Kekhawatiran yang muncul karena maraknya kegiatan kelompok takfiri yang mengkafirkan kelompok Islam selain golongan mereka saja, semakin meresahkan tokoh-tokoh di dunia Islam. Demikian juga yang dirasakan oleh Perdana Mentri Malaysia, Najib Razak. Di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa akhir September ini, beliau kembali menyatakan keresahan tersebut [majulah-ijabi.org]
Kekerasan yang dimaksud adalah bentrokan yang diduga antara kaum "Syiah" dan "Sunni" yang terjadi di berbagai negara seperti Suriah, Irak dan Pakistan. Tentu saja anggapan bahwa kejadian ini adalah kekerasan antar mazhab masih patut dipertanyakan, namun peristiwa yang menyebabkan ribuan orang tewas tersebut dikecam oleh kalangan internasional, termasuk Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
Najib mengingatkan bahwa kekerasan dapat memicu perpecahan Islam. Apalagi jika kekerasan tersebut dilakukan oleh sesama muslim.
"Saya percaya ancaman terbesar bagi umat Islam saat ini tidak berasal dari dunia luar, melainkan dari dalam, " katanya kepada Majelis Umum PBB, seperti dikuti dalam AFP, Sabtu (28/9/2013).
Razak mengatakan, seharusnya umat Muslim bersatu dan menghentikan seluruh aksi kekerasan tersebut. Umat muslim sudah saatnya berkonsentrasi membangun agenda bersama untuk perdamaian dan kemakmuran.
"Tugas kami adalah untuk merebut kembali iman kita dengan jelas mengartikulasikan sifat sejati Islam sebagai agama damai, moderasi dan toleransi," katanya dikutip dari detik.com.
Najib mengatakan pihaknya berkomitmen untuk saling menghormati di Malaysia, dimana lebih dari 60 persen etnisnya merupakan Melayu Muslim dengan minoritas Cina dan India yang cukup besar.
Selama ini Malaysia dikenal dengan bentuk moderat Islamnya. Meskipun kadang-kadang konservatif dengan melarang konser oleh musisi Barat dan ketegangan meningkat ketika membahas mengenai hak asuh anak yang agamanya masih diperdebatkan. Selain itu, pengikut minoritas mazhab Syiah di negri jiran ini juga masih mendapatkan perlakuan diskrimatif, bahkan dilarang melakukan kegiatan keagamaan. Hal inilah yang mungkin menjadi pekerjaan rumah yang mendesak dan mendasar bagi Perdana Mentri Malaysia yang moderat ini.
Syiah dan Sunni adalah dua mazhab besar di dalam Islam. Kelompok yang harus dilawan adalah mereka yang sengaja meniupkan perpecahan di kalangan kaum muslimin, dari mazhab apapun mereka berasal. Semestinya, pengikut Sunni dan Syiah yang hakiki, pasti akan hidup berdampingan secara harmonis dengan saling menghormati simbol-simbol kedua mazhab satu sama lain. Demikian pesan penting pemimpin spiritual Iran, rahbar Imam Ali Khamenei. Inilah yang harus dikampanyekan dan diperjuangkan terus-menerus untuk melawan gerakan yang segaja memecahbelah persatuan Islam.
Najib mengingatkan bahwa kekerasan dapat memicu perpecahan Islam. Apalagi jika kekerasan tersebut dilakukan oleh sesama muslim.
"Saya percaya ancaman terbesar bagi umat Islam saat ini tidak berasal dari dunia luar, melainkan dari dalam, " katanya kepada Majelis Umum PBB, seperti dikuti dalam AFP, Sabtu (28/9/2013).
Razak mengatakan, seharusnya umat Muslim bersatu dan menghentikan seluruh aksi kekerasan tersebut. Umat muslim sudah saatnya berkonsentrasi membangun agenda bersama untuk perdamaian dan kemakmuran.
"Tugas kami adalah untuk merebut kembali iman kita dengan jelas mengartikulasikan sifat sejati Islam sebagai agama damai, moderasi dan toleransi," katanya dikutip dari detik.com.
Najib mengatakan pihaknya berkomitmen untuk saling menghormati di Malaysia, dimana lebih dari 60 persen etnisnya merupakan Melayu Muslim dengan minoritas Cina dan India yang cukup besar.
Selama ini Malaysia dikenal dengan bentuk moderat Islamnya. Meskipun kadang-kadang konservatif dengan melarang konser oleh musisi Barat dan ketegangan meningkat ketika membahas mengenai hak asuh anak yang agamanya masih diperdebatkan. Selain itu, pengikut minoritas mazhab Syiah di negri jiran ini juga masih mendapatkan perlakuan diskrimatif, bahkan dilarang melakukan kegiatan keagamaan. Hal inilah yang mungkin menjadi pekerjaan rumah yang mendesak dan mendasar bagi Perdana Mentri Malaysia yang moderat ini.
Syiah dan Sunni adalah dua mazhab besar di dalam Islam. Kelompok yang harus dilawan adalah mereka yang sengaja meniupkan perpecahan di kalangan kaum muslimin, dari mazhab apapun mereka berasal. Semestinya, pengikut Sunni dan Syiah yang hakiki, pasti akan hidup berdampingan secara harmonis dengan saling menghormati simbol-simbol kedua mazhab satu sama lain. Demikian pesan penting pemimpin spiritual Iran, rahbar Imam Ali Khamenei. Inilah yang harus dikampanyekan dan diperjuangkan terus-menerus untuk melawan gerakan yang segaja memecahbelah persatuan Islam.