Siapa yang diuntungkan dengan konflik Suriah dan Turki? Hossein Sobhaninia, seorang anggota senior parlemen Iran mengatakan, konflik militer Suriah dan Turki bisa menyeret kedua Negara Muslim tersebut ke dalam perang. Dan pada akhirnya, Barat yang akan menikmati keuntungan dari konflik tersebut. Demikian dilaporkan oleh PressTV 12 Oktober lalu [majulah-ijabi.org]
****
****
Menurut Sobhaninia, Negara Barat telah gagal menjatuhkan pemerintah Suriah. Karena kegagalan tersebut, mereka mencoba usaha lain untuk memanaskan persoalan kawasan untuk menyibukkan Suriah dengan persoalan eksternal. Dengan kesibukan Suriah menyelesaikan masalah internal, ditambah persoalan eksternal saat ini, mereka bisa menyiapkan rencana lain untuk melakukan pengeboman, pembantaian, dan tentu saja merusak keamanan kawasan. Beliau menambahkan bahwa perang dengan Suriah akan menyebabkan perselisihan di kalangan internal Turki sendiri.
“Sangat jelas, masyarakat Turki tidak menginginkan konflik seperti itu dan hanya akan menyebabkan kerusakan di kedua belah pihak”, tambahnya.
Turki telah menambah peralatan pertahanan militernya di perbatasan Suriah sejak beberapa minggu terakhir. Turki telah menempatkan tank-tank, misil anti pesawat dan tentara tambahan di area tersebut.
Perdana Mentri Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah memperingatkan tanggal 9 Oktober bahwa kekuatan tentara Turki tidak akan ragu melakukan balasan atas serangan ke wilayah Turki.
Ketegangan antara Suriah dan Turki muncul sejak Damaskus menuduh Ankara, bersama Arab Saudi dan Qatar, mendukung gerakan pemberontakan yang telah menyebabkan tewasnya masyarakat sipil, termasuk petugas keamanan dan tentara Suriah.
“Sangat jelas, masyarakat Turki tidak menginginkan konflik seperti itu dan hanya akan menyebabkan kerusakan di kedua belah pihak”, tambahnya.
Turki telah menambah peralatan pertahanan militernya di perbatasan Suriah sejak beberapa minggu terakhir. Turki telah menempatkan tank-tank, misil anti pesawat dan tentara tambahan di area tersebut.
Perdana Mentri Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah memperingatkan tanggal 9 Oktober bahwa kekuatan tentara Turki tidak akan ragu melakukan balasan atas serangan ke wilayah Turki.
Ketegangan antara Suriah dan Turki muncul sejak Damaskus menuduh Ankara, bersama Arab Saudi dan Qatar, mendukung gerakan pemberontakan yang telah menyebabkan tewasnya masyarakat sipil, termasuk petugas keamanan dan tentara Suriah.