[Makassar, majulah-IJABI] Penguatan persaudaraan di antara sesama umat Islam menjadi prasyarat mutlak bagi persatuan bangsa. Karena itu, ikhtiar membangun sinergitas di antara seluruh kelompok dalam Islam menjadi sangat penting untuk mengukuhkan ukhuwah. Hal itu mengemuka dalam Dialog Antar Ormas Islam yang diselenggarakan MUI Sulsel bekerjasama dengan DPP IMMIM yang mengusung tema Membangun Sinergitas Mengukuhkan Ukhuwah.
Dialog yang digelar di Aula IMMIM Jl. Jend. Sudirman, Makassar tanggal 12 Agustus 2017 hari ini berlangsung dari jam 09.00-12.30 wita dan menghadirkan Ketua MUI Sulsel AGH DR (HC). Sanusi Baco, Lc dan Ketua Umum DPP IMMIM Prof. Dr. H. Ahmad M Sewang, MA.
Dialog yang dipandu oleh Dr.H.M. Ishaq Samad, MA sebagai moderator ini diawali dengan Tausiyah Ketua MUI Sulsel tentang pentingnya menjaga persatuan. AGH Sanusi Baco menjelaskan tiga konsep persatuan, yaitu Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniah, dan Ukhuwah Wathaniah. Ukhuwah Islamiah adalah persaudaraan sesama umat Islam yang ditandai oleh menyembah Tuhan yang Satu, Nabi yang satu, Qur’an yang satu.
Ukhuwah Insaniah adalah persaudaraan sebagai sesama makluk ciptaan Tuhan. Sedangkan Ukhuwah Wathaniah adalah persaudaraan sebangsa setanah air. Sembari mengutip pendapat Prof Dr Quraish Shihab, beliau menjelaskan makna saudara, yaitu se-udara atau satu udara. Hal itu bermakna, semua yang menghirup udara yang sama pada hakikatnya adalah bersaudara. Itulah pemaknaan persaudaraan dalam arti yang lebih luas.
Menanggapi berbagai pertanyaan dari peserta dialog terkait kondisi terkini tanah air, beliau menekankan pentingnya umat Islam untuk lebih berhati-hati dengan berbagai berita yang beredar luas, terutama berita yang tidak jelas kebenarannya, termasuk di dalamnya berita hoax. Seraya mengutip QS. Al Hujurat : 6 beliau menekankan pentingnya umat Islam senantiasa melakukan tabayyun, mengecek kebenaran informasi sehingga tidak menjadi korban informasi yang tidak benar.
Sementara itu, pada sesi kedua Ketua Umum DPP IMMIM tampil menjelaskan tentang kiprah dan peran IMMIM dalam rangka menjaga ketentraman dan persatuan umat islam khususnya di Sulawesi Selatan. Sebagai ujung tombak da’wah, para Ustadz dalam naungan IMMIM haruslah memiliki akses informasi yang terbaru, tervalid dan original. Tidak boleh para muballigh ketinggalan mengikuti perkembangan informasi terkini. Saat menjawab pertanyaan para peserta dialog, Prof Ahmad Sewang menjelaskan tentang ketidaksetujuannya pada kelompok yang mengklaim dirinya paling benar dengan melabel sesat kelompok lain. Untuk menguatkan pendapatnya, beliau mengutip Risalah Amman yang merupakan sebuah deklarasi kesepakatan bersama para ulama besar dan intelektual muslim sedunia tentang keabsahan berbagai aliran dan kelompok madzhab dalam Islam, baik Sunni maupun Syiah.
Dialog ini dihadiri berbagai ormas Islam dari berbagai mazhab. MUI Sulsel juga mengundang IJABI (mewakili Muslim Syiah), Ahmadiyah dan An Nadhir sebagai peserta dialog keummatan ini. Secara umum para peserta dialog menganggap pertemuan lintas ormas ini sebagai ajang silaturahmi yang sangat penting untuk dilakukan secara berkala.
Dialog yang dipandu oleh Dr.H.M. Ishaq Samad, MA sebagai moderator ini diawali dengan Tausiyah Ketua MUI Sulsel tentang pentingnya menjaga persatuan. AGH Sanusi Baco menjelaskan tiga konsep persatuan, yaitu Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniah, dan Ukhuwah Wathaniah. Ukhuwah Islamiah adalah persaudaraan sesama umat Islam yang ditandai oleh menyembah Tuhan yang Satu, Nabi yang satu, Qur’an yang satu.
Ukhuwah Insaniah adalah persaudaraan sebagai sesama makluk ciptaan Tuhan. Sedangkan Ukhuwah Wathaniah adalah persaudaraan sebangsa setanah air. Sembari mengutip pendapat Prof Dr Quraish Shihab, beliau menjelaskan makna saudara, yaitu se-udara atau satu udara. Hal itu bermakna, semua yang menghirup udara yang sama pada hakikatnya adalah bersaudara. Itulah pemaknaan persaudaraan dalam arti yang lebih luas.
Menanggapi berbagai pertanyaan dari peserta dialog terkait kondisi terkini tanah air, beliau menekankan pentingnya umat Islam untuk lebih berhati-hati dengan berbagai berita yang beredar luas, terutama berita yang tidak jelas kebenarannya, termasuk di dalamnya berita hoax. Seraya mengutip QS. Al Hujurat : 6 beliau menekankan pentingnya umat Islam senantiasa melakukan tabayyun, mengecek kebenaran informasi sehingga tidak menjadi korban informasi yang tidak benar.
Sementara itu, pada sesi kedua Ketua Umum DPP IMMIM tampil menjelaskan tentang kiprah dan peran IMMIM dalam rangka menjaga ketentraman dan persatuan umat islam khususnya di Sulawesi Selatan. Sebagai ujung tombak da’wah, para Ustadz dalam naungan IMMIM haruslah memiliki akses informasi yang terbaru, tervalid dan original. Tidak boleh para muballigh ketinggalan mengikuti perkembangan informasi terkini. Saat menjawab pertanyaan para peserta dialog, Prof Ahmad Sewang menjelaskan tentang ketidaksetujuannya pada kelompok yang mengklaim dirinya paling benar dengan melabel sesat kelompok lain. Untuk menguatkan pendapatnya, beliau mengutip Risalah Amman yang merupakan sebuah deklarasi kesepakatan bersama para ulama besar dan intelektual muslim sedunia tentang keabsahan berbagai aliran dan kelompok madzhab dalam Islam, baik Sunni maupun Syiah.
Dialog ini dihadiri berbagai ormas Islam dari berbagai mazhab. MUI Sulsel juga mengundang IJABI (mewakili Muslim Syiah), Ahmadiyah dan An Nadhir sebagai peserta dialog keummatan ini. Secara umum para peserta dialog menganggap pertemuan lintas ormas ini sebagai ajang silaturahmi yang sangat penting untuk dilakukan secara berkala.
Di akhir Acara, Ketua Umum IJABI Sulawesi Selatan Ustadz Mukhammad Idrus memberikan cindera mata berupa poster Al-Qur’an kepada DPP IMMIM yang diterima oleh Prof. Dr. Ahmad M Sewang MA. Penyerahan cindera mata tersebut merupakan bentuk apresiasi IJABI Sulsel kepada DPP IMMIM yang menjadi penggagas sekaligus tuan rumah dialog antar ormas tersebut. [majulah-ijabi]