Ahsa al-Banduni
Alunan shalawat badar bergema diiringi tepukan perkusi menyambut kehadiran seorang guru yang kini berusia 65 tahun. Di negeri ini Beliau lebih populer disapa Kang Jalal. Namun, para murid dan jamaahnya menyapa Ustadz Jalal (Jalaluddin Rakhmat).
Alunan shalawat badar bergema diiringi tepukan perkusi menyambut kehadiran seorang guru yang kini berusia 65 tahun. Di negeri ini Beliau lebih populer disapa Kang Jalal. Namun, para murid dan jamaahnya menyapa Ustadz Jalal (Jalaluddin Rakhmat).
Siang itu Ustadz Jalal didampingi istrinya memasuki ruang aula yang sudah dipenuhi oleh keluarga besar Yayasan Muthahhari dan Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) Jawa Barat. Ustadz Jalal terus berjalan sambil menyalami orang-orang yang berada di sekitarnya yang berdiri menyambutnya.
Ustadz Jalal pun duduk menghadap panggung mini. Pada dinding panggung tertera spanduk besar dengan bertuliskan Milad KH. Jalaluddin Rakhmat & Silaturahmi Keluarga Besar IJABI Jawa Barat dan Yayasan Muthhahhari.
Sang MC membuka acara. Diawali dengan shalawat dan alunan pembacaan Al-Quran. Disusul dengan sambutan-sambutan. Yang pertama dari sesepuh warga jalan kampus, daerah tempat tinggal Ustadz Jalal, yang menyampaikan peran Ustadz Jalal bagi masyarakat. Kemudian perwakilan dari keluarga yang disampaikan Ustadz Miftah, putra kedua Ustadz Jalal.
Ustadz Miftah menyampaikan ucapan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah berupa batu akik yang dibawa dari Iran. Ustadz Miftah bercerita ketika ziarah ke makam Imam Khomeini menemukan kalimat yang tertulis dan selalu dikenang orang-orang Iran bahwa Imam saat ditanya: mana tentara revolusi Anda? Imam menjawab bahwa tentaranya masih dalam buaian dan kelak menjadi pengisi revolusi Islam Iran sampai sekarang. Imam menyatakan demikian saat berusia 65 tahun, masa awal merintis gerakan revolusi Islam Iran.
Sambutan dilanjutkan oleh Dr.Dimitri Mahayana yang mewakili Yayasan Muthahhari. Pak Dimitri bercerita tentang masa muda yang terus mengikuti Ustadz Jalal sampai sekarang. Mulai dari Salman ITB sampai merintis pengajian ahad di masjid Al-Munawwarah yang berada di belakang rumah Ustadz Jalal.
Bagi Pak Dimitri, sosok Ustadz Jalal tidak bisa tergantikan. Ilmu-ilmu Islam yang diperoleh dari Ustadz Jalal sangat membantunya dalam memahami agama sehingga tidak menjadi seorang yang sekterian. Menurut Dimitri, yang diajarkan Ustadz Jalal adalah agama cinta sehingga para murid pun diajak untuk mencintai Rasulullah saw dan keluarganya yang suci.
Lain halnya dengan Kiai Khoiron Yusuf dari Jawa Timur. Ia mewakili Dewan Syura IJABI menyampaikan selamat ulang tahun dan mendoakan agar Ustadz Jalal terus berupaya mewujudkan persatuan dan kesatuan di negeri Indonesia. Kemudian Pak Hesthi yang mewakili IJABI mengisahkan kontribusi dalam pendirian IJABI.
Selesai sambutan-sambutan, murid-murid Muthahhari berkumpul di panggung. Kemudian menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Lengkingan suara anak kecil terdengar menyebut: Happy birth day Aki Jalal yang diiringi barisan keluarga Ustadz Jalal membawa kue dan bunga-bunga. Kue ulang tahun pun di buka dan lilin dinyalakan. Ustadz Jalal meniup api lilin dan memotong kue kemudian diserahkan kepada keluarganya.
Selesai pemotongan kue, Ustadz Jalal membacakan narasi yang telah ditulisnya tentang perjalanan hidupnya dengan kutipan hadis, kutipan dari Bung Karno, dan ulasan kisah hidup Imam Khomeini.
Menjelang akhir, adik kandung Ustad Jalal, Pak Dedi menyampaikan sambutan penutup dan berjanji akan memberikan serban yang diberikan ayahnya dahulu yang senantiasa dipakai saat dakwah.
