Civitas akademika Universitas Tadulako (Untad) di Palu Sulawesi Tengah, mengadakan acara peringatan Maulid Nabi, 12 Rabiul Awal 1434 H, atau Kamis (24/01). Kegiatan yang dipusatkan di Auditorium Untad itu menghadirkan Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof Dr KH Jalaluddin Rakhmat M.Sc. Berita berikut diambil dari website Universitas Tadulako [majulah-ijabi.org]
Sebelum acara puncak, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (Warek Bima) Asmadi Weri SH MH, dalam sambutannya mewakili Rektor, menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Tak lupa, Warek Bima juga mengapresiasi segala bentuk kerja keras panitia, dalam hal ini PHBI Untad.
“Semoga kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi kita semua untuk saling mempererat ukhuwah islamiah di antara kita,” tandas Asmadi Weri.
Prof Jalaluddin Rakhmat, dalam ceramahnya mengakui sangat terkesan dengan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Kang Jalal, sapaannya, pada awal ceramahnya mengaku terkesan dengan penampilan Hadrah Marawis TNI Yonif 711.
“Berkali-kali Shalawat Nabi dikumandangkan. Subhanallah, saya begitu terkesan. Apalagi, yang membawakannya adalah anggota TNI,” kata Kang Jalal.
Kang Jalal, kembali menekankan bahwa Shalawat Nabi harus terus terpatri dalam diri setiap muslim. Hal itu harus dilakukan agar dapat memupuk dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
“Buat para orang tua, harus mengajarkan Shalawat Nabi kepada anak-anaknya sejak dini. Jangan sampai anak-anak lebih hafal lagu-lagu pop, dan lainnya dibandingkan dengan Shalawat Nabi,” kata Kang Jalal.
Pembelajaran dan penanaman kecintaan kepada Nabi SAW terhadap anak-anak, kata Kang Jalal, dapat menjadikan anak-anak mengikuti dan menjadikan Nabi SAW sebagai panutan dalam laku kehidupan sehari-hari. Apalagi, kenyataan saat ini, anak-anak begitu mudah dirasuki oleh berbagai budaya dan tingkah laku yang semakin menyimpang dari ajaran Islam dan akhlak Nabi SAW.
Hal tersebut, lanjut Kang Jalal, sejalan dengan teori komunikasi untuk mempengaruhi seseorang. Salah satu hal yang paling ampuh untuk mempengaruhi seseorang adalah adanya kecintaan. Jika rasa cinta sudah muncul, seseorang akan terdorong untuk mengikuti tingkah laku panutannya.
“Sangat riskan jika anak-anak muncul rasa cintanya kepada penyanyi-penyanyi. Apalagi yang dari luar. Mereka otomatis akan mengikuti gaya, penampilan, bahkan tingkah laku dari yang diidolakannya,” jelas Kang Jalal.
Olehnya, peran orang tua sangat penting untuk menanamkan kecintaan anak-anak kepada Nabi SAW. Rasa cinta yang muncul akan menjadikan Nabi SAW sebagai panutan dari anak-anak, dan akan terbawa sampai dewasa, baik dalam hal perilaku, penampilan, maupun tingkah laku yang selalu berpedoman pada akhlak Nabi SAW.
Setelah ceramah dari Kang Jalal, dilanjutkan dengan penilaian Lomba Hias Telur yang merupakan ciri khas Maulid. Lomba itu diikuti oleh seluruh Darma Wanita Persatuan dari seluruh fakultas di lingkungan Untad. Hasilnya, anak baru Untad, Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) keluar sebagai juara pertama, disusul oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di tempat kedua, dan Fakultas Pertanian (Faperta) di posisi ketiga.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Ketua Dewan Guru Besar Prof Dr Anhulaila, Direktur Pascasarjana Prof Dr Ir Indrianto Kadekoh MP, para dekan, para wakil dekan, para dosen, mahasiswa, dan masyarakat di sekitar lingkungan Untad
“Semoga kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi kita semua untuk saling mempererat ukhuwah islamiah di antara kita,” tandas Asmadi Weri.
Prof Jalaluddin Rakhmat, dalam ceramahnya mengakui sangat terkesan dengan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Kang Jalal, sapaannya, pada awal ceramahnya mengaku terkesan dengan penampilan Hadrah Marawis TNI Yonif 711.
“Berkali-kali Shalawat Nabi dikumandangkan. Subhanallah, saya begitu terkesan. Apalagi, yang membawakannya adalah anggota TNI,” kata Kang Jalal.
Kang Jalal, kembali menekankan bahwa Shalawat Nabi harus terus terpatri dalam diri setiap muslim. Hal itu harus dilakukan agar dapat memupuk dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
“Buat para orang tua, harus mengajarkan Shalawat Nabi kepada anak-anaknya sejak dini. Jangan sampai anak-anak lebih hafal lagu-lagu pop, dan lainnya dibandingkan dengan Shalawat Nabi,” kata Kang Jalal.
Pembelajaran dan penanaman kecintaan kepada Nabi SAW terhadap anak-anak, kata Kang Jalal, dapat menjadikan anak-anak mengikuti dan menjadikan Nabi SAW sebagai panutan dalam laku kehidupan sehari-hari. Apalagi, kenyataan saat ini, anak-anak begitu mudah dirasuki oleh berbagai budaya dan tingkah laku yang semakin menyimpang dari ajaran Islam dan akhlak Nabi SAW.
Hal tersebut, lanjut Kang Jalal, sejalan dengan teori komunikasi untuk mempengaruhi seseorang. Salah satu hal yang paling ampuh untuk mempengaruhi seseorang adalah adanya kecintaan. Jika rasa cinta sudah muncul, seseorang akan terdorong untuk mengikuti tingkah laku panutannya.
“Sangat riskan jika anak-anak muncul rasa cintanya kepada penyanyi-penyanyi. Apalagi yang dari luar. Mereka otomatis akan mengikuti gaya, penampilan, bahkan tingkah laku dari yang diidolakannya,” jelas Kang Jalal.
Olehnya, peran orang tua sangat penting untuk menanamkan kecintaan anak-anak kepada Nabi SAW. Rasa cinta yang muncul akan menjadikan Nabi SAW sebagai panutan dari anak-anak, dan akan terbawa sampai dewasa, baik dalam hal perilaku, penampilan, maupun tingkah laku yang selalu berpedoman pada akhlak Nabi SAW.
Setelah ceramah dari Kang Jalal, dilanjutkan dengan penilaian Lomba Hias Telur yang merupakan ciri khas Maulid. Lomba itu diikuti oleh seluruh Darma Wanita Persatuan dari seluruh fakultas di lingkungan Untad. Hasilnya, anak baru Untad, Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) keluar sebagai juara pertama, disusul oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di tempat kedua, dan Fakultas Pertanian (Faperta) di posisi ketiga.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Ketua Dewan Guru Besar Prof Dr Anhulaila, Direktur Pascasarjana Prof Dr Ir Indrianto Kadekoh MP, para dekan, para wakil dekan, para dosen, mahasiswa, dan masyarakat di sekitar lingkungan Untad