Dewan Syura PP IJABI
Ramadhan mulia menyimpan kisah dan sejarah. Dari awal hingga akhir, berbagai peristiwa menyertai perjalanan Nabi Saw, orang-orang suci dari kalangan beliau, serta sahabat-sahabat di bulan suci ini. Kali ini kita melihat ramadhan hari keenam belas. (majulah-IJABI)
(Al-Ishabah 6:194; Tahdzib al-Kamal 24:542)
Pada hari ini juga pecah Perang Badar Kubra, perang besar pertama Kaum Muslimin setelah hijrah ke Madinah. Pada tahun kedua hijrah, 313 pasukan Rasulullah Saw berhadapan dengan 950 orang kafir. Di sinilah Nabi Saw berdoa, "Ya Allah, kalau Kauhancurkan kelompok kecil ini, Kau takkan disembah lagi di bumi ini selama-lamanya." Lalu datanglah bantuan tentara yang tak terlihat mata. Pasukan para malaikat di bawah komado malaikat Jibril, Mikail, dan Izrail 'alaihimus salam. Kaum Muslimin beroleh kemenangan. Mereka membunuh 70 orang kafir dan menawan 70 lainnya. 35 orang atau setengah dari jumlah yang tewas, terbunuh di tangan Ali bin Abi Thalib as. Jumlah itu bahkan bisa lebih karena Ali juga turut membantu melawan setengah yang lainnya. Sebagian riwayat menyebutkannya terjadi pada tanggal 19 bulan suci.
(Tarikh Thabari 2:129; Tarikh Ya'qubi 2:45; Al-Shahih min al-Sirah 4:45; Ihqaq al-Haqq 3:227)
Hari ini juga, tepatnya pada malam hari, tahun 58 H, Aisyah istri Rasulillah Saw meninggal dunia. Menurut riwayat Syiah, Mu'awiyyah bin Abi Sufyan meminta Aisyah untuk berbaiat pada anaknya Yazid bin Mu'awiyyah. Aisyah menolak dan berkata, "Engkau telah bunuh saudaraku Muhammad (bin Abi Bakr) dan kau minta aku berbaiat pada Yazid?" Mu'awiyyah kuatir muncul fitnah sebagaimana pernah terjadi sebelumnya. Lalu ia melakukan reka perdaya. Ia menggali sumur di rumahnya, mencampurkan racun berbisa di dalamnya, dan meletakkan bantalan kursi empuk di atasnya. Bakda Isya, ia mengundang Aisyah dan mempersilakannya duduk di bantalan kursi itu. Aisyah terjatuh dan meninggal seketika.
Kekuatiran Mu'awiyyah karena Aisyah pernah menggerakkan tentara untuk melawan khalifah waktu itu, Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib as. Dalam perang Jamal yang diabadikan oleh seluruh sumber sejarah, terbunuh lebih dari duapuluh ribu kaum Muslimin. Ketika ia kalah di perang itu, Ali sang khalifah mengembalikannya ke Madinah dengan penuh penghormatan.
(Usud al-Ghabah 5:504; Tarikh Dimasyq 3:202; al-Bidayah wa al-Nihayah 8:101; untuk sumber cerita Mu'awiyyah: Al-Tharaif 503, Al-Arba'in Qummi 631, Waqa'i al-Ayyam 1:359; untuk sumber perang Jamal: Musnad Ahmad, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, bab al-ghirah, kitab al-'asyarah; Sunan Al-Nasai dan al-Sirah al-Halabiyyah)
Peristiwa penting dan bersejarah lainnya yang berbeda dengan periwayatan umum adalah terjadinya Isra dan Mi'raj Rasulillah Saw. Menurut umum, terjadinya pada tanggal 27 Rajab. Adapun menurut mazhab Ahlul Bait as, 27 Rajab adalah hari diutusnya Nabi sebagai Nabi dan Rasul. Adapun mi'raj terjadi pada hari ini. Itu pun pada awal kenabian. Berbeda dengan riwayat umum yang mengatakan mi'raj terjadi setahun sebelum Nabi hijrah. Ada juga yang meyakini bahwa mi'raj Nabi Saw terjadi tidak hanya sekali. Wallahu a'lam.
Pada hari ini turunlah ayat al-Isra yang pertama. Nabi Saw diisrakan dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsha di Quds Palestina, kemudian mi'raj ke Sidratul Muntaha. Ditampakkan pada malam ini keajaiban yang tersembunyi. Dan Nabi Saw diajarkan makrifat langit dan bumi. Nabi Saw shalat di Baitul Ma'mur bersama para nabi yang lainnya. Nabi Saw melihat surga dan penghuninya, melihat neraka dan penghuninya. Meski terjadi perdebatan, tetapi dalil-dalil menunjukkan bahwa Nabi Saw isra dan mi'raj dengan jasad beliau yang suci, dan dalam keadaan terbangun/terjaga, bukan dalam tidur atau mimpi.
(Al-Bihar 18:302, 95:196; Al-Ghadir 5:16; Muntaha al-Amal 1:51)
Baca Juga:
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 1 - 3
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 4 - 10
Sejarah Di Hari-Hari Ramadhan: Tanggal 12 - 14
15 Ramadhan
16 Ramadhan