Prof Dr M Qasim Mathar MA
Guru Besar Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Pembimbing II Studi Doktoral Allahyarham Dr KH Jalaluddin Rakhmat pada Program Pascasarjana UIN Alauddin, Makassar.
Guru Besar Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Pembimbing II Studi Doktoral Allahyarham Dr KH Jalaluddin Rakhmat pada Program Pascasarjana UIN Alauddin, Makassar.
Kang Jalal sudah lama terkenal sebagai ilmuwan. Keilmuannya di bidang ilmu komunikasi. Tapi sangat terkenal sebagai cendekiawan muslim. Beliau sangat sering ke Makassar. Saudara-saudara muslim Syiah di Makassar adalah jamaah Kang Jalal. Kang Jalal adalah tokoh dan cendekiawan muslim Syiah di Tanah Air. Dengan kewafatannya, negeri ini kehilangan seorang pemikir aktifis muslim yang besar.
Lima hari yang lalu, viral berita isteri Prof Dr Jalaluddin Rakhmat, Kang Jalal, meninggal dunia.
Saya mencoba menghubungi HP-nya, tapi Kang Jalal tidak merespons. Saya maklum, beliau tentu sangat berduka. Satu dua hari sesudahnya masih tidak ada respons.
Rupanya, Kang Jalal sudah di rumah sakit. Sebab kemarin menjelang magrib, ada berita, lalu berita itu viral, Kang Jalal wafat di ICU Rumah Sakit Santosa Internasional Bandung waktu Asar.
Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'un. Maha Guru itu telah berangkat menemui Sang Kekasih. Telah pergi kepada Allah hamba yang rajin memuji-Nya dan bersalawat kepada rasul-Nya, dan ahlul bait Rasul.
Kukenang kembali beberapa waktu yang sudah lampau. Kudengar kabar, Kang Jalal ingin menempuh studi doktor di Sekolah Pascasarjana IAIN Alauddin Makassar.
Waktu itu masih diizinkan adanya program bebas. Diberikan kepada mereka yang dengan syarat-syarat yang ketat, dapat melakukan penelitian dan penulisan disertasi untuk meraih gelar doktor. Yang lulus mengambil program itu adalah Dr Fuad Rumi (almarhum) dan Dr Jalaluddin Rakhmat.
Ada beberapa teman yang berminat juga, tapi karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan, tidak dapat mengambil program bebas tersebut.
Kang Jalal sudah lama terkenal sebagai ilmuwan. Keilmuannya di bidang ilmu komunikasi. Tapi sangat terkenal sebagai cendekiawan muslim.
Beliau sangat sering ke Makassar. Saudara-saudara muslim Syiah di Makassar adalah jamaah Kang Jalal. Kang Jalal adalah tokoh dan cendekiawan muslim Syiah di Tanah Air. Dengan kewafatannya, negeri ini kehilangan seorang pemikir aktifis muslim yang besar.
Ketika berceramah, Kang Jalal biasa membawa dan membaca kitab kuning di tengah jamaah. Seolah Kang Jalal mau memberi isyarat bahwa walaupun dia dikenal sebagai sarjana di bidang ilmu non-agama, dia mampu membaca kitab kuning dengan fasih, yang menjadi "makanan" kiai-kiai.
Pada saat wawancara dengannya dalam rangka masuk ke Pascasarjana, beliau mengatakan bahwa sebagai sarjana ilmu umum, dia sangat dikenal juga sebagai muballigh yang berkeliling di kota-kota di dalam maupun di luar negeri.
Dengan membacakan kitab kuning saat berdiskusi berseminar, dia berharap jamaah tidak menganggapnya sebagai ilmuwan yang tidak pantas berbicara tentang agama Islam.
Saya menduga kuat, beliau mau duduk dibimbing di Pascasarajana studi Islam di Makassar, agar gelar doktor di bidang pemikiran Islam yang kelak diraihnya, mengukuhkan keilmuannya di bidang ilmu agama (Islam), yang sebenarnya sudah lama beliau kuasai.
Gelar doktor dari Pascasarjana IAIN Alauddin Makassar hanya semacam stempel bahwa Kang Jalal berotoritas berbicara tentang Islam. Sekali lagi, otoritas itu sudah beliau miliki sebelum studi doktor di IAIN Alauddin Makassar.
Saya mencoba menghubungi HP-nya, tapi Kang Jalal tidak merespons. Saya maklum, beliau tentu sangat berduka. Satu dua hari sesudahnya masih tidak ada respons.
Rupanya, Kang Jalal sudah di rumah sakit. Sebab kemarin menjelang magrib, ada berita, lalu berita itu viral, Kang Jalal wafat di ICU Rumah Sakit Santosa Internasional Bandung waktu Asar.
Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'un. Maha Guru itu telah berangkat menemui Sang Kekasih. Telah pergi kepada Allah hamba yang rajin memuji-Nya dan bersalawat kepada rasul-Nya, dan ahlul bait Rasul.
Kukenang kembali beberapa waktu yang sudah lampau. Kudengar kabar, Kang Jalal ingin menempuh studi doktor di Sekolah Pascasarjana IAIN Alauddin Makassar.
