
Dubes Vatikan di Lebanon, Uskup Gabriele Caccia
Seperti yang dikutip dari Republika Selasa (1/1/2013), Duta Besar Vatikan untuk Lebanon, Uskup Gabriel Caccia, mendukung penuh gagasan Iran untuk memulihkan perdamaian dan kedamaian di Suriah.
Caccia menyampaikan pernyataan itu ketika bertemu dengan Duta Besar Iran untuk Lebanon Ghazanfar Roknabadi pada hari pertama tahun 2013 tersebut.
Caccia menyampaikan pernyataan itu ketika bertemu dengan Duta Besar Iran untuk Lebanon Ghazanfar Roknabadi pada hari pertama tahun 2013 tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk mengutamakan dialog dan menyatakan bahwa diplomasi adalah satu-satunya pilihan guna menyelesaikan konflik dan krisis Suriah. Duta Besar Vatikan tersebut mengomentari dan mendukung peran penting dan konstruktif Iran di wilayah itu dan menekankan perlunya aksi terkoordinasi di kalangan pihak lokal, regional dan internasional untuk menyelesaikan masalah tersebut, seperti yang dilaporkan oleh IRNA.
Pada momen tersebut, Roknabadi juga menyampaikan ucapan selamat atas kelahiran Nabi Isa as kepada Dubes Vatikan tersebut. Roknabadi juga kembali mengomentari perkembangan paling akhir di wilayah Timur Tengah dan Lebanon serta rencana enam pasal Iran mengenai penyelesaian krisis di Suriah.
Pada tanggal 16 Desember yang lalu, Iran mengungkapkan 6 Rencana untuk menyelesaikan masalah Suriah. Yang terpenting dari rencana tersebut adalah penghentian langsung semua kekerasan bersenjata. Rencana itu juga mencakup pengiriman bantuan kemanusiaan setelah penyelesaian konflik, penghapusan semua sanksi ekonomi yang telah dikenakan atas Suriah, serta memfasilitasi pemulangan pengungsi Suriah kembali ke negaranya. Untuk menyelesaikan masalah ini, Iran mengajukan usulan untuk memfasilitasi pembicaraan antara pemerintah dan semua kelompok politik dan keberpihakan untuk membentuk komite rekonsiliasi nasional.
Dubes Vatikan menyampaikan pesan Paus Benediktus untuk mendahulukan semua upaya-upaya peningkatan dialog dan perdamaian. Ditambahkan pula bahwa masyarakat internasional tak pernah tidak pernah setuju dengan pengiriman senjata atau dukungan keuangan untuk kelompok oposisi Suriah. Rakyat Suriah yang mesti memutuskan nasib mereka melalui cara demokratis, katanya. Dalam hubungannya dengan gerakan Zionist, Dubes Vatikan mengatakan bahwa semua masalah di kawasan ini tidak bisa dilepaskan dari kondisi yang terjadi di Palestina.
Suriah telah mengalami gangguan keamanan sejak Maret 2011. Banyak warga sipil yang telah menjadi korban pemberontakan sipil bersenjata ini, termasuk dari kalangan tentara dan aparat keamanan. Seperti yang dikutip dari PressTV, laporan PBB terakhir menyebutkan bahwa banyak militan dari 29 negara, kebanyakan mereka adalah militan salafi, telah masuk ke Suriah untuk memerangi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Pada momen tersebut, Roknabadi juga menyampaikan ucapan selamat atas kelahiran Nabi Isa as kepada Dubes Vatikan tersebut. Roknabadi juga kembali mengomentari perkembangan paling akhir di wilayah Timur Tengah dan Lebanon serta rencana enam pasal Iran mengenai penyelesaian krisis di Suriah.
Pada tanggal 16 Desember yang lalu, Iran mengungkapkan 6 Rencana untuk menyelesaikan masalah Suriah. Yang terpenting dari rencana tersebut adalah penghentian langsung semua kekerasan bersenjata. Rencana itu juga mencakup pengiriman bantuan kemanusiaan setelah penyelesaian konflik, penghapusan semua sanksi ekonomi yang telah dikenakan atas Suriah, serta memfasilitasi pemulangan pengungsi Suriah kembali ke negaranya. Untuk menyelesaikan masalah ini, Iran mengajukan usulan untuk memfasilitasi pembicaraan antara pemerintah dan semua kelompok politik dan keberpihakan untuk membentuk komite rekonsiliasi nasional.
Dubes Vatikan menyampaikan pesan Paus Benediktus untuk mendahulukan semua upaya-upaya peningkatan dialog dan perdamaian. Ditambahkan pula bahwa masyarakat internasional tak pernah tidak pernah setuju dengan pengiriman senjata atau dukungan keuangan untuk kelompok oposisi Suriah. Rakyat Suriah yang mesti memutuskan nasib mereka melalui cara demokratis, katanya. Dalam hubungannya dengan gerakan Zionist, Dubes Vatikan mengatakan bahwa semua masalah di kawasan ini tidak bisa dilepaskan dari kondisi yang terjadi di Palestina.
Suriah telah mengalami gangguan keamanan sejak Maret 2011. Banyak warga sipil yang telah menjadi korban pemberontakan sipil bersenjata ini, termasuk dari kalangan tentara dan aparat keamanan. Seperti yang dikutip dari PressTV, laporan PBB terakhir menyebutkan bahwa banyak militan dari 29 negara, kebanyakan mereka adalah militan salafi, telah masuk ke Suriah untuk memerangi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.