Ust Miftah F Rakhmat
Imam Ali as adalah pintu kepada perbendaharaan ilmu Rasulullah Saw. Tidak mengherankan jika dari washi Rasulullah Saw ini terpancar hikmah yang sangat melimpah. Berikut ini kami sarikan kembali pelajaran penting dari Imam 'Ali as yang berkenaan dengan Pendidikan Anak. [majulah-IJABI]
Imam Ali as adalah pintu kepada perbendaharaan ilmu Rasulullah Saw. Tidak mengherankan jika dari washi Rasulullah Saw ini terpancar hikmah yang sangat melimpah. Berikut ini kami sarikan kembali pelajaran penting dari Imam 'Ali as yang berkenaan dengan Pendidikan Anak. [majulah-IJABI]
- Jangan paksakan anakmu untuk menjadi seperti (keinginan)mu. Karena mereka sudah diciptakan untuk waktu yang berbeda dengan zamanmu.
- Anak yang kau kekang (kau atur begitu rupa) seperti jari berlebih. Kalau kau biarkan, kau tak menyukainya. Kalau kau potong, kau sakit karenanya.
- Seharusnya menjadi tujuanmu, bahwa kau menampakkan kasihmu pada anakmu jauh lebih baik/lebih banyak daripada mereka menampakkan kasihnya padamu. (Catatan: orangtua tidak seharusnya 'hitung-hitungan'. Misalnya dengan mengatakan saya sudah begini, saya sudah melakukan ini itu, dan sebagainya)
- Kalau kau hendak memarahi anakmu, berikan ruang begitu rupa baginya untuk berpaling dari kesalahannya. Jangan jadikan marahmu menyebabkannya keras kepala dalam mengubah perilakunya. (Catatan: bila marah atau menegur, gunakan kalimat pendek-pendek dan to the point. Bila mengapresiasi dan menghargai, sebaiknya berlebih dan penuh kasih).
- Karena kau duduk di mana pun kau mau ketika kecil, duduklah di tempat yang kau tak mau di waktu dewasamu. (Catatan: luangkan waktu (yang banyak) untuk duduk dengan anak-anak kita walaupun kita memiliki banyak pekerjaan lainnya)
- Hal yang harus dipelajari anak-anak pertama kali, adalah hal-hal yang akan ia butuhkan kelak sebagai orang dewasa.
- Semakin keras pretensi di awal, lebih sulit lagi untuk mempertahankannya di akhir. (Catatan: orangtua adalah role model. Setiap nasihat kita jadi cermin anak-anak. Kalau anak-anak tidak melihat ketulusan (yang sebenarnya bisa kita rasakan) dari apa yang kita sampaikan, bisa memberikan preseden tidak baik. Misalnya, meminta mereka tidak melakukan sesuatu, padahal anak kita juga melihat kita punya masalah yang sama, maka akan lebih sulit ke depannya untuk dapat menasihatinya)
- Ajarilah anakmu (hal-hak) yang bermanfaat bagi (agama) Allah. Hingga ketika orang-orang (murji'ah) menggoyahkannya, ia dapat mempertahankan keyakinannya.
Secara garis besar, mendidik anak ada membutuhkan dua hal mendasar:
Pertama, berdasarkan hadis Imam Ja'far Shadiq as, yaitu, Pastikan makanan halal dan baik (dari nafkah/uang yang kita pastikan halal milik kita) yang masuk ke perutnya.
Kedua, berdasarkan berbagai riwayat, jadilah kita sebagai orangtua, pecinta sejati keluarga Rasulullah Saw. Dengan berkhidmat di jalan cinta ini sesungguh-sungguhnya, Tuhan kelak akan karuniakan "Thiib al-Wiladah", anak-anak yang baik.
Mau anak-anak kita baik? Jadilah yang terdepan dalam berkhidmat di jalan kecintaan Rasulullah Saw dan keluarganya.