Gerakan Warga Lawan Terorisme dengan ini menyatakan tekad bersama untuk melawan aksi terorisme yang telah menghanucurkan nilai kemanusiaan dan menyebarkan rasa ketakutan serta memecah belah bangsa, serta dalam jangka panjang dapat menghancurkan NKRI. Kami percaya bahwa persaudaraan anak bangsa akan terus menjadi lebih kokoh dalam menghadapi tantangan ini guna mempertahankan Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Wahid Foundation, Jakarta 15 Mei 2018
Rangkaian aksi kejahatan teror yang terjadi di Rutan Mako Brimob Depok hingga bom bunuh diri di 3 gereja Surabaya, Rusunawa Sidoarjo dan Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, telah melampaui batas kemanusiaan. Sebanyak 31 orang yang terdiri dari anak-anak, warga dan juga aparat meninggal dunia. Apalagi, pelaku bahkan mengorbankan anak-anaknya sendiri dalam aksi teror itu. Lebih dari 10 orang luka-luka.
Kami, Gerakan Warga Lawan Terorisme yang terdiri dari tokoh lintas-iman, lintas-profesi (pekerja seni dan budaya, akademisi dan pendidik, pekerja kemanusiaan, dan lain-lain) dan masyarakat adat mengutuk keras tindak kejahatan terorisme. Kami juga menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban dan keluarga.
Gerakan Warga Lawan Terorisme dengan ini menyatakan tekad bersama untuk melawan aksi terorisme yang telah menghancurkan nilai kemanusiaan dan menyebarkan rasa ketakutan serta memecah belah bangsa, serta dalam jangka panjang dapat menghancurkan NKRI. Kami percaya bahwa persaudaraan anak bangsa akan terus menjadi lebih kokoh dalam menghadapi tantangan ini guna mempertahankan Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Gerakan Warga Lawan Terorisme bertekad:
Rangkaian aksi kejahatan teror yang terjadi di Rutan Mako Brimob Depok hingga bom bunuh diri di 3 gereja Surabaya, Rusunawa Sidoarjo dan Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, telah melampaui batas kemanusiaan. Sebanyak 31 orang yang terdiri dari anak-anak, warga dan juga aparat meninggal dunia. Apalagi, pelaku bahkan mengorbankan anak-anaknya sendiri dalam aksi teror itu. Lebih dari 10 orang luka-luka.
Kami, Gerakan Warga Lawan Terorisme yang terdiri dari tokoh lintas-iman, lintas-profesi (pekerja seni dan budaya, akademisi dan pendidik, pekerja kemanusiaan, dan lain-lain) dan masyarakat adat mengutuk keras tindak kejahatan terorisme. Kami juga menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban dan keluarga.
Gerakan Warga Lawan Terorisme dengan ini menyatakan tekad bersama untuk melawan aksi terorisme yang telah menghancurkan nilai kemanusiaan dan menyebarkan rasa ketakutan serta memecah belah bangsa, serta dalam jangka panjang dapat menghancurkan NKRI. Kami percaya bahwa persaudaraan anak bangsa akan terus menjadi lebih kokoh dalam menghadapi tantangan ini guna mempertahankan Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Gerakan Warga Lawan Terorisme bertekad:
- Mendukung penuh sikap aparat penegak hukum dan pemerintah untuk segera menghentikan teror dan menindak tegas para pelaku dan pihak-pihak yang terlibat dalam aksi-aksi teror;
- Mendorong pemerintah untuk memastikan pemulihan yang efektif kepada para korban dan keluarganya;
- Mendesak pemerintah dan parlemen untuk segera mensahkan Revisi UU Anti Terorisme sebagai bagian dari sistem peradilan pidana (criminal justice system) yang didasarkan supermasi sipil dan sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia;
- Mendesak pemerintah untuk lebih proaktif dalam memulihkan dan memberikan rasa aman serta perlindungan terhadap segenap warga dari berbagai bentuk teror, dengan langkah-langkah berikut ini:
a.