Waktu itu masih diizinkan adanya program bebas. Diberikan kepada mereka yang dengan syarat-syarat yang ketat, dapat melakukan penelitian dan penulisan disertasi untuk meraih gelar doktor. Yang lulus mengambil program itu adalah Dr Fuad Rumi (almarhum) dan Dr Jalaluddin Rakhmat.
Ada beberapa teman yang berminat juga, tapi karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan, tidak dapat mengambil program bebas tersebut.
Kang Jalal sudah lama terkenal sebagai ilmuwan. Keilmuannya di bidang ilmu komunikasi. Tapi sangat terkenal sebagai cendekiawan muslim.
Beliau sangat sering ke Makassar. Saudara-saudara muslim Syiah di Makassar adalah jamaah Kang Jalal. Kang Jalal adalah tokoh dan cendekiawan muslim Syiah di Tanah Air. Dengan kewafatannya, negeri ini kehilangan seorang pemikir aktifis muslim yang besar.
Ketika berceramah, Kang Jalal biasa membawa dan membaca kitab kuning di tengah jamaah. Seolah Kang Jalal mau memberi isyarat bahwa walaupun dia dikenal sebagai sarjana di bidang ilmu non-agama, dia mampu membaca kitab kuning dengan fasih, yang menjadi "makanan" kiai-kiai.
Pada saat wawancara dengannya dalam rangka masuk ke Pascasarjana, beliau mengatakan bahwa sebagai sarjana ilmu umum, dia sangat dikenal juga sebagai muballigh yang berkeliling di kota-kota di dalam maupun di luar negeri.
Dengan membacakan kitab kuning saat berdiskusi berseminar, dia berharap jamaah tidak menganggapnya sebagai ilmuwan yang tidak pantas berbicara tentang agama Islam.
Saya menduga kuat, beliau mau duduk dibimbing di Pascasarajana studi Islam di Makassar, agar gelar doktor di bidang pemikiran Islam yang kelak diraihnya, mengukuhkan keilmuannya di bidang ilmu agama (Islam), yang sebenarnya sudah lama beliau kuasai.
Gelar doktor dari Pascasarjana IAIN Alauddin Makassar hanya semacam stempel bahwa Kang Jalal berotoritas berbicara tentang Islam. Sekali lagi, otoritas itu sudah beliau miliki sebelum studi doktor di IAIN Alauddin Makassar.
Kang Jalal telah pergi. Hidupnya tidak sia-sia. Malah penuh dengan kebaikan. Banyak sekali buku karya tulisnya yang diwariskan.
Bekas jejak dakwahnya berkeliling merupakan garis-garis bersambung tak putus hingga beliau menutup mata. Ada lembaga pendidikannya yang dititipkan.
Murid-murid dan jamaahnya bergerak di banyak kota. Bagai pasukan yang berjalan teratur dan rapi. Majelis diskusi yang ditinggalkannya bagai menara yang secara teratur memancarkan cahaya ke permukaan gelombang laut yang berkarang. Menara dengan cahaya Aswaja, Ahlul Bait, dan Ahmadiyah.
Kang Jalal sudah pergi. Pemikiran Syiahnya memperkaya pemikiran Islam lainnya. Seperti sebuah taman yang di dalamnya banyak jenis kembang.
Begitulah negeri ini ibarat taman bunga yang luas. Salah satu kembang yang lapisan kelopak-kelopaknys yang sangat indah dan wangi semerbak, itulah Kang Jalal, kembang itu.
Dia telah tiada, tapi aroma wanginya tidak akan hilang. Aroma wanginya dinikmati oleh semua umat. Bukan hanya umat Syiah. (*)
Catatan:
Pernah dimuat di Catatan Kaki Langit Harian Fajar, beberapa hari setelah wafatnya Dr. KH Jalaluddin Rakhmat
Bekas jejak dakwahnya berkeliling merupakan garis-garis bersambung tak putus hingga beliau menutup mata. Ada lembaga pendidikannya yang dititipkan.
Murid-murid dan jamaahnya bergerak di banyak kota. Bagai pasukan yang berjalan teratur dan rapi. Majelis diskusi yang ditinggalkannya bagai menara yang secara teratur memancarkan cahaya ke permukaan gelombang laut yang berkarang. Menara dengan cahaya Aswaja, Ahlul Bait, dan Ahmadiyah.
Kang Jalal sudah pergi. Pemikiran Syiahnya memperkaya pemikiran Islam lainnya. Seperti sebuah taman yang di dalamnya banyak jenis kembang.
Begitulah negeri ini ibarat taman bunga yang luas. Salah satu kembang yang lapisan kelopak-kelopaknys yang sangat indah dan wangi semerbak, itulah Kang Jalal, kembang itu.
Dia telah tiada, tapi aroma wanginya tidak akan hilang. Aroma wanginya dinikmati oleh semua umat. Bukan hanya umat Syiah. (*)
Catatan:
Pernah dimuat di Catatan Kaki Langit Harian Fajar, beberapa hari setelah wafatnya Dr. KH Jalaluddin Rakhmat