Azan magrib baru saja dikumandangkan. Suasana di sekitar Jalan Jenderal Sudirman Makassar masih saja ramai. Di dalam ruangan Balai Prajurit M. Jusuf, yang dulu dikenal dengan nama gedung Manunggal, nampak panitia peringatan Asyura dari IJABI Sulsel sibuk mempersiapkan acara. Malam ini, 10 Muharram 1435H, bertepatan dengan 13 Nopember 2013, IJABI bersama masyarakat muslim Makassar dan Sulawesi Selatan akan memperingati syahadah Imam Husain as di Karbala. [majulah-IJABI]
Sekitar jam 7 malam, para jamaah mulai berdatangan. Mereka datang dari masyarakat pengikut ahlulbait, juga dari jamaah tarekat Khalwatiyyah Syekh Yusuf al-Makassari, jamaah Tarekat Al Syadziliyah, jamaah Tarekat Mu'tabarah Nahdliyyin serta dari pengurus dan anggota GP Anshor Makassar.
Peringatan Asyura yang mengambil tema "Asyura dan Teladan Kepahlawanan: dari 10 Muharram hingga 10 November" ini, dihadiri beberapa tokoh masyarakat Muslim Makassar dan Sulawesi Selatan serta unsur pemerintah. Dari MUI kota Makassar hadir Syaikh AGH Dr Mustamin Arsyad, Lc, MA; Ketua Umum MUI Makassar yang juga adalah Mursyid Tarekat Al Syadziliyah. Dari MUI Sulsel, hadir Prof Dr M Ghalib, MA, Sekretaris Umum MUI Sulsel. Juga hadir Syaikh Sayyid Abdurrahim Assegaf Puang Makka, mursyid Tarekat Khalwatiyyah Syekh Yusuf Al Makassary; Syaikh KH Sahib Sultan Karaeng Nompo, Ketua Dewan Syura Tarekat Mu'tabarah Nahdliyyin Sulsel, dan Bapak Ahmad Zain (Asisten III Gubernur SulSel). Juga hadir H. Muh Tonang Cawidu, Ketua Umum GP Anshor Makassar.
Asyura Untuk Mengenang Kepahlawanan Imam Husain as
Dalam sambutannya, Syamsuddin Baharuddin selaku Ketua Umum PP IJABI menyampaikan bahwa peringatan Asyura dilaksanakan untuk mengenang kembali sejarah perjuangan Imam Husain dan menyerap spirit syahadahnya untuk diwujudkan dalam konteks kebangsaan saat ini.
Kita tidak boleh melupakan sejarah. Sejarah bukan hanya pelajaran bagi masa depan, tapi juga jembatan yang mengantarkan kita pada keberadaan kenyataan hari ini. Kita takkan bisa merasakan nikmat kemerdekaan tanpa pengorbanan para pahlawan bangsa.
Di atas semua itu ada pengorbanan pahlawan agung dalam Islam, yang karena perjuangannya Islam diselamatkan dari penyelewengan. Kisahnya menginspirasi banyak tokoh besar dunia. Bung Karno berkata tentang tokoh ini; "Husain adalah panji berkibar yang diusung setiap orang yang menentang kesombongan di zamannya, dimana kekuasaan telah tenggelam dalam kelezatan dunia serta meninggalkan rakyatnya dalam penindasan dan kekejaman." Dialah Al Husain, cucu tersayang Rasulullah saww, putra 'Ali dan Fatimah.
Imam Husain memimpin kafilah syahadah untuk membebaskan ummat dari kelompok yang mengatasnamakan agama untuk kepentingan dunia. Syahadahnya terjadi untuk merubah wajah Islam yang sarat penyelewengan dan penindasan.
Spirit syahadah itulah yang ingin diaktualisasikan saat ini terutama dalam semangat menjaga keutuhan NKRI dari upaya penyebaraan permusuhan dan pemecah belahan oleh sekelompok orang intoleran yang anti Pancasila.
Pemerintah Sulsel Apresiasi IJABI
Sementara itu, Ahmad Zain selaku Asisten 3 Gubernur Sulawesi Selatan, mewakili gubernur, dalam sambutannya menyampaikan apresiasiasi kepada IJABI Sulsel atas penyelenggaraan Asyura dengan tema yang sangat tepat untuk saat ini. Beliau juga mengapresiasi misi IJABI untuk turut aktif dalam proses pencerahan dan pemberdayaan. Proses pencerahan akan melahirkan masyarakat dengan kecerdasan intelektual dan spiritual yang mampu memadukan ahsanul qaula dan ahsanul 'amala. Sementara itu, proses pemberdayaan akan melahirkan masyarakat yang kuat dan cerdas. Beliau juga menyampaikan harapan pada IJABI agar ikut berperan dalam menciptakan masyarakat madani.
