
Gambar diambil dari PressTV
[majulah-ijabi.org] Ribuan rakyat Saudi telah menghadiri pemakaman tiga orang yang tewas dalam kekerasan saat terjadi demonstrasi oposisi di negara itu, demikian laporan PressTV yang dimuat tanggal 30 September 2012.
Mereka yang menghadiri pemakaman itu berkumpul untuk prosesi pemakaman di kota Awamiyah di salah satu provinsi di wilayah timur yang kaya minyak. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik Istana Saud atas kebrutalan dalam insiden tersebut.
Tiga pemrotes, termasuk salah seorang anak laki-laki yang masih belia, berumur 16 tahun, juga tewas di kota Awamiyah pada hari Rabu ketika tentara rezim melakukan penembakan terhadap para demonstran.
Dengan kejadian ini, sebanyak 15 orang pemrotes sudah tewas sejak dimulainya demonstrasi anti rezim yang terjadi di provinsi wilayah timur tahun lalu.
Sejak Februari 2011, para pemrotes telah melakukan berbagai demonstrasi di Saudi Arabia, khususnya di Qatif dan Awamiyah di provinsi wilayah timur, menuntut dibebaskannya semua tahanan politik, kebebasan untuk berkumpul dan menyatakan pendapat, serta dihentikannya diskriminasi terhadap masyarakat yang menganut mazhab Syiah di negara tersebut.
Para aktivis mengatakan bahwa terdapat sekitar 30.000 tahanan politik di Saudi Arabia. Kebanyakan dari mereka ditahan tanpa pengadilan. Kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Saudi telah menahan orang-orang yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah.
Menurut Human Rights Watch, rezim Saudi "secara rutin melakuan represi atas kritik terhadap pemerintah."
Pada tanggal 13 Agustus, mentri pertahanan Swedia Karin Enstrom telah mengkritik Saudi Arabia atas pelanggaran HAM yang mereka lakukan. Enstrom mengatakan kerajaan ini sebagai "rezim otoriter dan monarki absolut dimana kejahatan HAM yang serius dilakukan."
Mereka yang menghadiri pemakaman itu berkumpul untuk prosesi pemakaman di kota Awamiyah di salah satu provinsi di wilayah timur yang kaya minyak. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik Istana Saud atas kebrutalan dalam insiden tersebut.
Tiga pemrotes, termasuk salah seorang anak laki-laki yang masih belia, berumur 16 tahun, juga tewas di kota Awamiyah pada hari Rabu ketika tentara rezim melakukan penembakan terhadap para demonstran.
Dengan kejadian ini, sebanyak 15 orang pemrotes sudah tewas sejak dimulainya demonstrasi anti rezim yang terjadi di provinsi wilayah timur tahun lalu.
Sejak Februari 2011, para pemrotes telah melakukan berbagai demonstrasi di Saudi Arabia, khususnya di Qatif dan Awamiyah di provinsi wilayah timur, menuntut dibebaskannya semua tahanan politik, kebebasan untuk berkumpul dan menyatakan pendapat, serta dihentikannya diskriminasi terhadap masyarakat yang menganut mazhab Syiah di negara tersebut.
Para aktivis mengatakan bahwa terdapat sekitar 30.000 tahanan politik di Saudi Arabia. Kebanyakan dari mereka ditahan tanpa pengadilan. Kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Saudi telah menahan orang-orang yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah.
Menurut Human Rights Watch, rezim Saudi "secara rutin melakuan represi atas kritik terhadap pemerintah."
Pada tanggal 13 Agustus, mentri pertahanan Swedia Karin Enstrom telah mengkritik Saudi Arabia atas pelanggaran HAM yang mereka lakukan. Enstrom mengatakan kerajaan ini sebagai "rezim otoriter dan monarki absolut dimana kejahatan HAM yang serius dilakukan."