya Allah Ta'ala antarkan para Imam dari keturunan Rasulullah Saw.
Ketika saat-saat rihlah (wafat) sudah dekat, Sayyidah berkata pada Rasulullah Saw: "Ya Rasulallah, maafkan aku. Banyak kekuranganku dalam menghormati hakmu." Nabi menjawab:" Istriku sayang. Aku tidak melihat padamu kecuali kebaikan. Engkau telah berjuang segenap perjuangan. Engkau telah bersabar setulus kesabaran. Engkau telah bertahan dalam segala penderitaan."
Kemudian Sayyidah berkata: "Ya Rasulallah, aku berwasiat untukmu akan dia..." Dan Sayyidah memberi isyarat pada Sayyidah Fathimah yang masih belia. Lanjutnya: "...setelahku putri kita ini akan terasing dan yatim. Jangan seorangpun dari Quraisy menyakitinya. Jangan biarkan seorangpun melayangkan tangan kepadanya. Jangan seorangpun meninggikan suara di hadapannya. Jangan biarkan ia melihat sesuatu yg tidak disukainya."
Sayyidah Khadijah sa, perempuan pertama yg beriman pada Rasulullah Saw. Yang pertama shalat di belakangnya. Yang pertama berinfak di jalannya. Yang pertama juga meyakini wilayah Amiril Mukminin as.
Tentang Sayyidah, Rasulullah bersabda: "Tidaklah agamaku ini tegak dan berdiri, kecuali karena dua hal: Harta Khadijah dan pedang Ali bin Abi Thalib. Dan tidak seorang pun memberi manfaat padaku dengan hartanya, sebagaimana yg diberikan Khadijah." Kemuliaan Allah senantiasa baginya. Ampunilah kami umat yg tak berterima kasih dan menghargai keluarga Nabinya.
Rujukan: Syajarah Thuba 2: 234; Tanqih al-Maqal 3:77; Amali al-Thusi 463; Hilyat al-Abrar 1:147; Shahih min al-Sirah 4:13.
Sampainya surat orang-orang Kufah pada Imam Husain as.
Tahun 60 H, Abdullah bin Musammi' al-Hamadani menyampaikan surat-surat penduduk Kufah pada Imam Husain as. Di antara yg mengirimkan surat adalah Sulaiman bin Shirad al-Khaza'i, al-Musayyib bin Najbah, Rifa'ah bin Syidad, Habib bin Mazhahir al-Asadi dan masih banyak lagi.
Isi surat mereka:
"Bismillahirrahmanirrahim. Untuk Husain bin Ali dari (nama orang2 itu) dan para pengikutnya kaum Muslimin dan Mukminin, dari penduduk Kufah. Salam kami bagimu. Sungguh kami bersyukur pada Allah yg tiada Tuhan selain Dia...
...Amma ba'du, segala puji bagi Dia yang telah menaklukkan musuhmu yang angkuh dan sombong, yang mengkhianati umat ini, yang menghancurkan urusannya, yang memerintahnya tanpa ridha mereka. Penguasa umat telah membunuh orang-orang terbaik umat ini. Mereka berlomba-lomba dalam keburukan. Mereka menjadikan harta Allah berputar di antara lingkaran kekuasaan dan orang-orang kaya mereka. Jauhlah mereka dari kebenaran, dari jalan Tuhan, sebagaimana jauhnya kaum Tsamud...
...Sungguh, tiada di antara kami seorang Imam. Penuhilah undangan kami. Datanglah pada kami. Semoga Allah menggabungkan kita semua dalam kebenaran. Sungguh, Nu'man bin Basyir duduk di singgasana kekuasaan, tapi kami tidak shalat Jum'at bersamanya, atau berjalan bersamanya pada hari raya. Dan telah sampai pada kami berita, bahwa engkau akan menjawab kami, maka kami telah mengusirnya dari kota, untuk menyerahkannya kelak di Syam, insya Allah."
Rujukan: al-Irsyad Syaikh Mufid 3:37; Manaqib Aali Abi Thalib as 4:97; Bihar al-Anwar 44:333; Tarikh Thabari 4:261.
Untuk kedua peristiwa pada 10 bulan suci ini, ziarah doa, duka, dan cinta kita...