AGH Mustamin Arsyad: Syahadah Imam Husain as Sudah Disampaikan Rasulullah Saw
Setelah sambutan asisten gubernur, Ketua MUI Makassar, Syaikh AGH Dr Mustamin Arsyad, Lc. MA. juga menyampaikan pesannya. Dalam sambutan sekaligus ceramah iftitah yang diamanahkan kepada beliau, AnreGurutta Mustamin Arsyad menegaskan kebenaran peristiwa Asyura sebagai tragedi mengerikan yang dialami Imam Al-Husain. Beliau menyebutkan, Al-Husain berjuang untuk kita bukan untuk kepentingan dunia tapi untuk memperjuangkan kebenaran dan membasmi kezaliman. Andai Imam Husain tidak syahid di Karbala berarti Rasulullah berbohong, karena jauh sebelum syahidnya Imam Husain Rasulullah sudah mengabarkan beritanya. [baca Husain Cucu Nabi Saw di rubrik hadis]. Pada bagian lain ceramah beliau mengatakan, era sekarang bukan lagi era pertumbahan darah, tapi era perang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gurutta Mustamin Arsyad juga memotivasi ribuan anak muda jamaah Ahlulbait dan kaum muslimin yang memadati Balai Prajurit Jend. M. Jusuf untuk membekali dan memperkuat diri dengan iman dan ilmu agar umat tidak lagi bergantung pada Amerika Serikat dan kekuatan Yahudi.
AGH Puang Makka: Indonesia Tidak Terpisahkan Dengan Syiah
Dalam peringatan Asyura kali ini, ceramah Asyura diisi oleh Syaikh Sayyid Abdurrahim Assegaf Puang Makka (Mursyid Jam'iyyah Khalwatiyyah Syech Yusuf Al Makassary). Di awal ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari Syiah. Andai bukan karena peran ulama-ulama Syiah, Islam tidak akan masuk ke Indonesia. Beliau bahkan menyebutkan bahwa salah seorang ulama yang datang ke Sulawesi Selatan tahun 1625 adalah ulama mazhab Ahlulbait. Mereka adalah orang-orang yang mencintai Ahlulbait Nabi dan telah menyumbangkan nyawa (bukan hanya harta) untuk Ahlulbait Nabi dan mencintai siapa saja yang dicintai Nabi saw.
Beliau juga menyampaikan kritik dan saran untuk jamaah Ahlulbait, yang beliau anggap 'rumah tangga'nya sendiri. "Metode da'wah Ahlulbait harus dirubah, karena zaman sudah berubah. Jika ada ulama-ulama besar Syiah yang datang ke Makassar, seyogyanya dibawa bersilaturrahim menemui para ulama Ahlusunnah wal Jama'ah, agar para ulama Sunni tersebut dapat mendengar langsung tentang ajaran Syiah langsung dari para ulama dan tokoh Syiah," ujar beliau.
Di bagian akhir, maktal Imam Husain dibacakan oleh Ust Miftah Fauzi Rakhmat. Ribuan jamaah larut dalam duka dan kesedihan. Acara peringatan Asyura ini berakhir sekitar jam 12 malam.
Peringatan Asyura yang mengambil tema "Asyura dan Teladan Kepahlawanan: dari 10 Muharram hingga 10 November" ini, dihadiri beberapa tokoh masyarakat Muslim Makassar dan Sulawesi Selatan serta unsur pemerintah. Dari MUI kota Makassar hadir Syaikh AGH Dr Mustamin Arsyad, Lc, MA; Ketua Umum MUI Makassar yang juga adalah Mursyid Tarekat Al Syadziliyah. Dari MUI Sulsel, hadir Prof Dr M Ghalib, MA, Sekretaris Umum MUI Sulsel. Juga hadir Syaikh Sayyid Abdurrahim Assegaf Puang Makka, mursyid Tarekat Khalwatiyyah Syekh Yusuf Al Makassary; Syaikh KH Sahib Sultan Karaeng Nompo, Ketua Dewan Syura Tarekat Mu'tabarah Nahdliyyin Sulsel, dan Bapak Ahmad Zain (Asisten III Gubernur SulSel). Juga hadir H. Muh Tonang Cawidu, Ketua Umum GP Anshor Makassar.
Asyura Untuk Mengenang Kepahlawanan Imam Husain as
Dalam sambutannya, Syamsuddin Baharuddin selaku Ketua Umum PP IJABI menyampaikan bahwa peringatan Asyura dilaksanakan untuk mengenang kembali sejarah perjuangan Imam Husain dan menyerap spirit syahadahnya untuk diwujudkan dalam konteks kebangsaan saat ini.
Kita tidak boleh melupakan sejarah. Sejarah bukan hanya pelajaran bagi masa depan, tapi juga jembatan yang mengantarkan kita pada keberadaan kenyataan hari ini. Kita takkan bisa merasakan nikmat kemerdekaan tanpa pengorbanan para pahlawan bangsa.