Kemudian seluruh jamaah yang hadir menyalami Ustadz Jalal dan menyantap makan siang yang disediakan keluarga besar Yayasan Muthahhari dan IJABI Jawa Barat.
Wilujeng Milangkala Pangersa Guru KH.Jalaluddin Rakhmat. Mugi barokah dunya akherat. Mugi sehat wal afiat. Mugi tambih jembar manah, tambih kiat mayunan sagala rupaning cocobi anu tumiba ka Pnagersa Guru. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad. Al-Fathihah….
Ustadz Jalal pun duduk menghadap panggung mini. Pada dinding panggung tertera spanduk besar dengan bertuliskan Milad KH. Jalaluddin Rakhmat & Silaturahmi Keluarga Besar IJABI Jawa Barat dan Yayasan Muthhahhari.
Sang MC membuka acara. Diawali dengan shalawat dan alunan pembacaan Al-Quran. Disusul dengan sambutan-sambutan. Yang pertama dari sesepuh warga jalan kampus, daerah tempat tinggal Ustadz Jalal, yang menyampaikan peran Ustadz Jalal bagi masyarakat. Kemudian perwakilan dari keluarga yang disampaikan Ustadz Miftah, putra kedua Ustadz Jalal.
Ustadz Miftah menyampaikan ucapan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah berupa batu akik yang dibawa dari Iran. Ustadz Miftah bercerita ketika ziarah ke makam Imam Khomeini menemukan kalimat yang tertulis dan selalu dikenang orang-orang Iran bahwa Imam saat ditanya: mana tentara revolusi Anda? Imam menjawab bahwa tentaranya masih dalam buaian dan kelak menjadi pengisi revolusi Islam Iran sampai sekarang. Imam menyatakan demikian saat berusia 65 tahun, masa awal merintis gerakan revolusi Islam Iran.
Sambutan dilanjutkan oleh Dr.Dimitri Mahayana yang mewakili Yayasan Muthahhari. Pak Dimitri bercerita tentang masa muda yang terus mengikuti Ustadz Jalal sampai sekarang. Mulai dari Salman ITB sampai merintis pengajian ahad di masjid Al-Munawwarah yang berada di belakang rumah Ustadz Jalal.
Bagi Pak Dimitri, sosok Ustadz Jalal tidak bisa tergantikan. Ilmu-ilmu Islam yang diperoleh dari Ustadz Jalal sangat membantunya dalam memahami agama sehingga tidak menjadi seorang yang sekterian. Menurut Dimitri, yang diajarkan Ustadz Jalal adalah agama cinta sehingga para murid pun diajak untuk mencintai Rasulullah saw dan keluarganya yang suci.
Lain halnya dengan Kiai Khoiron Yusuf dari Jawa Timur. Ia mewakili Dewan Syura IJABI menyampaikan selamat ulang tahun dan mendoakan agar Ustadz Jalal terus berupaya mewujudkan persatuan dan kesatuan di negeri Indonesia. Kemudian Pak Hesthi yang mewakili IJABI mengisahkan kontribusi dalam pendirian IJABI.
Selesai sambutan-sambutan, murid-murid Muthahhari berkumpul di panggung. Kemudian menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Lengkingan suara anak kecil terdengar menyebut: Happy birth day Aki Jalal yang diiringi barisan keluarga Ustadz Jalal membawa kue dan bunga-bunga. Kue ulang tahun pun di buka dan lilin dinyalakan. Ustadz Jalal meniup api lilin dan memotong kue kemudian diserahkan kepada keluarganya.
Selesai pemotongan kue, Ustadz Jalal membacakan narasi yang telah ditulisnya tentang perjalanan hidupnya dengan kutipan hadis, kutipan dari Bung Karno, dan ulasan kisah hidup Imam Khomeini.
Menjelang akhir, adik kandung Ustad Jalal, Pak Dedi menyampaikan sambutan penutup dan berjanji akan memberikan serban yang diberikan ayahnya dahulu yang senantiasa dipakai saat dakwah.
Kemudian seluruh jamaah yang hadir menyalami Ustadz Jalal dan menyantap makan siang yang disediakan keluarga besar Yayasan Muthahhari dan IJABI Jawa Barat.
Wilujeng Milangkala Pangersa Guru KH.Jalaluddin Rakhmat. Mugi barokah dunya akherat. Mugi sehat wal afiat. Mugi tambih jembar manah, tambih kiat mayunan sagala rupaning cocobi anu tumiba ka Pnagersa Guru. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad. Al-Fathihah….