"Dahulukan akhlak di atas fikih tidak berarti meninggalkan fikih. Namun, dalam kondisi tertentu, kita harus memiliki skala prioritas di mana pertimbangan terhadap akhlak menjadi yang utama. Ini berkaitan erat dengan prinsip 'adab ini berada di atas ilmu'. Adab sangat terkait dengan akhlak. Selain itu, kita juga harus menghormati kemanusiaan. Saya percaya bahwa ini menjadi perhatian kita semua, bahkan Gus Dur pernah mengatakan bahwa kemanusiaan jauh lebih penting daripada keyakinan atau agama. Sebagai kaum muslimin, kita harus menghormati setiap manusia,"
Pengurus Pusat (PP) Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) merayakan Milad ke-23 dengan suka cita dan semangat yang tinggi. Perayaan ini menjadi momen penting bagi IJABI dalam merayakan perjalanan panjang organisasi yang telah berkontribusi positif dalam membangun persatuan dan memuliakan kemanusiaan. Acara ini berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 1-2 Juli 2023 di Hotel Salis, Jalan Setiabudhi,Bandung. Milad ke-23 IJABI dihadiri oleh para Dewan Syuro, Pengurus Pusat, Kordinator Wilayah dan Pengurus Wilayah IJABI se-Indonesia.
Rangkaian acara Milad ke-23 IJABI dimulai dengan Desiminasi Ilmiah, Sunni-Shi’ah Relation In Post Reformasi Indonesia : Political Identity And Religios Transformation dengan menghadirkan nara sumber, DR. Dede Syarif,MA. DR. Ahmad Suaedy, MA. KH. Miftah F. Rakhmat. Dengan harapan deseminasi bisa menjadi acuan dalam membangun relasi Sunni-Syi’ah yang positif khusunya di Indonesia.
Dilanjutkan dengan kegiatan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Dalam Rapimnas ini, para pengurus IJABI membahas berbagai program kedepan yang akan dilaksanakan oleh organisasi. Melibatkan Pengurus Pusat (PP), Pengurus Wilayah (PW), dan Dewan Syura (DS) IJABI. Pengantar yang disampaikan oleh KH. Miftah F. Rakhmat menandai dimulainya Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) IJABI Se-Indonesia yang berlangsung pada hari Sabtu 1 Juli 2023 Pukul 13.30 WIB.
Rapimnas IJABI juga menjadi wadah untuk berbagi pandangan dan rekomendasi dari setiap wilayah. Para pengurus wilayah memberikan laporan mengenai perkembangan, hambatan, dan rekomendasi dalam mengembangkan visi-misi organisasi. Hal ini bertujuan agar setiap wilayah memiliki bekal yang kuat dalam melaksanakan tugas mereka sesuai dengan Visi Misi organisasi.
Di hari kedua, Minggu 2 Juli 2023 masih dalam rangkaian Milad ke-23 IJABI, Pengurus Pusat mensosialisasikan Lima Pilar IJABI. Sosialisasi 5 Pilar IJABI oleh Kepala Divisi Pengkaderan IJABI, Dr. Muhammad Ashar. Lima pilar IJABI menjadi pedoman dalam melaksanakan dakwah yang rahmatan lil alamin. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan panduan kepada pengurus wilayah dalam menjalankan tugas dan amanah organisasi.
Adapun kelima pilar IJABI:
Rangkaian acara Milad ke-23 IJABI dimulai dengan Desiminasi Ilmiah, Sunni-Shi’ah Relation In Post Reformasi Indonesia : Political Identity And Religios Transformation dengan menghadirkan nara sumber, DR. Dede Syarif,MA. DR. Ahmad Suaedy, MA. KH. Miftah F. Rakhmat. Dengan harapan deseminasi bisa menjadi acuan dalam membangun relasi Sunni-Syi’ah yang positif khusunya di Indonesia.
Dilanjutkan dengan kegiatan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Dalam Rapimnas ini, para pengurus IJABI membahas berbagai program kedepan yang akan dilaksanakan oleh organisasi. Melibatkan Pengurus Pusat (PP), Pengurus Wilayah (PW), dan Dewan Syura (DS) IJABI. Pengantar yang disampaikan oleh KH. Miftah F. Rakhmat menandai dimulainya Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) IJABI Se-Indonesia yang berlangsung pada hari Sabtu 1 Juli 2023 Pukul 13.30 WIB.
Rapimnas IJABI juga menjadi wadah untuk berbagi pandangan dan rekomendasi dari setiap wilayah. Para pengurus wilayah memberikan laporan mengenai perkembangan, hambatan, dan rekomendasi dalam mengembangkan visi-misi organisasi. Hal ini bertujuan agar setiap wilayah memiliki bekal yang kuat dalam melaksanakan tugas mereka sesuai dengan Visi Misi organisasi.
Di hari kedua, Minggu 2 Juli 2023 masih dalam rangkaian Milad ke-23 IJABI, Pengurus Pusat mensosialisasikan Lima Pilar IJABI. Sosialisasi 5 Pilar IJABI oleh Kepala Divisi Pengkaderan IJABI, Dr. Muhammad Ashar. Lima pilar IJABI menjadi pedoman dalam melaksanakan dakwah yang rahmatan lil alamin. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan panduan kepada pengurus wilayah dalam menjalankan tugas dan amanah organisasi.
