Saudaraku... Di Kota Kufa itu pula, banyak makam, maqam (kedudukan), dan situs-situs. Mulai situs Nabi Nuh dengan kolam air, yang diyakini warisan dari badai yang telah menimpa umatnya, kemudian ada maqam pertobatan Nabi Adam as. setelah "diusir dari sorga" dan kemudian Adam menjadi khalifah, situs Nabi Khaidir as., situs maqam Nabi Ibrahim as. yang dianggap pernah istirahat di area itu, maqam Malaikat Jibril, dan lainnya. Bahkan nun jauh terlihat pula makam Nabi Shaleh dan Nabi Hud as.
Oleh : Mukhaer Pakkanna
Sahabatku.. Alhamdulillah, saya berada di Kota Kufah (Jum'at, 30/8), kisaran 175 km dari Baghdad ke arah selatan. Kota Karbala, Najaf dan Kota Kufah adalah trisula kota yang sangat strategis dalam syiar dakwah mazhab Syiah.
Sahabatku... tatkala era Khalifah Sayyidina Ali, pusat kegiatan administrasi pemerintahan dipindahkan dari Madinah ke Kufah, ibarat memindahkan IKN (Ibukota Negara) nun jauh.
Pemindahan IKN yang dilakukan Sayyidina Ali tentu untuk meredam gejolak sosial politik yang dipicu tragedi pembunuhan khalifah Utsman bin Affan pada 656 M. Sejak saat itu, Kufah menjadi salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam.
Maka, sejak IKN dipindahkan ke kota Kufah ini, amplifikasi pengaruh pemerintahan khalifah Ali, justru menyeberangi kawasan hingga ke India. Namun, amplifikasi itu, kemudian kandas. Sayyidina Ali tiba-tiba wafat, pada 26 Januari 661 H. Beliau ditebas lehernya dari sisi belakang, bersimbah darah, saat menenuaikan shalat subuh di Masjid Agung Kufah akibat hunusan pedang sadis dari Abdurrahman Ibn Muljam, seorang yang dianggap ahli Qur'an, taat beribadah, tapi dangkal dalam wawasan alias "sumbu pendek".
Baca Juga : Adalah Gaza Yang Seolah-olah Karbala
Saudaraku... Di Kota Kufa itu pula, banyak makam, maqam (kedudukan), dan situs-situs. Mulai situs Nabi Nuh dengan kolam air, yang diyakini warisan dari badai yang telah menimpa umatnya, kemudian ada maqam pertobatan Nabi Adam as. setelah "diusir dari sorga" dan kemudian Adam menjadi khalifah, situs Nabi Khaidir as., situs maqam Nabi Ibrahim as. yang dianggap pernah istirahat di area itu, maqam Malaikat Jibril, dan lainnya. Bahkan nun jauh terlihat pula makam Nabi Shaleh dan Nabi Hud as.
Saudaraku... Kota Kufah pada abad pertama hijriah sebagai episentrum awal penyebaran syiar ajaran Syiah. Sehingga di area ini, terletak Masjid Agung dan Masjid Sahlah. Namun di kota ini pula, dalam sejarahnya, sarat linangan suka dan duka, fitnah dan permusuhan antar pelbagai aliran dan mazhab. Di titik itu, cahaya peradaban Islam, mulai redup di kota itu.
Terlepas itu semua, di kota ini, lahir sejumlah ilmuan terkemuka yang menggetarkan peradaban dunia. Sejumlah ilmu, seperti fikih, hadis, dan nahwu sangat masif dikaji dan dimarakkan di kota ini. Dari sisi ilmuan terkemuka di Kota Kufa ini lahir sosok, misalnya Abu Yusuf Al Kindi (filosof terkemuka), Abu Musa Jabir al Hayyan (ahli kimia), Imam Hanafi dan seterusnya.
Baca Juga : Catatan Perjalanan Ziarah Arbain (bagian 4)
Untuk sosok Al Kindi, selain sebagai filosof, ia juga telah menulis banyak karya dalam pelbagai spektrum ilmu, dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik. Demikian juga, Abu Musa Jabir bin Hayyan, yang di benua Barat dikenal sebagai Geber (Jabir). Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya itu didapatnya dari seorang guru bernama Barmaki Vizier pada era pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Subhanallah.
bersambung ke bagian ke-5
(Mukhaer Pakkanna, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta. 2011 – 2018 dan 2018 - 2023).