b. c. d. e. f. g. h. i. j. |
Segera mengungkap dan memproses hukum jaringan dan otak di balik teror bom bunuh diri, dengan tetap menghormati HAM dan proses hukum yang adil;
Memperkuat kerjasama seluruh institusi pemerintahan di tingkat daerah dan nasional, badan legislatif, dan institusi penegak hukum dalam memberantas radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme; Mengevaluasi dan mengoptimalkan program deradikalisasi bagi para militan yang kembali dari luar negri; Membangun mekanisme pencegahan dan peringatan dini yang lebih tanggap dan efektif dengan melibatkan jajaran aparatur pemerintahan sejak dari RT, dan RW Bhabinkamtibmas; Mengoptimalkan dukungan warga dengan membuka akses yang lebih luas dalam memberikan pengaduan kepada kepolisian tentang kegiatan-kegiatan yang dicurigai mengarah pada radikalisme, ekstremisme dan terorisme; Memberantas perkembangan paham intoleran dan radikalisme di jajaran aparatur negara dalam segenap institusi eksekutif, legislatif, yudikatif; Polri serta lembaga-lembaga negara lainnya; Menyegerakan reformasi pendidikan untuk mengatasi perkembangan paham intoleran dan radikal; Mewujudkan jaminan perlindungan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan; Meningkatkan dukungan pada inisiatif warga dalam menyemai pendidikan toleransi, HAM dan perdamaian; Senantiasa mengembangkan upaya utk menjembatani komunikasi lintas budaya, agama dan keyakinan. |
Gerakan Warga Lawan Terorisme juga menyerukan kepada masyarakat luas untuk:
- Menjaga dan memperkuat bangunan persatuan dan harmoni serta mempererat ikatan antar-suku, agama atau kepercayaan, ras, dan antar golongan (SARA) agar tidak mudah diadu domba oleh teroris dan pihak manapun;
- Memperkuat kohesi sosial dengan merawat dan menghidupkan semangat Bhinneka Tunggal Ika;
- Terlibat aktif mengawasi lingkungannya dan bekerjasama dengan aparat untuk melaporkan jika ada hal-hal yang mencurigakan;
- Tidak menyebarkan foto-foto ataupun informasi terkait terorisme yang tidak jelas sumbernya dan tanpa terlebih dahulu diverifikasi kebenarannya;
- Melindungi keluarga dari paham dan berbagai anasir yang terkait dengan gagasan, sikap maupun tindakan radikalisme, ekstrimisme dan terorisme;
- Mengingatkan media untuk setia pada Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) dengan tidak menampilkan gambar atau video yang mengandung unsur-unsur kekerasan dalam meliput terorisme;
- Meminta kepada pihak media, khususnya televisi untuk tidak mengundang dan menampilkan tokoh-tokoh agama, politis dan pihak manapun yang menyebarkan syiar kebencian, permusuhan, ekkstrimisme dan diskriminasi.
Daftar Lembaga dan Komunitas pendukung:
1. Wahid Foundation
2. ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace)
3. ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika)
4. PGI (Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia)
5. KWI (Konferensi Waligereja Indonesia)
6. Ikatan Alumni STF Driyarkara
7. Maarif Institute
8. Yayasan Cahaya Guru
9. Majelis Tao Indonesia (MTI)
10. Komnas Perempuan
11. Komnas HAM
12. Gerakan Indonesia Beragam
13. Relawan Peduli Korban Bom Surabaya (RPKBS)
14. Kemitraan bagi Tata Pembaharuan Pemerintahan Yang Baik
15. Perempuan Indonesia Antikorupsi
16. Gerakan Narasi Damai Nusantara
17. Majelis Budhayana Indonesia
18. Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI)
19. Sangha Agung Indonesia
20. Parisadha Hindu Darma Indonesia
21. PGLII (Persekutuan Gereja Gereja dan Lembaga Lembaga Injili di Indonesia)
22. Kaf Kaf Foundation
23. BhinneArt
24. Saya Perempuan Antikorupsi
25. Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK)
