Tantangan bagi orang tua dan komunitas muslim adalah memastikan anak-anak tetap terhubung dengan nilai-nilai keagamaan, meskipun terdapat distraksi digital. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mengembalikan semangat kebersamaan dalam kegiatan keagamaan di tengah arus digitalisasi yang kian merajalela. Dengan demikian, dapat dipertahankan keindahan tradisi mengaji bersama dan kebersamaan di tempat-tempat ibadah yang telah menghiasi masa lampau.
Di era digital saat ini, di mana gadget mendominasi anak-anak kita, menjadi tantangan tersendiri bagi seorang muslim. Masa lampau menciptakan momen-momen indah, di antaranya saat maghrib. Pada waktu tersebut, anak-anak bisa berkumpul dan mengaji bersama di surau, mushalla, atau masjid, menciptakan pengalaman yang berkesan dan bernilai spiritual.
Namun, kini dengan dominasi gadget, momen-momen seperti itu dapat terabaikan. Tantangan bagi orang tua dan komunitas muslim adalah memastikan anak-anak tetap terhubung dengan nilai-nilai keagamaan, meskipun terdapat distraksi digital. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mengembalikan semangat kebersamaan dalam kegiatan keagamaan di tengah arus digitalisasi yang kian merajalela. Dengan demikian, dapat dipertahankan keindahan tradisi mengaji bersama dan kebersamaan di tempat-tempat ibadah atau rumah yang telah menghiasi masa lampau.
Baca Juga :
Arbaian Walk to Mazar: Arbain untuk Para Yang Tertahan ke Karbala
Untuk itu kami mencoba untuk menghadirkan kembali suasana itu melalui program "Maghrib Mengaji". Setiap hari Senin sampai dengan Jumat kami memfasilitasi anak-anak di sekitar rumah kami yang berada dikawasan Depok, untuk belajar mengaji setiap ba'da maghrib secara gratis, tidak dipungut biaya. Selain mengaji, anak-anak juga diajarkan Bahasa Arab, membaca surat Yasin, hafalan Al Qur'an dan Shalawat.
Hal ini juga merupakan implementasi dari konsep koeksistensi bersama masyarakat sekitar.
Kegiatan ini sudah berjalan hampir 10 tahun. Hingga saat ini terdapat sekitar 20 orang anak dengan jenjang usia TK, SD dan SMP yang rutin mengikuti program Magrib Mengaji.
Namun, kini dengan dominasi gadget, momen-momen seperti itu dapat terabaikan. Tantangan bagi orang tua dan komunitas muslim adalah memastikan anak-anak tetap terhubung dengan nilai-nilai keagamaan, meskipun terdapat distraksi digital. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mengembalikan semangat kebersamaan dalam kegiatan keagamaan di tengah arus digitalisasi yang kian merajalela. Dengan demikian, dapat dipertahankan keindahan tradisi mengaji bersama dan kebersamaan di tempat-tempat ibadah atau rumah yang telah menghiasi masa lampau.
Baca Juga :
Arbaian Walk to Mazar: Arbain untuk Para Yang Tertahan ke Karbala
Untuk itu kami mencoba untuk menghadirkan kembali suasana itu melalui program "Maghrib Mengaji". Setiap hari Senin sampai dengan Jumat kami memfasilitasi anak-anak di sekitar rumah kami yang berada dikawasan Depok, untuk belajar mengaji setiap ba'da maghrib secara gratis, tidak dipungut biaya. Selain mengaji, anak-anak juga diajarkan Bahasa Arab, membaca surat Yasin, hafalan Al Qur'an dan Shalawat.
Hal ini juga merupakan implementasi dari konsep koeksistensi bersama masyarakat sekitar.
Kegiatan ini sudah berjalan hampir 10 tahun. Hingga saat ini terdapat sekitar 20 orang anak dengan jenjang usia TK, SD dan SMP yang rutin mengikuti program Magrib Mengaji.