Baca Juga:
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 1 - 3
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 4 - 10
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 12 - 14
15 Ramadhan
16 Ramadhan
Meninggalnya Ziyad bin Abih. Tahun 53 H di Kufah. Ia dikenal dengan sebutan Ziyad bin Abih, atau Ziyad bin Ummih, atau Ziyad bin 'Ubaid atau Ziyad bin Sumayyah. Disebut Ziyad bin Abih karena tidak diketahui siapa ayahnya. Ketika ia menisbatkan dirinya pada Muawiyyah, ia dipanggil Ziyad bin Abi Sufyan.
Setelah ia dipersaudarakan dengan Muawiyyah, Ziyad menyatakan berlepas diri dari Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib as. Ia banyak membunuh dan menganiaya para pengikut Imam Ali as, merampas harta mereka, menebas tangan mereka, merobek perut mereka, dan menguburkan mereka hidup-hidup. Ia juga sering mencongkel mata para pecinta Imam Ali as dengan besi yang panas. Ia membunuh bayi-bayi pengikut Imam Ali as, menghancurkan dan membakar rumah mereka, dan mengubur Abdurrahman bin Hisan hidup-hidup karena kecintaan Abdurrahman pada Imam Ali as.
Ketika diangkat memimpin Kufah dan Basrah oleh Muawiyah, ia membunuh tigabelas ribu orang. Dosa mereka satu, mereka mencintai Imam Ali as atau ikut mengantarkan ke pekuburan keranda para pecinta Imam as.
Ziyad bin Abih inilah ayahanda dari Ibnu Ziyad yang menjadi penguasa Kufah, dan memerintahkan pasukan untuk memerangi kafilah Asyura Imam Husain as. Kepala suci Imam dan syuhada Karbala diarak ke Kufah dan dipersembahkan pada anak Ziyad bin Abih ini.
Rujukan: Tarikh Thabari 4:206; Tarikh Dimasyq 8:27, 19:204, 34:301; Al-Ghadir Allamah Amini 9:121, 11:53; al-Waqa'i wal Hawadits 1:75.
6 Ramadhan
Tahun 201 H, mata uang dinar dari emas dicetak dengan nama Imam Ridha as. Ini sebagai tindak lanjut dari pengangkatan Imam sebagai wali 'ahad pewaris khalifah. Mengapa peristiwa ini signifikan?
Karena dinasti 'Abbasiyyah naik tahta dengan mengusung "Ahlul Bait as". Menjadikan Ahlul Bait sebagai komoditas politik. Pada waktu Imam Ja'far syahid, ada tiga wali 'ahad yg disampaikan: Sayyid Abdullah, Imam Musa Kazhim as, dan Ma'mun.
Ketika berita itu sampai pada Hisyam bin Hakam, Hisyam tersenyum dan berkata: "Pastilah (Imam) Musa penerus Imam Shadiq as. Imam Ja'far menyandingkan Abdullah putra tertua dengan (Imam) Musa putra termuda untuk menunjukkan bahwa senioritas bukan ukuran."
Di tahun 201 H, dicetak mata uang emas atas nama Imam Ridha as. Ini saat ketika kepemimpinan ilahiah menemukan kedekatan dengan aktualisasi lahiriah. Satu-satunya pasca khilafah dan Imamah Imam Ali as. Karena kedekatan itulah, mazhab Ahlul Bait mengakar kuat di daerah Khurasan, Afghanistan, Azerbaijan dan sekitarnya, kemudian mengguncangkan dunia setelahnya.
7 Ramadhan
Tahun 201 H, Imam Ridha as dikukuhkan sebagai wali 'ahad, setelah menerima bay'at umat. Hari ini Imam menerima bay'at dari laskar, tentara, para wazir, dan orang-orang terdekat.
10 Ramadhan
Wafat Sayyidah Khadijah sa. Istri tercinta dan teramat setia Baginda Nabi Saw.
Pada hari ini, 10 tahun setelah kenabian, Sayyidah Khadijah kembali ke pangkuan Kekasih Yang Mahatinggi. Menurut satu riwayat, kepergian Sayyidah Khadijah terjadi setelah Nabi Saw juga ditinggalkan oleh paman yang sangat mencintainya, Abu Thalib as. Jarak antara wafat keduanya 45 hari.
Sayyidah Khadijah sa adalah istri pertama Nabi Saw. Selama bersama Sayyidah, Nabi tidak pernah menikahi perempuan yang lainnya. Ialah orang yang paling awal beriman. Ialah istri yang memberikan seluruh yang dimilikinya di jalan Allah. Cukup kemuliaannya bahwa ialah ibunda dari Sayyidah Fathimah sa, yg melaluinya Allah Ta'ala antarkan para Imam dari keturunan Rasulullah Saw.