Adapun kelima pilar IJABI:
- Islam Rasional dan Spritual
- Dahulukan Akhlak Diatas Fikih
- Islam Pluralis
- Islam Madani
- Pembelaan Terhadap Kaum Mustadha’fin
Baca Juga : Kampung Halaman Kita Itu Bernama MAZAR
Menurut penjelasan Sekretaris PP. IJABI Ust. Maran Sutarya, dalam Rapimnas 2023 ini, terdapat paling tidak tiga hal yang secara umum dihasilkan. Pertama, terjadi penguatan internal organisasi. Kemudian, yang kedua adalah tentang pemberdayaan dan kemandirian organisasi. Hal ini dianggap penting bagi semua ormas untuk memiliki unit usaha yang mendukung program-program tersebut.
"Ketiga, fokus utama kami adalah pada program pelayanan. Salah satu dari lima pilar yang telah disebutkan sebelumnya adalah pemberdayaan kaum mustadh'afin. Kami memberikan pelayanan kepada mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing," lanjutnya.
Mengenai pilar kedua, yaitu Dahulukan Akhlak Diatas Fikih, Maran menjelaskan bahwa hal ini tidak berarti bahwa IJABI meninggalkan fikih. Melainkan, hal ini berkaitan dengan menjalin hubungan dengan mazhab atau organisasi di luar IJABI. Indonesia, seperti yang kita ketahui, adalah negara dengan beragam keberagaman. IJABI menyadari bahwa semua komponen yang menjadi bagian dari kebhinekaan Indonesia adalah kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
"Dahulukan akhlak di atas fikih tidak berarti meninggalkan fikih. Namun, dalam kondisi tertentu, kita harus memiliki skala prioritas di mana pertimbangan terhadap akhlak menjadi yang utama. Ini berkaitan erat dengan prinsip 'adab ini berada di atas ilmu'. Adab sangat terkait dengan akhlak,"
"Selain itu, kita juga harus menghormati kemanusiaan. Saya percaya bahwa ini menjadi perhatian kita semua, bahkan Gus Dur pernah mengatakan bahwa kemanusiaan jauh lebih penting daripada keyakinan atau agama. Sebagai kaum muslimin, kita harus menghormati setiap manusia," tambahnya.
Baca Juga : AICIS 2023 Hasilkan Piagam Surabaya, Tolak Politik Identitas
Dalam konsep persatuan, Maran berpendapat bahwa bersatu tidak berarti harus seragam, tetapi harus ada kesepakatan dengan perbedaan yang ada. Mereka memiliki satu visi bersama, yaitu menjalin persatuan di antara kaum muslimin.
Rapimnas IJABI 2023 ini diharapkan menjadi moment penting dalam memperkuat persatuan dan saling menghargai anatara penganut Sunni-Syi’ah, serta meneruskan semangat perjuangan yang telah dibangun oleh KH. DR. Jalaluddin Rakhmat.
Seluruh rangkaian Milad ke-23 IJABI dengan tema Membangun Keadaban, Memuliakan Kemanusiaan, Mengokohkan Persatuan ditutup dengan ziarah ke Mazar Allahyarham KH. DR. Jalaluddin Rakhmat pendiri IJABI.
"Ketiga, fokus utama kami adalah pada program pelayanan. Salah satu dari lima pilar yang telah disebutkan sebelumnya adalah pemberdayaan kaum mustadh'afin. Kami memberikan pelayanan kepada mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing," lanjutnya.
Mengenai pilar kedua, yaitu Dahulukan Akhlak Diatas Fikih, Maran menjelaskan bahwa hal ini tidak berarti bahwa IJABI meninggalkan fikih. Melainkan, hal ini berkaitan dengan menjalin hubungan dengan mazhab atau organisasi di luar IJABI. Indonesia, seperti yang kita ketahui, adalah negara dengan beragam keberagaman. IJABI menyadari bahwa semua komponen yang menjadi bagian dari kebhinekaan Indonesia adalah kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
"Dahulukan akhlak di atas fikih tidak berarti meninggalkan fikih. Namun, dalam kondisi tertentu, kita harus memiliki skala prioritas di mana pertimbangan terhadap akhlak menjadi yang utama. Ini berkaitan erat dengan prinsip 'adab ini berada di atas ilmu'. Adab sangat terkait dengan akhlak,"
"Selain itu, kita juga harus menghormati kemanusiaan. Saya percaya bahwa ini menjadi perhatian kita semua, bahkan Gus Dur pernah mengatakan bahwa kemanusiaan jauh lebih penting daripada keyakinan atau agama. Sebagai kaum muslimin, kita harus menghormati setiap manusia," tambahnya.
Baca Juga : AICIS 2023 Hasilkan Piagam Surabaya, Tolak Politik Identitas
Dalam konsep persatuan, Maran berpendapat bahwa bersatu tidak berarti harus seragam, tetapi harus ada kesepakatan dengan perbedaan yang ada. Mereka memiliki satu visi bersama, yaitu menjalin persatuan di antara kaum muslimin.
Rapimnas IJABI 2023 ini diharapkan menjadi moment penting dalam memperkuat persatuan dan saling menghargai anatara penganut Sunni-Syi’ah, serta meneruskan semangat perjuangan yang telah dibangun oleh KH. DR. Jalaluddin Rakhmat.
Seluruh rangkaian Milad ke-23 IJABI dengan tema Membangun Keadaban, Memuliakan Kemanusiaan, Mengokohkan Persatuan ditutup dengan ziarah ke Mazar Allahyarham KH. DR. Jalaluddin Rakhmat pendiri IJABI.