26. CISV Indonesia
27. Jaringan Gusdurian Indonesia
28. INFID
29. MAFINDO
30. AMAN Indonesia
31. Lembaga Katolikana
32. FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia)
33. Sekretariat Nasional FMKI
34. FORDAKHA (Forum Dialog Antar Agama untuk Kesejahteraan Holistik Anak)
35. Institute of Community Justice, Makassar
36. Dewi Keadilan Sulawesi Selatan
37. Solo Bersimfoni
38. LBH Makassar
39. FIK ORNOP Sulawesi Selatan
40. ELSAM
41. KPI sulawesi selatan
42. Lembaga Perkumpulan Lingkar Belajar untuk Perempuan Sulawesi Tengah.
43. YASMIB Sulawesi
44. CISDI
45. Thamrin School of Climate Change and Sustainability
46. Mari Berbagi
47. Indika Foundation
48. Perempuan Peduli Kebinekaan dan Keadilan
49. LPA Nusa Tenggara Barat
50. C-SAVE
51. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
52. Yayasan Suar Asa Khatulistiwa, Kalimantan Barat
53. Kaukus Pancasila
54. Puan Amal Hayati
55. Barisan Kader Gus Dur (Barkade Gusdur)
56. WALHI
57. Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI)
58. Komunitas Peace Maker Kupang (KOMPAK)
1. Wahid Foundation
2. ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace)
3. ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika)
4. PGI (Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia)
5. KWI (Konferensi Waligereja Indonesia)
6. Ikatan Alumni STF Driyarkara
7. Maarif Institute
8. Yayasan Cahaya Guru
9. Majelis Tao Indonesia (MTI)
10. Komnas Perempuan
11. Komnas HAM
12. Gerakan Indonesia Beragam
13. Relawan Peduli Korban Bom Surabaya (RPKBS)
14. Kemitraan bagi Tata Pembaharuan Pemerintahan Yang Baik
15. Perempuan Indonesia Antikorupsi
16. Gerakan Narasi Damai Nusantara
17. Majelis Budhayana Indonesia
18. Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI)
19. Sangha Agung Indonesia
20. Parisadha Hindu Darma Indonesia
21. PGLII (Persekutuan Gereja Gereja dan Lembaga Lembaga Injili di Indonesia)
22. Kaf Kaf Foundation
23. BhinneArt
24. Saya Perempuan Antikorupsi
25. Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK)
26. CISV Indonesia
27. Jaringan Gusdurian Indonesia
28. INFID
29. MAFINDO
30. AMAN Indonesia
31. Lembaga Katolikana
32. FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia)
33. Sekretariat Nasional FMKI
34. FORDAKHA (Forum Dialog Antar Agama untuk Kesejahteraan Holistik Anak)
35. Institute of Community Justice, Makassar
36. Dewi Keadilan Sulawesi Selatan
37. Solo Bersimfoni
38. LBH Makassar
39. FIK ORNOP Sulawesi Selatan
40. ELSAM
41. KPI sulawesi selatan
42. Lembaga Perkumpulan Lingkar Belajar untuk Perempuan Sulawesi Tengah.
43. YASMIB Sulawesi
44. CISDI
45. Thamrin School of Climate Change and Sustainability
46. Mari Berbagi
47. Indika Foundation
48. Perempuan Peduli Kebinekaan dan Keadilan
49. LPA Nusa Tenggara Barat
50. C-SAVE
51. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
52. Yayasan Suar Asa Khatulistiwa, Kalimantan Barat
53. Kaukus Pancasila
54. Puan Amal Hayati
55. Barisan Kader Gus Dur (Barkade Gusdur)
56. WALHI
57. Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI)
58. Komunitas Peace Maker Kupang (KOMPAK)
Tokoh masyarakat dan pekerja seni:
1. Ibu Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
2. Prof. Saparinah Sadli
3. Prof. Musdah Mulia
4. Hendardi
5. Prof. Azyumardi Azra
6. Henny Supolo
7. Yudi Latif
8. Sandra Moniaga,
9. Mariana Amiruddin
10. Nia Dinata
11. Jajang C Nur
12. Hanung Bramantyo
13. Hadad Alwi
14. Saskia Mecca
15. Olga Lydia
16. Jenny Jusuf
17. Angga Sasongko
18. Dennis Adhiswara
19. Haikal Kamil
20. Sumbadra Hayuning
21. Nong Andah Darol Mahmada
22. Ilma Sovri Yanti Ilyas
23. Tantowi Anwari
24. Rifah Zainani
25. Ririn Sefsani
26. Poppy Louise
27. Muhammad Abdullah Darraz
28. Alamsyah M Djafar
29. Nia Sjarifudin Joedopramono
30. Farid Ari Fandi
31. Gomar Gultom
32. Penrad Siagian
33. Illian Deta Arta Sari
34. Sita Supomo
35. Tatty Aprilyana
36. Anita Ashvini Wahid
37. Ruby Kholifah
38. Andy Yentriyani
39. Ahsan Jamet Hamidi
40. Mochamad Mustafa
41. Muhammad Mukhlisin
42. Sandra Moniaga
43. Romo "Harry" Haryanto
44. Lucia Wenehen
45. Syamsuddin Baharuddin
46. Samuel Bless
1. Ibu Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
2. Prof. Saparinah Sadli
3. Prof. Musdah Mulia
4. Hendardi
5. Prof. Azyumardi Azra
6. Henny Supolo
7. Yudi Latif
8. Sandra Moniaga,
9. Mariana Amiruddin
10. Nia Dinata
11. Jajang C Nur
12. Hanung Bramantyo
13. Hadad Alwi
14. Saskia Mecca
15. Olga Lydia
16. Jenny Jusuf
17. Angga Sasongko
18. Dennis Adhiswara
19. Haikal Kamil
20. Sumbadra Hayuning
21. Nong Andah Darol Mahmada
22. Ilma Sovri Yanti Ilyas
23. Tantowi Anwari
24. Rifah Zainani
25. Ririn Sefsani
26. Poppy Louise
27. Muhammad Abdullah Darraz
28. Alamsyah M Djafar
29. Nia Sjarifudin Joedopramono
30. Farid Ari Fandi
31. Gomar Gultom
32. Penrad Siagian
33. Illian Deta Arta Sari
34. Sita Supomo
35. Tatty Aprilyana
36. Anita Ashvini Wahid
37. Ruby Kholifah
38. Andy Yentriyani
39. Ahsan Jamet Hamidi
40. Mochamad Mustafa
41. Muhammad Mukhlisin
42. Sandra Moniaga
43. Romo "Harry" Haryanto
44. Lucia Wenehen
45. Syamsuddin Baharuddin
46. Samuel Bless