Ketika saat-saat rihlah (wafat) sudah dekat, Sayyidah berkata pada Rasulullah Saw: "Ya Rasulallah, maafkan aku. Banyak kekuranganku dalam menghormati hakmu." Nabi menjawab:" Istriku sayang. Aku tidak melihat padamu kecuali kebaikan. Engkau telah berjuang segenap perjuangan. Engkau telah bersabar setulus kesabaran. Engkau telah bertahan dalam segala penderitaan."
Kemudian Sayyidah berkata: "Ya Rasulallah, aku berwasiat untukmu akan dia..." Dan Sayyidah memberi isyarat pada Sayyidah Fathimah yang masih belia. Lanjutnya: "...setelahku putri kita ini akan terasing dan yatim. Jangan seorangpun dari Quraisy menyakitinya. Jangan biarkan seorangpun melayangkan tangan kepadanya. Jangan seorangpun meninggikan suara di hadapannya. Jangan biarkan ia melihat sesuatu yg tidak disukainya."
Sayyidah Khadijah sa, perempuan pertama yg beriman pada Rasulullah Saw. Yang pertama shalat di belakangnya. Yang pertama berinfak di jalannya. Yang pertama juga meyakini wilayah Amiril Mukminin as.
Tentang Sayyidah, Rasulullah bersabda: "Tidaklah agamaku ini tegak dan berdiri, kecuali karena dua hal: Harta Khadijah dan pedang Ali bin Abi Thalib. Dan tidak seorang pun memberi manfaat padaku dengan hartanya, sebagaimana yg diberikan Khadijah." Kemuliaan Allah senantiasa baginya. Ampunilah kami umat yg tak berterima kasih dan menghargai keluarga Nabinya.
Rujukan: Syajarah Thuba 2: 234; Tanqih al-Maqal 3:77; Amali al-Thusi 463; Hilyat al-Abrar 1:147; Shahih min al-Sirah 4:13.
Sampainya surat orang-orang Kufah pada Imam Husain as.
Tahun 60 H, Abdullah bin Musammi' al-Hamadani menyampaikan surat-surat penduduk Kufah pada Imam Husain as. Di antara yg mengirimkan surat adalah Sulaiman bin Shirad al-Khaza'i, al-Musayyib bin Najbah, Rifa'ah bin Syidad, Habib bin Mazhahir al-Asadi dan masih banyak lagi.
Isi surat mereka:
"Bismillahirrahmanirrahim. Untuk Husain bin Ali dari (nama orang2 itu) dan para pengikutnya kaum Muslimin dan Mukminin, dari penduduk Kufah. Salam kami bagimu. Sungguh kami bersyukur pada Allah yg tiada Tuhan selain Dia...
...Amma ba'du, segala puji bagi Dia yang telah menaklukkan musuhmu yang angkuh dan sombong, yang mengkhianati umat ini, yang menghancurkan urusannya, yang memerintahnya tanpa ridha mereka. Penguasa umat telah membunuh orang-orang terbaik umat ini. Mereka berlomba-lomba dalam keburukan. Mereka menjadikan harta Allah berputar di antara lingkaran kekuasaan dan orang-orang kaya mereka. Jauhlah mereka dari kebenaran, dari jalan Tuhan, sebagaimana jauhnya kaum Tsamud...
...Sungguh, tiada di antara kami seorang Imam. Penuhilah undangan kami. Datanglah pada kami. Semoga Allah menggabungkan kita semua dalam kebenaran. Sungguh, Nu'man bin Basyir duduk di singgasana kekuasaan, tapi kami tidak shalat Jum'at bersamanya, atau berjalan bersamanya pada hari raya. Dan telah sampai pada kami berita, bahwa engkau akan menjawab kami, maka kami telah mengusirnya dari kota, untuk menyerahkannya kelak di Syam, insya Allah."
Rujukan: al-Irsyad Syaikh Mufid 3:37; Manaqib Aali Abi Thalib as 4:97; Bihar al-Anwar 44:333; Tarikh Thabari 4:261.
Untuk kedua peristiwa pada 10 bulan suci ini, ziarah doa, duka, dan cinta kita...
Baca Juga:
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 1 - 3
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 4 - 10
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 12 - 14
15 Ramadhan
16 Ramadhan