Majulah IJABI
Hubungi kami di
  • Teras
  • Beranda Ustadz Jalal
  • Khazanah
  • IJABI
  • IJABIkita
  • IJABITube

Suara itu Suara....

21/6/2013

 
“Tidak akan ada orang miskin yang telanjang dan kelaparan
Kecuali karena ulah orang-orang kaya di antara mereka
Tuhan akan menuntut  tanggung jawab mereka
Dan mengazab mereka sepedih-pedihnya”

Suara itu, suara dikau ya Rasul Allah!

“Menegakkan keadilan satu saat saat lebih baik dari ibadah –salat malam dan puasa siang- selama tujuh puluh tahun.  Kezaliman satu saat lebih buruk dan lebih besar dosanya di sisi Allah dari bermaksiat enam puluh tahun”

Suara itu, suara dikau ya Rasul Allah

“Siapa saja orang yang menyenangkan penguasa dengan kemurkaan Allah ia telah keluar dari agama Allah”

Suara itu, suara dikau ya Rasul Allah

“Setiap kali aku melihat kekayaan berlimpah 
Aku selalu melihat di sampingnya
ada hak-hak orang yang ditelantarkan.”

Suara itu, suara dikau ya Amiral Mukminin

“Jika kemiskinan itu di depanku berwujud manusia Aku akan segera membunuhnya”

Suara itu, suara dikau ya Amiral Mukminin

“Yang paling cepat menghilangkan nikmat
Yang segera mendatangkan bencana
Ialah berbuat zalim kepada sesama
Karena Tuhan mendengarkan doa orang tertindas
Dan setiap saat bersiap menghukum penindas. “

“Jika kamu tawarkan kepadaku semua yang berada di bawah langit
Untuk kuambil sebutir gandum dari mulut seekor semut
Aku pasti akan menolaknya”

Suara itu, suara dikau ya Amiral Mukminin

Visitor Counter
Telah Dikunjungi Sebanyak

Tangan itu Tangan....

21/6/2013

 
KH Jalaluddin Rakhmat

Di  tengah sahara yang terhampar sangar
Dalam terik matahari siang yang membakar
Sepasang tangan suci menyapu lahan
            di bawah pepohonan
Ia menghadap Ka’bah dan mengangkat kedua tangan

“Allahu Akbar”

Kedua tangan itu tangan Muhammad Rasulullah

Di atas tumpukan pelana kuda dan unta
Di depan pandangan ratusan ribu mata
Ia memandang jauh ke depan
Dengan air mata yang mengelegak  dalam genangan
Tangan kanannya mengangkat  tangan kiri anak muda
          yang berdiri di sampingnya

Tangan kanan itu tangan Muhammad Rasulullah
Menakjubkan,  dari bibir yang suci kalimat lembut memancar
Menyebar di sahara yang terhampar
Bergulung-gulung membentuk awan
          Meledakkan gelegar halilintar
Dalam genggaman tangan suci, suara indah terdengar
“Man kuntu mawlah fa ‘Aliyyun mawlah.”

Tangan yang menggengam itu tangan Muhammad Rasulullah

Mereka berjalan di pinggiran kota Madinah
Di sekitar kota, seperti pagar hidup, ada taman-taman indah
“Taman kamu di surga lebih indah lagi”
Tiba-tiba kedua tangan Nabi memagut Ali
dan dari wajahnya mengalir airmata ke pundak Ali
“Aku menangis karena kedengkian  orang banyak kepadamu
Segera setelah aku meninggalkan kamu”

Kedua tangan  yang memagut itu tangan Muhammad Rasulullah

Di masjid, Ali tertidur dengan tubuh kelabu tertutup debu
“Biarkan ia tidur, karena sepeninggalku nanti
Ia tak kan sempat beristirahat lagi”
Dengan penuh kasih, tangan itu  membersihkan debu-debu di punggungnya
“Duduklah Ya Aba Turab, wahai Sang Bertabur Debu”
Ali terbangun dan kedua pasang mata saling menatap mesra
“Engkaulah pemimpin orang miskin dan orang miskin membanggakan kamu sebagai pemimpin mereka”