Di atas semua itu ada pengorbanan pahlawan agung dalam Islam, yang karena perjuangannya Islam diselamatkan dari penyelewengan. Kisahnya menginspirasi banyak tokoh besar dunia. Bung Karno berkata tentang tokoh ini; "Husain adalah panji berkibar yang diusung setiap orang yang menentang kesombongan di zamannya, dimana kekuasaan telah tenggelam dalam kelezatan dunia serta meninggalkan rakyatnya dalam penindasan dan kekejaman." Dialah Al Husain, cucu tersayang Rasulullah saww, putra 'Ali dan Fatimah.
Imam Husain memimpin kafilah syahadah untuk membebaskan ummat dari kelompok yang mengatasnamakan agama untuk kepentingan dunia. Syahadahnya terjadi untuk merubah wajah Islam yang sarat penyelewengan dan penindasan.
Spirit syahadah itulah yang ingin diaktualisasikan saat ini terutama dalam semangat menjaga keutuhan NKRI dari upaya penyebaraan permusuhan dan pemecah belahan oleh sekelompok orang intoleran yang anti Pancasila.
Pemerintah Sulsel Apresiasi IJABI
Sementara itu, Ahmad Zain selaku Asisten 3 Gubernur Sulawesi Selatan, mewakili gubernur, dalam sambutannya menyampaikan apresiasiasi kepada IJABI Sulsel atas penyelenggaraan Asyura dengan tema yang sangat tepat untuk saat ini. Beliau juga mengapresiasi misi IJABI untuk turut aktif dalam proses pencerahan dan pemberdayaan. Proses pencerahan akan melahirkan masyarakat dengan kecerdasan intelektual dan spiritual yang mampu memadukan ahsanul qaula dan ahsanul 'amala. Sementara itu, proses pemberdayaan akan melahirkan masyarakat yang kuat dan cerdas. Beliau juga menyampaikan harapan pada IJABI agar ikut berperan dalam menciptakan masyarakat madani.
AGH Mustamin Arsyad: Syahadah Imam Husain as Sudah Disampaikan Rasulullah Saw
Setelah sambutan asisten gubernur, Ketua MUI Makassar, Syaikh AGH Dr Mustamin Arsyad, Lc. MA. juga menyampaikan pesannya. Dalam sambutan sekaligus ceramah iftitah yang diamanahkan kepada beliau, AnreGurutta Mustamin Arsyad menegaskan kebenaran peristiwa Asyura sebagai tragedi mengerikan yang dialami Imam Al-Husain. Beliau menyebutkan, Al-Husain berjuang untuk kita bukan untuk kepentingan dunia tapi untuk memperjuangkan kebenaran dan membasmi kezaliman. Andai Imam Husain tidak syahid di Karbala berarti Rasulullah berbohong, karena jauh sebelum syahidnya Imam Husain Rasulullah sudah mengabarkan beritanya. [baca Husain Cucu Nabi Saw di rubrik hadis]. Pada bagian lain ceramah beliau mengatakan, era sekarang bukan lagi era pertumbahan darah, tapi era perang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gurutta Mustamin Arsyad juga memotivasi ribuan anak muda jamaah Ahlulbait dan kaum muslimin yang memadati Balai Prajurit Jend. M. Jusuf untuk membekali dan memperkuat diri dengan iman dan ilmu agar umat tidak lagi bergantung pada Amerika Serikat dan kekuatan Yahudi.
AGH Puang Makka: Indonesia Tidak Terpisahkan Dengan Syiah
Dalam peringatan Asyura kali ini, ceramah Asyura diisi oleh Syaikh Sayyid Abdurrahim Assegaf Puang Makka (Mursyid Jam'iyyah Khalwatiyyah Syech Yusuf Al Makassary). Di awal ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari Syiah. Andai bukan karena peran ulama-ulama Syiah, Islam tidak akan masuk ke Indonesia. Beliau bahkan menyebutkan bahwa salah seorang ulama yang datang ke Sulawesi Selatan tahun 1625 adalah ulama mazhab Ahlulbait. Mereka adalah orang-orang yang mencintai Ahlulbait Nabi dan telah menyumbangkan nyawa (bukan hanya harta) untuk Ahlulbait Nabi dan mencintai siapa saja yang dicintai Nabi saw.
Beliau juga menyampaikan kritik dan saran untuk jamaah Ahlulbait, yang beliau anggap 'rumah tangga'nya sendiri. "Metode da'wah Ahlulbait harus dirubah, karena zaman sudah berubah. Jika ada ulama-ulama besar Syiah yang datang ke Makassar, seyogyanya dibawa bersilaturrahim menemui para ulama Ahlusunnah wal Jama'ah, agar para ulama Sunni tersebut dapat mendengar langsung tentang ajaran Syiah langsung dari para ulama dan tokoh Syiah," ujar beliau.
Di bagian akhir, maktal Imam Husain dibacakan oleh Ust Miftah Fauzi Rakhmat. Ribuan jamaah larut dalam duka dan kesedihan. Acara peringatan Asyura ini berakhir sekitar jam 12 malam.