Tangan yang menyapu debu itu tangan Muhammad Rasulullah  

Di atas pangkuannya, diiringi senyum syahdu 
roh suci itu terbang lepas menuju Kekasih Sejati
kedua tangan itu menyapu muka Sang Nabi
Dan mengusapkannya ke  mukanya yang sendu
“Kau tetap indah, semasa ada dan setelah tiada”
Air mata melimpah keluar dari sela-sela jari tangannya

Kedua tangan itu tangan Ali Amirul Mukminin

Di pinggir jalan, ia menemukan anak kecil menangis sendirian
Ia mendekatinya, mendekapnya dan mengusap airmatanya
“Kenapa kau menangis, sayang?” 
 “Tadi aku datang ke sini untuk bermain bersama,
Teman-teman mengusirku dan berkata: Kau tak punya bapak!”
Tangan yang  kekar mencecar musuh di Badar sekarang bergetar
Tangan yang  kuat memegang pedang di medan perang sekarang berguncang
Dengan  gelegak air mata yang tak tertahan
Kedua tangannya memeluknya erat-erat
“Bawa uang ini. Bermainlah dengan mereka. Jika mereka bertanya siapa bapakmu? "
Katakan:  Ayahku Ali bin Abi Thalib!

Kedua tangan itu tangan Ali Amirul Mukminin

Imam Hasan membagikan makanan
Pada barisan orang yang kelaparan
Setiap orang memperoleh jatah satu bungkusan
“Bolehkah aku meminta satu bungkus tambahan
Buat seorang kakek yang  berbalut peluh
Pekerja kasar di ladang perkebunan.”
“Boleh saja,” kata Imam Hasan pembagi makanan
“Tidakkah kamu lihat tangan buruh  itu
Kalau tidak berkeringat basah  ia bersimbah darah
Dari aliran keringatnya  kami bagikan makanan
Dari simbahan darahnya kami tegakkan keadilan
Tangan orang tua itu  tangan ayahku Ali Amirul Mukminin”

Web Counter
Telah Dikunjungi Sebanyak

Jejak Suci

26/11/2012

 
Picture
Abdul Rasyid Idris

Gurun pasir kemilau berwarna ke emasan
Bersimbah darah suci sang penentu peradaban
Kemilau ke emasan berubah warna menjadi merah darah
Merah darah pertanda duka yang amat dalam
Semesta berduka bersama kelam meliputinya


Read More

Belia Kufah Pembawa Pesan Ukhuwah

22/11/2012

 
Jalaluddin Rakhmat

Lebih dari seribu tahun yang lalu di perbatasan Basrah
berhenti sebuah kafilah
pasukan para sahabat Nabi yang mulia
Kuda-kuda ditambatkan pejalan-pejalan kaki diistirahatkan
tapi lihat apa yang dilakukan sang Komandan
Ia turun dari kudanya berdiri menghadap Ka'bah yang berada di seberang sahara
Ia mengangkat tangannya berkali-kali
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. duduk dan berdiri, rukuk dan sujud
Ia rebahkan pipinya air mata menggelegak mengalir membasahi pasir yang kering
dalam desah nafas dan isakan kepedihan

Read More

Karbala

20/11/2012

 
Dimitri Mahayana

maka benarlah Rasul yang mengatakan,
“Tak seorang nabi pun yang menderita seperti apa yang kuderita”

Read More

Ziarahilah Aku

20/11/2012

 
Picture
Muhammad Mulyawan Samad

Ziarahilah aku karena aku adalah Al-Huseyn
Aku adalah hujan rahmat yg turun dari langit
Kalian ditimpa penyakit dan makam ku lah penawarnya
Darahku telah mengajarkan kalian makna kehormatan diri

Ziarahilah Aku karena aku adalah Al-Huseyn
Aku adalah penolong bagi siapa saja yg terusir
Aku adalah pedang penebas  bagi setiap yazid
Aku adalah pembebas pundak setiap budak


Read More

    Tentang

    Halaman ini berisi puisi-puisi tentang kecintaan kepada ahlulbait. Silahkan mengirimkan puisi dan tanggapan atas tulisan-tulisan di sini dengan mengirim email ke Admin di alamat:
    majulah.ijabi@gmail.com

    Picture
    Khazanah

    Penyair

    All
    Abdul Rasyid Idris
    Dimitri Mahayana
    Jalaluddin Rakhmat
    Mulyawan Samad

    Arsip

    June 2013
    November 2012

    RSS Feed


Picture
2012-2018 © IJABI (Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia)
Hubungi kami melalui: