Dalam wawancara dengan TV Al Mayadin, sekjen FIPMI (Forum Internasional Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam) Ayatullah Muhsin Araki: Tidak mungkin Ahli Sunnah memusnahkan Syi'ah, tidak mungkin pula Syi'ah hidup tanpa Ahli Sunnah. Ahlussunnah dan Syiah adalah dua mazhab yang bersaudara di dalam Islam. Di bawah ini adalah wawancara beliau, dikutip dari website Lembaga Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam [majulah-ijabi.org]
Dunia Arab dan Islam sedang mengalami fitnah sektarian antar mazhab yang belum pernah terjadi sebelumnya; takfir, fitnah, pembunuhan bahkan pembantaian yang tak terkecuali mencegah gerak kembang Bangsa Arab dan Muslimin, persatuan, solidaritas dan perjuangan mereka melawan musuh-musuh strategis serta menghalangi laju gerakan Taqrib Antar Mazhab Islam. Dalam situasi dan kondisi yang sangat sulit ini, kiranya penting sekali untuk membicarakan Taqrib Antar Mazhab Islam dengan sekjen Forum Internasional Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam (FIPMI) Ayatullah Muhsin Araki dan menanyakan sampai dimanakah pendekatan ini dilakukan serta kenapa upaya ini mengalami stagnasi akibat berbagai fenomena yang terjadi di tengah Bangsa Arab dan Dunia Islam. Untuk itu, telah kami susun berapa pertanyaan yang kemudian kami ajukan kepada sekjen FIPMI tersebut:
- Saat kita memikirkan realitas fitnah antar kemazhaban dan konflik sektarian yang terjadi di kebanyakan negara Arab dan Islam, muncul pertanyaan dimanakah posisi Taqrib atau pendekatan mazhab-mazhab Islam dan kenapa hal ini masih belum tersebar luas di tengah masyarakat?
* Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang, dan puja-puji kehadirat Allah Tuhan Semesta Alam, serta shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan keluarga suci serta sahabat mulia beliau.
Kita perlu menengok medan yang Anda gambarkan tadi dari dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang positif; yaitu kehadiran kita di tengah situasi dan kondisi sulit untuk kemudian kita memasuki tahap baru dari kematangan intelektual dan kesiapan mental untuk menjalankan kewajiban-kewajiban yang sangat penting di Dunia Islam. Secara natural, setiap kelahiran yang baru, apalagi jika kelahiran baru ini merupakan fenomena penting dan perubahan fundamental, adalah mempunyai kesulitan tersendiri dalam masa kelahiran, dan apa yang sedang kita saksikan di Dunia Islam menunjukkan kesulitan itu, seakan ada tanaman baru yang mulai tumbuh berkembang di kawasan Umat Islam dan dituntut untuk bertahan melawan situasi serta kondisi yang baru. Tanaman ini memang harus lahir di tengah kesulitan situasi, konflik masa lama dan baru serta gelombang-gelombang yang ingin mempertahankan keterpurukan masa lalu serta mencekik bayi yang bercita-cita untuk memperbaikinya.
- Usia tanaman yang Anda sebutkan tadi 1400 tahun. Masihkah Muslimin butuh waktu lebih lama lagi untuk bersatu? Maksud kami bukan bersatu dalam akidah atua keyakinan, tapi minimal bersatu dalam hal-hal yang mereka sepakati sehingga dengan bekal itu mereka menghadapi berbagai kendalam besar Dunia Islam.
* Jika kita mempelajari sejarah perkembangan masyarakat Islam, kita melihat salah satu fenomena dalam Dunia Islam berlangsung selama 100 tahun, yaitu fenomena runtuhnya peradaban Islam dan struktur Umat Islam. Walau pun struktur itu masih terbilang lemah, tapi bagaimana juga merupakan struktur yang telah berdiri tegak dan kemudian runtuh. Dampak keruntuhan itu antara lain dan pada tahap pertama adalah pembagian negara-negara Islam menjadi negara-negara yang lebih kecil dari sebelumnya, itu pun dengan kecenderungan yang berbeda-beda. Dampak lain dari keruntuhan itu adalah dominasi Rezim Zionis di jantung Dunia Islam dan penjajahannya terhadap tanah air negara-negara Islam serta pelecehannya atas hal-hal yang sakral menurut Islam dan yang semestinya diperjuangkan oleh Muslimin. Kenyataannya kita tidak mampu mempertahankan hal-hal sakral tersebut, dan itu artinya jati diri Islam belum kokoh. Seandainya jati diri Islami, umat dan peradaban Islam kita betul-betul nyata, seandainya kita pada waktu itu memang merupakan masyarakat yang komitmen terhadap prinsip-prinsip Islam dan mempunyai kepribadian islami niscaya kita akan membela entitas dan kepentingan Islam, sehingga rezim seperti Zionis tidak akan mampu mengumpulkan orang dari berbagai penjuru dunia di seuatu tempat lalu membentuk sebuah negara dengan mengusir orang-orang muslim dari tanah air mereka, menumpahkan darah mereka dan menghalalkan hal-hal yang haram. Kenyataannya, setelah 60 tahun kita tetap belum mampu membela enitas dan kepentingan Islam.
- Adakah indikator-indikator yang jelas untuk pembentukan jati diri Islami?
* Tentu ada. Seperti telah saya jelaskan sebelumnya, di sana terdapat tanda-tanda bahwa umat Islam yang tercerai-berai ini sedang berkehendak untuk hidup kembali, memang kehidupan ini masih belum menjadi nyata tapi berbagai indikator menujukkan keinginan mereka untuk menjaga dan menguatkan kehendak itu, terbukti dengan Revolusi Islam Iran yang dilanjutkan dengan gerakan Islam di Palestina, Libanon, Mesir dan negara-negara yang lain. Sejak itu pula hitungan mundur detik-detik akhir kehancuran Israel dimulai, dan kita menyaksikan kemenangan-kemenangan Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islami di Gazah yang meraih hidup baru setelah sempat kehilangan jati dirinya yang islami.
- Jadi mana Taqrib atau pendekatan antar mazhab dan apa yang telah kita peroleh selama ini?
* Rencana kerja Taqrib terbagi dalam tiga tahap: pertama adalah tahap pengadaan wacana taqrib dan penyebarannya. Suatu ketika, umat Islam kita sempat mau mati totat, hancur dan kehilangan seluruh komponen yang dapat mengukuhkannya, tapi tiba-tiba muncullah rencana besar penyegaran umat Islam yang meliputi pewacanaan taqrib dan persatuan. Ini langkah awal taqrib di tengah umat Islam, dan perlahan-lahan wacana ini mendominasi Dunia Islam sebagaiman dapat dilihat dalam pusat-pusat kebudayaan, keilmuan dan keagamaan di sana. Lebih dari itu, kita juga menyaksikan yayasan-yayasan besar kebudayaan internasional seperti ISESCO memberikan perhatian besar terhadap rencana ini dengan melakukan berbagai penelitian dan membentuk komitem khusus untuk itu. Yayasan-yayasan taqrib juga telah menggelar berbagai seminar dan konferensi serta mendirikan himpunan-himpunan ulama dan kebudayaan yang perlahan-lahan mengibarkan bendera taqrib di seluruh penjuru Dunia Islam, sehingga semua pihak menyerukan taqrib. Ini menunjukkan perkembangan wacana taqrib dan pembuahan rencana pendekatan antar mazhab Islam.
Yang kedua adalah tahap pendalaman masalah taqrib itu sendiri; apa makna taqrib yang sebenarnya? Apakah tujuan-tujuannya? Apa yang dimaksud dengan persatuan? Apa pentingnya persatuan Islami? Apa saja kendala umat Islam yang menuntut kita untuk menjalankan rencana taqrib? Dan apa mekanisme taqrib?
Di bidang ini, taqrib telah melangkah jauh ke depan, dan sekarang kita sudah mempunyai khasanah yang kaya akan ide dan solusi taqrib, tentunya tidak mungkin bagi kita untuk memaksakan semua itu terhadap seluruh masyarakat Islam di mana-mana.
Yang ketiga adalah tahap rencana lapangan yang meliputi hal-hal berikut:
Sudah barang tentu kita dihadapkan pada masalah-masalah besar dan sebagaimana kami katakan sebelumnya, umat Islam sekarang berada pada tahapan transformasi baru, baik pihak-pihak yang lain senang melihat kenyataan ini atau pun tidak.
- Ada dua kendala yang menonjol dan berpengaruh sekali dalam berbagai acara bahkan di jaringan-jaringan satelit atau parabola penebar fitnah; yang pertama adalah sikap Iran atau mazhab Ahli Bait as terhadap sahabat dan yang kedua adalah kuburan Abu Lu'lu' di Iran yang konon menjadi salah satu pusat peziarahan. Apa pandangan Anda tentang dua hal ini?
* Masalah pertama, sahabat adalah para pembela Rasulullah Saw dan alumni madrasah beliau, maka bagaimana mungkin orang yang beriman kepada beliau dan Ahli Bait beliau tidak beriman kepada orang-orang yang merupakan alumni madrasah beliau?
Perlu disadari bahwa di antara sahabat itu sendiri telah terjadi perbedaan dan perselisihan. Aliran-aliran telah bermunculan sejak masa hidup Rasulullah Saw, dan masing-masing dari aliran itu mempunyai ijtihad yang berbeda. Lambat laun, ijtihad-ijtihad itu berubah menjadi aliran pemikiran, keilmuan dan fikih, sehingga pengikut masing-masing aliran itu terpisah dari yang lain, bahkan terkadang mereka mempunyai sikap yang kurang atau berlebihan terhadap aliran lain.
Jika terkadang ada orang yang mencaci maki seorang sahabat, maka tidak sewajarnya tindakan itu dihitung atas nama Aliran Syi'ah, karena para ulama dan pemimpin Syi'ah seperti Ayatullah Sayid Ali Khameneh'i telah menyatakan secara tegas bahwa pelecehan terhadap siapa pun dari kalangan sahabat Nabi Muhammad Saw atau salah satu dari istri beliau yang merupakan ibu bagi Muslimin adalah terhitung sebagai pelecehan terhadap beliau itu sendiri. Maka itu terlarang.
Para ulama Syi'ah juga telah mengumumkan secara tegas bahwa perbuatan semacam itu hukumnya haram. Namun, apa yang mesti dilakukan terhadap saluran-saluran parabola yang bersikeras untuk memecah belah umat Islam dan menutupi fatwa para ulama tersebut? Di satu sisi, saluran-saluran itu tidak memberitakan fatwa Ayatullah Ali Khameneh'i dan ulama-ulama Syi'ah lainnya, bahkan senantiasa menutup-nutupinya. Di sisi lain, mereka menyebarluaskan masalah Abu Lu'lu', itu pun dengan kesan humor.
Perlu diketahui bahwa pertama-tama, apa hubungannya Abu Lu'lu' yang telah membunuh khalifah kedua dengan kota Kasyan? Di kota ini memang ada kuburan orang shaleh yang bernama Abu Lu'lu', dia termasuk wali Allah Swt yang shaleh dan sama sekali berbeda dengan Abu Lu'lu' yang telah membunuh khalifah kedua. Tapi itulah kenyataannya, pihak-pihak yang sejak awal ingin mengobarkan perselisihan di tengah umat Islam memutarbalikkan fakta dan menyebarkan dusta bahwa Abu Lu'lu' yang dimakamkan di Kasyan adalah Abu Lu'lu' yang telah membunuh khalifah kedua, padahal jarak antara kota Kasyan dan kota Madinah lebih dari tiga sampai empat ribu kilometer.
Yang jelas bahwa masalah ini sama sekali tidak berasas, orang yang dimakamkan di Kasyan bukan Abu Lu'lu' yang membunuh khalifah kedua. Kendati pun demikian, pimpinan revolusi Islam Ayatullah Ali Khameneh'i – semoga Allah Swt menjaganya- memerintahkan agar kuburan ini dihancurkan supaya tidak bisa dijadikan sebagai alasan bagi para pencetus fitnah.
Satu hal lagi yang perlu disadari oleh semua orang dan saya ingin menekankannya di sini, yaitu kondisi kelompok Ahli Sunnah di Iran. Kondisi mereka di Iran pasca revolusi telah berubah dan jauh lebih dari kondisi mereka pra revolusi. Pra revolusi Islam, bangsa Iran pada umumnya termasuk juga kelompok Ahli Sunnah adalah orang-orang yang terbelakang dari sisi pemikiran dan ilmu pengetahuan, hanya sedikit sekali dari mereka yang tidak demikian karena hidup di tempat-tempat yang strategis. Keterbelakangan ini dialami baik oleh kelompok Ahli Sunnah maupun kelompok Syi'ah di Iran pada waktu itu, tapi begitu Republik Islam berdiri di negeri ini dan pembangunan negara diperbarui maka infrastruktur yang tampak di daerah-daerah kelompok Ahli Sunnah sangat menakjubkan, betapa banyaknya perubahan positif yang terjadi di daerah-daerah kelompok Ahli Sunnah dan layanan yang diberikan kepada mereka seperti halnya yang terjadi di daerah-daerah kelompok Syi'ah. Kalau dulu jumlah sekolahan dan masjid kelompok Ahli Sunnah di Iran tidak lebih dari 500, tapi pasca revolusi Islam lebih dari 12 ribu masjid dan madrasah yang dibangunkan untuk mereka, mereka sekarang mempunyai lebih dari 20 wakil di Majelis Syura Islam (DPR) dan Majelis Ahli Kepemimpinan Revolusi. Majelis yang terakhir ini adalah majelis yang menemukan sosok pemimpin revolusi dan mengawasi kerjanya serta berwenang untuk mengawasi seluruh perincian badan yang terkait dengannya. Para ahli ini dipilih oleh rakyat dan sekarang, sebagian dari ulama Ahli Sunnah termasuk di dalamnya. Itu artinya mereka juga hadir aktif di dalam pusat tertinggi kepemimpinan Republik Islam Iran, yaitu Majelis Ahli Kepemimpinan Revolusi.
- Saat kita memikirkan realitas fitnah antar kemazhaban dan konflik sektarian yang terjadi di kebanyakan negara Arab dan Islam, muncul pertanyaan dimanakah posisi Taqrib atau pendekatan mazhab-mazhab Islam dan kenapa hal ini masih belum tersebar luas di tengah masyarakat?
* Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang, dan puja-puji kehadirat Allah Tuhan Semesta Alam, serta shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan keluarga suci serta sahabat mulia beliau.
Kita perlu menengok medan yang Anda gambarkan tadi dari dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang positif; yaitu kehadiran kita di tengah situasi dan kondisi sulit untuk kemudian kita memasuki tahap baru dari kematangan intelektual dan kesiapan mental untuk menjalankan kewajiban-kewajiban yang sangat penting di Dunia Islam. Secara natural, setiap kelahiran yang baru, apalagi jika kelahiran baru ini merupakan fenomena penting dan perubahan fundamental, adalah mempunyai kesulitan tersendiri dalam masa kelahiran, dan apa yang sedang kita saksikan di Dunia Islam menunjukkan kesulitan itu, seakan ada tanaman baru yang mulai tumbuh berkembang di kawasan Umat Islam dan dituntut untuk bertahan melawan situasi serta kondisi yang baru. Tanaman ini memang harus lahir di tengah kesulitan situasi, konflik masa lama dan baru serta gelombang-gelombang yang ingin mempertahankan keterpurukan masa lalu serta mencekik bayi yang bercita-cita untuk memperbaikinya.
- Usia tanaman yang Anda sebutkan tadi 1400 tahun. Masihkah Muslimin butuh waktu lebih lama lagi untuk bersatu? Maksud kami bukan bersatu dalam akidah atua keyakinan, tapi minimal bersatu dalam hal-hal yang mereka sepakati sehingga dengan bekal itu mereka menghadapi berbagai kendalam besar Dunia Islam.
* Jika kita mempelajari sejarah perkembangan masyarakat Islam, kita melihat salah satu fenomena dalam Dunia Islam berlangsung selama 100 tahun, yaitu fenomena runtuhnya peradaban Islam dan struktur Umat Islam. Walau pun struktur itu masih terbilang lemah, tapi bagaimana juga merupakan struktur yang telah berdiri tegak dan kemudian runtuh. Dampak keruntuhan itu antara lain dan pada tahap pertama adalah pembagian negara-negara Islam menjadi negara-negara yang lebih kecil dari sebelumnya, itu pun dengan kecenderungan yang berbeda-beda. Dampak lain dari keruntuhan itu adalah dominasi Rezim Zionis di jantung Dunia Islam dan penjajahannya terhadap tanah air negara-negara Islam serta pelecehannya atas hal-hal yang sakral menurut Islam dan yang semestinya diperjuangkan oleh Muslimin. Kenyataannya kita tidak mampu mempertahankan hal-hal sakral tersebut, dan itu artinya jati diri Islam belum kokoh. Seandainya jati diri Islami, umat dan peradaban Islam kita betul-betul nyata, seandainya kita pada waktu itu memang merupakan masyarakat yang komitmen terhadap prinsip-prinsip Islam dan mempunyai kepribadian islami niscaya kita akan membela entitas dan kepentingan Islam, sehingga rezim seperti Zionis tidak akan mampu mengumpulkan orang dari berbagai penjuru dunia di seuatu tempat lalu membentuk sebuah negara dengan mengusir orang-orang muslim dari tanah air mereka, menumpahkan darah mereka dan menghalalkan hal-hal yang haram. Kenyataannya, setelah 60 tahun kita tetap belum mampu membela enitas dan kepentingan Islam.
- Adakah indikator-indikator yang jelas untuk pembentukan jati diri Islami?
* Tentu ada. Seperti telah saya jelaskan sebelumnya, di sana terdapat tanda-tanda bahwa umat Islam yang tercerai-berai ini sedang berkehendak untuk hidup kembali, memang kehidupan ini masih belum menjadi nyata tapi berbagai indikator menujukkan keinginan mereka untuk menjaga dan menguatkan kehendak itu, terbukti dengan Revolusi Islam Iran yang dilanjutkan dengan gerakan Islam di Palestina, Libanon, Mesir dan negara-negara yang lain. Sejak itu pula hitungan mundur detik-detik akhir kehancuran Israel dimulai, dan kita menyaksikan kemenangan-kemenangan Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islami di Gazah yang meraih hidup baru setelah sempat kehilangan jati dirinya yang islami.
- Jadi mana Taqrib atau pendekatan antar mazhab dan apa yang telah kita peroleh selama ini?
* Rencana kerja Taqrib terbagi dalam tiga tahap: pertama adalah tahap pengadaan wacana taqrib dan penyebarannya. Suatu ketika, umat Islam kita sempat mau mati totat, hancur dan kehilangan seluruh komponen yang dapat mengukuhkannya, tapi tiba-tiba muncullah rencana besar penyegaran umat Islam yang meliputi pewacanaan taqrib dan persatuan. Ini langkah awal taqrib di tengah umat Islam, dan perlahan-lahan wacana ini mendominasi Dunia Islam sebagaiman dapat dilihat dalam pusat-pusat kebudayaan, keilmuan dan keagamaan di sana. Lebih dari itu, kita juga menyaksikan yayasan-yayasan besar kebudayaan internasional seperti ISESCO memberikan perhatian besar terhadap rencana ini dengan melakukan berbagai penelitian dan membentuk komitem khusus untuk itu. Yayasan-yayasan taqrib juga telah menggelar berbagai seminar dan konferensi serta mendirikan himpunan-himpunan ulama dan kebudayaan yang perlahan-lahan mengibarkan bendera taqrib di seluruh penjuru Dunia Islam, sehingga semua pihak menyerukan taqrib. Ini menunjukkan perkembangan wacana taqrib dan pembuahan rencana pendekatan antar mazhab Islam.
Yang kedua adalah tahap pendalaman masalah taqrib itu sendiri; apa makna taqrib yang sebenarnya? Apakah tujuan-tujuannya? Apa yang dimaksud dengan persatuan? Apa pentingnya persatuan Islami? Apa saja kendala umat Islam yang menuntut kita untuk menjalankan rencana taqrib? Dan apa mekanisme taqrib?
Di bidang ini, taqrib telah melangkah jauh ke depan, dan sekarang kita sudah mempunyai khasanah yang kaya akan ide dan solusi taqrib, tentunya tidak mungkin bagi kita untuk memaksakan semua itu terhadap seluruh masyarakat Islam di mana-mana.
Yang ketiga adalah tahap rencana lapangan yang meliputi hal-hal berikut:
- Pendirian Universitas Mazhab-Mazhab Islam yang telah kami lakukan sejak 15 tahun yang lalu di Teheran.
- Produksi ide-ide taqrib dalam bentuk penelitian-penelitian yang luas.
- Pembentukan Komite Perdamaian Islami yang telah kami lakukan berapa bulan lalu.
- Macam-macam proyek yang kami jalankan di berbagai penjuru Dunia Islam dan lembaga-lembaga terkait.
Sudah barang tentu kita dihadapkan pada masalah-masalah besar dan sebagaimana kami katakan sebelumnya, umat Islam sekarang berada pada tahapan transformasi baru, baik pihak-pihak yang lain senang melihat kenyataan ini atau pun tidak.
- Ada dua kendala yang menonjol dan berpengaruh sekali dalam berbagai acara bahkan di jaringan-jaringan satelit atau parabola penebar fitnah; yang pertama adalah sikap Iran atau mazhab Ahli Bait as terhadap sahabat dan yang kedua adalah kuburan Abu Lu'lu' di Iran yang konon menjadi salah satu pusat peziarahan. Apa pandangan Anda tentang dua hal ini?
* Masalah pertama, sahabat adalah para pembela Rasulullah Saw dan alumni madrasah beliau, maka bagaimana mungkin orang yang beriman kepada beliau dan Ahli Bait beliau tidak beriman kepada orang-orang yang merupakan alumni madrasah beliau?
Perlu disadari bahwa di antara sahabat itu sendiri telah terjadi perbedaan dan perselisihan. Aliran-aliran telah bermunculan sejak masa hidup Rasulullah Saw, dan masing-masing dari aliran itu mempunyai ijtihad yang berbeda. Lambat laun, ijtihad-ijtihad itu berubah menjadi aliran pemikiran, keilmuan dan fikih, sehingga pengikut masing-masing aliran itu terpisah dari yang lain, bahkan terkadang mereka mempunyai sikap yang kurang atau berlebihan terhadap aliran lain.
Jika terkadang ada orang yang mencaci maki seorang sahabat, maka tidak sewajarnya tindakan itu dihitung atas nama Aliran Syi'ah, karena para ulama dan pemimpin Syi'ah seperti Ayatullah Sayid Ali Khameneh'i telah menyatakan secara tegas bahwa pelecehan terhadap siapa pun dari kalangan sahabat Nabi Muhammad Saw atau salah satu dari istri beliau yang merupakan ibu bagi Muslimin adalah terhitung sebagai pelecehan terhadap beliau itu sendiri. Maka itu terlarang.
Para ulama Syi'ah juga telah mengumumkan secara tegas bahwa perbuatan semacam itu hukumnya haram. Namun, apa yang mesti dilakukan terhadap saluran-saluran parabola yang bersikeras untuk memecah belah umat Islam dan menutupi fatwa para ulama tersebut? Di satu sisi, saluran-saluran itu tidak memberitakan fatwa Ayatullah Ali Khameneh'i dan ulama-ulama Syi'ah lainnya, bahkan senantiasa menutup-nutupinya. Di sisi lain, mereka menyebarluaskan masalah Abu Lu'lu', itu pun dengan kesan humor.
Perlu diketahui bahwa pertama-tama, apa hubungannya Abu Lu'lu' yang telah membunuh khalifah kedua dengan kota Kasyan? Di kota ini memang ada kuburan orang shaleh yang bernama Abu Lu'lu', dia termasuk wali Allah Swt yang shaleh dan sama sekali berbeda dengan Abu Lu'lu' yang telah membunuh khalifah kedua. Tapi itulah kenyataannya, pihak-pihak yang sejak awal ingin mengobarkan perselisihan di tengah umat Islam memutarbalikkan fakta dan menyebarkan dusta bahwa Abu Lu'lu' yang dimakamkan di Kasyan adalah Abu Lu'lu' yang telah membunuh khalifah kedua, padahal jarak antara kota Kasyan dan kota Madinah lebih dari tiga sampai empat ribu kilometer.
Yang jelas bahwa masalah ini sama sekali tidak berasas, orang yang dimakamkan di Kasyan bukan Abu Lu'lu' yang membunuh khalifah kedua. Kendati pun demikian, pimpinan revolusi Islam Ayatullah Ali Khameneh'i – semoga Allah Swt menjaganya- memerintahkan agar kuburan ini dihancurkan supaya tidak bisa dijadikan sebagai alasan bagi para pencetus fitnah.
Satu hal lagi yang perlu disadari oleh semua orang dan saya ingin menekankannya di sini, yaitu kondisi kelompok Ahli Sunnah di Iran. Kondisi mereka di Iran pasca revolusi telah berubah dan jauh lebih dari kondisi mereka pra revolusi. Pra revolusi Islam, bangsa Iran pada umumnya termasuk juga kelompok Ahli Sunnah adalah orang-orang yang terbelakang dari sisi pemikiran dan ilmu pengetahuan, hanya sedikit sekali dari mereka yang tidak demikian karena hidup di tempat-tempat yang strategis. Keterbelakangan ini dialami baik oleh kelompok Ahli Sunnah maupun kelompok Syi'ah di Iran pada waktu itu, tapi begitu Republik Islam berdiri di negeri ini dan pembangunan negara diperbarui maka infrastruktur yang tampak di daerah-daerah kelompok Ahli Sunnah sangat menakjubkan, betapa banyaknya perubahan positif yang terjadi di daerah-daerah kelompok Ahli Sunnah dan layanan yang diberikan kepada mereka seperti halnya yang terjadi di daerah-daerah kelompok Syi'ah. Kalau dulu jumlah sekolahan dan masjid kelompok Ahli Sunnah di Iran tidak lebih dari 500, tapi pasca revolusi Islam lebih dari 12 ribu masjid dan madrasah yang dibangunkan untuk mereka, mereka sekarang mempunyai lebih dari 20 wakil di Majelis Syura Islam (DPR) dan Majelis Ahli Kepemimpinan Revolusi. Majelis yang terakhir ini adalah majelis yang menemukan sosok pemimpin revolusi dan mengawasi kerjanya serta berwenang untuk mengawasi seluruh perincian badan yang terkait dengannya. Para ahli ini dipilih oleh rakyat dan sekarang, sebagian dari ulama Ahli Sunnah termasuk di dalamnya. Itu artinya mereka juga hadir aktif di dalam pusat tertinggi kepemimpinan Republik Islam Iran, yaitu Majelis Ahli Kepemimpinan Revolusi.
Jika terkadang ada orang yang mencaci maki seorang sahabat, maka tidak sewajarnya tindakan itu dihitung atas nama Aliran Syi'ah, karena para ulama dan pemimpin Syi'ah seperti Ayatullah Sayid Ali Khameneh'i telah menyatakan secara tegas bahwa pelecehan terhadap siapa pun dari kalangan sahabat Nabi Muhammad Saw atau salah satu dari istri beliau yang merupakan ibu bagi Muslimin adalah terhitung sebagai pelecehan terhadap beliau itu sendiri. Maka itu terlarang. |
- Apakah Majelis Ahli ini berhak menyingkirkan pimpinan revolusi dari kekuasaan ketika dia kehilangan salah satu syarat konstitusional atau politiknya, seperti kehilangan takwa dan sifat wara' atau telah menjalin hubungan yang merugikan Bangsa Iran dengan salah satu dari negara barat?
* Tentu majelis itu berhak untuk melakukannya. Di dalam Majelis Ahli ini terdapat komite yang senantiasa mengawasi pemimpin revolusi, apakah dia masih komitmen terhadap prinsip-prinsip kepemimpinan atau tidak, apakah dia masih adil, layak dan mempunyai kemampuan fikih serta ijtihad yang disyaratkan? Dan masing-masing dari anggota Majelis Ahli berhak menjadi anggota dalam komite ini.
Komite pengawas terhadap kelayakan pemimpin revolusi ini setiap setahun sekali harus menyampaikan laporannya kepada Majelis Ahli, dan laporan itu kemudian dibahas bersama oleh mereka. Sebagai contoh, badan tertentu yang ditolerir oleh pemimpin revolusi ternyata bermasalah besar, atau dia telah melakukan pelanggaran yang sama sekali bertentangan dengan kompetensinya sebagai pemimpin, maka dalam kondisi seperti ini komite bertugas untuk melakukan penelitian dan memberikan laporannya kepada Majelis Ahli.
- Sekarang ini banyak orang yang ingin menghancurkan persatuan umat Islam dan mencetuskan perang di antara mereka, sehingga mereka pun saling membunuh satu sama yang lain dengan slogan Allahu Akbar. Apa pandangan Anda mengenai hal ini?
* Orang-orang itu ada dua kelompok; pertama, kelompok luar yang sudah pasti termasuk Zionisme Global atau sekutu dan badan intelijen asing mereka yang bekerja di negara-negara Eropa demi kepentingan Zionisme. Ini kelompok pertama yang turut serta dalam rencana busuk itu. Sedangkan kelompok yang berikutnya ada di dalam, dan bisa dibilang mereka sebagai kuman. Kuman-kuman ini telah bersarang di tengah masyarakat Islam, mereka adalah para kelompok borjuis yang melihat kepentingannya tergantung pada orang-orang asing. Padahal, kebalikannya yang terjadi, kepentingan orang-orang asing itulah yang sebenarnya tergantung sekali dengan dukungan kelompok borjuis tersebut, seandainya bukan karena dukungan mereka niscaya orang-orang asing itu tidak akan pernah bisa merebut harta dan kekayaan Dunia Islam khususnya minyak. Tapi, kelompok borjuis ini memandang kepentingannya tergantung pada orang-orang asing dan menurut mereka Islamic Awakening tidaklah menguntungkan.
Maksud kami dari Islamic Awakening adalah kesadaran Islami yang sejati, bukan sejumlah fenomena non Islami yang mengaku Islami. Islam adalah totalitas kebebasan, kedamaian, ketakwaan dan kejujuran. Demikianlah Al-Qur'an menetapkan Nabi Muhammad Saw di antara para nabi yang memerintahkan mereka hal-hal yang makruf dan melarang mereka dari hal-hal yang munkar, menghalalkan hal-hal yang bersih dan mengharamkan hal-hal yang kotor, serta melepaskan beban berat dan belenggu dari punggung serta leher mereka. Agama ini agama kebebasan dari berbagai belenggu, agama keadilan, agama keutamaan, agama amar makruf dan nahi munkar, bukan agama seperti yang digambarkan oleh kelompok-kelompok radikal.
Ketika kita bicara tentang Islam dan Islamic Awakening, maksudnya bukanlah hal-hal yang dipertontonkan oleh kelompok-kelompok ekstrim dan radikal. Kami berharap sekali saudara-saudara kita di kebangkitan Islam Mesir dan negara-negara Islam lainnya mencapai sebuah negara yang menjadi model Islam sejati dan untuk sampai ke situ mereka mungkin perlu belajar dari pengalaman Republik Islam Iran. Di Republik Islam Iran, kami telah menanggung berbagai kesulitan sehingga berhasil menciptakan sebuah sistem yang sesuai dengan agama Islam sekaligus sesuai dengan tuntutan zaman seperti kebebasan berekspresi, kemandirian, teknologi nuklir, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan lain-lain. Sekarang, seluruh statistik dan laporan yang dikeluarkan oleh pusat-pusat keilmuan dunia menegaskan bahwa Iran adalah negara yang pertama dari sisi aktivitas ilmu pengetahuan dan laju perkembangan teknologi.
- Kenapa pandangan dan strategi Iran terhadap Ikhwanul Muslimin berubah?
* Kami memandang Ikhwanul Muslimin dan seluruh gerakan Islam lannya sebagai bagian dari entitas dan jati diri kami sendiri, tidak pernah kami memandang Ikhwanul Muslimin berada di luar sistem Islam yang terus berkembang, tapi tentunya kami punya harapan-harapan yang besar terhadap Ikhwanul Muslimin. Dalam berbagai aktivitas kebangkitan Islam, mereka senantiasa berada di barisan depan. Dalam transformasi Islam yang terjadi di kawasan, kami berharap apabila mereka berhasil memerintah maka mereka menggunakan pengalaman-pengalaman yang ada semaksimal mungkin sehingga tidak terjerembab dalam kesalahan-kesalahan fatal yang sayang sekali telah melukai semua orang. Ketika kita melihat gerakan besar seperti Ikhwanul Muslimin berada di posisi terjepit dimana lawan-lawannya bahkan mampu menggerakkan massa untuk melawan mereka, terlepas apakah itu benar atau tidak, maka kenyataan itu sendiri menujukkan telah terjadinya sebuah kesalahan fatal dari pihak mereka dalam menjalankan roda politik di Mesir.
Lebih jelasnya perlu untuk saya bawakan contoh di sini. Antara lain, Bangsa Mesir berharap dari gerakan Islam yang ada di negeri mereka ketika memerintah segera memutuskan hubungan dengan Rezim Zionis, ini harapan mereka yang pertama. Tapi kenyataannya harapan ini tidak terpenuhi.
Anda tahu bahwa sejak awal Revolusi Islam Iran didirikan atas dasar jihad pembangunan; artinya, kelompok-kelompok besar terdiri dari para pemuda dan spesialis di berbagai bidang –bahkan bisa dikatakan seluruh rakyat negeri ini- dikerahkan ke desa-desa untuk melakukan perubahan-perubahan besar pada skala nasional. Dan sekarang, Bangsa Iran yang Anda saksikan sendiri kira-kira 73 % dari mereka turut serta dalam pemilu presiden yang terakhir. Bangsa ini, bukan setelah satu atau dua tahun dari revolusi melainkan setelah 34 tahun darinya, tetap percaya kepada sistem pemerintahan yang didirikan sejak awal revolusi. Itu artinya mereka memandang sistem pemerintahan ini sebagai sistem yang berguna bagi bangsa, sistem yang jujur dalam slogan-slogannya, dan sistem yang senantiasa berjuang melawan Israel atau Rezim Zionis.
Sistem pemerintahan Islam ini telah menanggung berbagai kendala besar, antara lain embargo ekonomi, perang yang dipaksakan, dan aneka ragam konspirasi. Tapi walau demikian, semua itu tidak mampu mengubah hasil bahwa Bangsa Iran tetap mengakui pimpinan sistem pemerintahan ini dan mengerti sesungguhnya sistem ini jujur terhadap bangsanya, ketika berbicara tentang Islam maka Islam yang sesungguhnya yang dibicarakan, ketika berbicara tentang kemerdekaan maka betul-betul kemerdekaan yang dimaksudkan, ketika berbicara tentang kebebasan maka kebebasan yang sejati menurut Islam yang diinginkan. Di dalam kerangka konvensional dan rasional, tidak ada satu pun sistem di dunia ini yang membolehkan kebebasan mutlak yang sekiranya secara total melepaskan kendali manusia, sehingga dia berhak dan boleh melakukan apa saja yang diinginkannya, yang ada sekarang hanyalah kebebasan teratur dan disiplin di baah batasan-batasan keadilan serta kepentingan bangsa.
Kami berharap saudara-saudara di Mesir memainkan peran konstruktifnya secara baik sehingga rakyat mempercayai mereka, karena kepercayaan rakyat satu-satunya bekal kita yang paling berharga.
- Ketika sebuah gerakan tidak berhasil menciptakan persatuan di antara Muslimin, bagaimana mungkin gerakan itu dapat memuaskan pihak-pihak lain akan dimensi-dimensi kemanusiaannya?
* Itu benar, dan apa yang sedang terjadi di Mesir sekarang sangat disayangkan. Mesir adalah negara pertama yang mengibarkan bendera Taqrib. Al Azhar dan Kairo adalah pusat pertama yang memotivasi para ulama dan cendikiawan pro persatuan, dan sampai sekarang pun Al Azhar serta para ulama besar di dalamnya bertindak sesuai garis Taqrib dan persatuan.
- Apakah Anda mempunyai hubungan yang kuat dengan Al Azhar sehingga satu sama lain dapat memberikan data-data strategis seputar mazhab-mazhab Islam?
* Hubungan kami dengan mayoritas ulama Al Azhar sangat dekat dan bersahabat, sebagian dari mereka juga terus aktif dalam melaksanakan kegiatan-kegaitan Taqrib. Di Kairo sendiri terdapat Darut Taqrib, tapi sayang sekali situasi dan kondisi baru yang dipaksakan terhadap pemerintahan negeri ini sebalik dari apa yang kami harapkan, yaitu pengukuhan Taqrib dan persatuan. Mereka malah menutup pintu atas kami dan di sana tidak lagi terjadi penguatan Taqrib. Saya selaku sekjen FIPMI, sudah lebih dari setahun berusaha untuk mendapatkan visa Mesir, tapi sampai sekarang mereka menghalangi kedatangan saya ke sana.
Ayatullah Taskhiri mantan sekjen FIPMI dan salah satu ulama terkemuka Muslimin serta pelopor Taqrib, dalam konferensi pejabat tinggi negara-negara Islam yang secara berkala digelar di sebuah negara Islam, mengajukan permohonan agar visa Mesir dikeluarkan untuk seluruh anggota konferensi ini, tapi yang terjadi adalah Mesir bahkan mencegah kehadiran Ayatullah Taskhiri dalam konferensi internasional ini, berbagai upaya telah kami lakukan dan permohonan telah kami sampaikan ke Kedutaan Mesir serta kuasa usahanya di Iran tapi tetap saja visa tidak dikeluarkan untuk mantan sekjen FIPMI tersebut.
Semua ini terjadi padahal pemimpin negara sebesar Mesir ini hadir dalam konferensi yang di dalamnya terjadi pengkafiran terhadap orang-orang muslim lain, bahkan dia menyatakan dukungannya terhadap konferensi itu. Ini sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya, baik pada masa kekuasaan Husini Mubarak, Anwar Sadat, Jamal Abdun Nasir atau presiden yang lain. Bahkan tidak pernah pula terjadi di Saudi Arabia. Kendati pun di Saudi banyak pelopor dan mufti takfiri tapi di sana tidak pernah terjadi pencegahan visa seperti yang terjadi di Mesir.
Tentu saja sangat disayangkan ternyata saudara-saudara kami berbuat demikian, padahal kami berharap mereka merupakan pelopor Taqrib, kebebasan dan kemerdekaan dari Amerika serta Zionisme.
- Sudahkan Anda berusaha untuk menjalin hubungan dengan Saudi Arabia dan mengajak mereka untuk menghentikan penyebaran fitnah di Dunia Islam? Adakah hubungan antara Anda dan mereka untuk mengurangi kebencian antar mazhab di Dunia Islam?
* Sudah banyak sekali usaha yang dilakukan untuk itu, bahkan sebagiannya sudah membuahkan hasil. Seandainya bukan karena kerja keras untuk membongkar hakikat gerakan takfiri dan perjuangan melawan arus penumpah darah ini, seandainya bukan karena kerja keras para ulama besar Islam di seluruh negara seperti Iran, Mesir, Sudan dan Saudi Arabia serta negara-negara Teluk Persia, Afrika Utara dan Turki niscaya hasil itu tidak akan tercapai.
Sudah sangat banyak usaha yang dilakukan dalam hal ini, tapi apa yang kita saksikan bersama sekarang adalah serangan-serangan takfiri dan pengerusakan citra Islam yang sangat menyakitkan, tapi itu semua terjadi pada skala yang terbatas sekali.
Seandainya bukan karena usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh ulama-ulama besar dari berbagai negara tersebut, niscaya Dunia Islam tidak akan hidup dalam kondisi yang relatif aman dan tenang, sebaliknya Dunia Islam dari timur sampai barat akan terbakar oleh api peperangan dan fitnah.
- Dengan demikian, Saudi Arabia telah memberikan jawaban yang positif dan berkoordinasi dengan Anda dalam membasmi kebencian antar mazhab dan menciptakan Taqrib di antara Muslimin?
* Saya tidak mengatakan hal itu memang sepenuhnya demikian, karena walau pun kita sudah sering melakukan kontak dengan Saudi Arabia dan negara-negara yang lain, bahkan dengan saudara-saudara kita di Mesir, tapi dalam periode tertentu kontak itu efektif dan menaruh dampak yang diinginkan, sedangkan dalam periode yang lain mereka berada di bawah tekanan Amerika dan Zionisme sehingga kondisinya jadi berubah tidak sesuai yang diharapkan.
Menurut hemat saya, langkah-langkah yang diambil oleh FIPMI selama ini punya banyak pengaruh positif, dan sampai sekarang pun kami tetap optimis, kami juga senantiasa menjulurkan tangan kepada seluruh ulama Umat Islam, begitu pula ulama dan tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin agar mereka juga berusaha keras dalam meningkatkan Taqrib.
Kami nyatakan bahwa tidak mungkin Ahli Sunnah memusnahkan Syi'ah, tidak mungkin pula Syi'ah hidup tanpa Ahli Sunnah.
- Di Forum Internasional Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam (FIPMI) Anda telah mendirikan komite perdamaian Islam dengan tujuan menyatukan pandangan dan mempersatukan Muslimin. Apakah itu sudah menghasilkan?
* Kurang lebih baru tiga bulan yang lalu di Bairut kami menggelar konferensi dan menyusun rencana ke depan. Kami juga sudah mulai menjalankan rencana-rencana itu dan akan kami teruskan. Mungkin dalam waktu dekat ini kami juga akan menyelenggarakan seminar di Suriah dan bertemu dengan para pemimpin negara-negara Islam di sana serta membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan perdamaian Islam. Semoga hal itu akan membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Insyaallah.
* Tentu majelis itu berhak untuk melakukannya. Di dalam Majelis Ahli ini terdapat komite yang senantiasa mengawasi pemimpin revolusi, apakah dia masih komitmen terhadap prinsip-prinsip kepemimpinan atau tidak, apakah dia masih adil, layak dan mempunyai kemampuan fikih serta ijtihad yang disyaratkan? Dan masing-masing dari anggota Majelis Ahli berhak menjadi anggota dalam komite ini.
Komite pengawas terhadap kelayakan pemimpin revolusi ini setiap setahun sekali harus menyampaikan laporannya kepada Majelis Ahli, dan laporan itu kemudian dibahas bersama oleh mereka. Sebagai contoh, badan tertentu yang ditolerir oleh pemimpin revolusi ternyata bermasalah besar, atau dia telah melakukan pelanggaran yang sama sekali bertentangan dengan kompetensinya sebagai pemimpin, maka dalam kondisi seperti ini komite bertugas untuk melakukan penelitian dan memberikan laporannya kepada Majelis Ahli.
- Sekarang ini banyak orang yang ingin menghancurkan persatuan umat Islam dan mencetuskan perang di antara mereka, sehingga mereka pun saling membunuh satu sama yang lain dengan slogan Allahu Akbar. Apa pandangan Anda mengenai hal ini?
* Orang-orang itu ada dua kelompok; pertama, kelompok luar yang sudah pasti termasuk Zionisme Global atau sekutu dan badan intelijen asing mereka yang bekerja di negara-negara Eropa demi kepentingan Zionisme. Ini kelompok pertama yang turut serta dalam rencana busuk itu. Sedangkan kelompok yang berikutnya ada di dalam, dan bisa dibilang mereka sebagai kuman. Kuman-kuman ini telah bersarang di tengah masyarakat Islam, mereka adalah para kelompok borjuis yang melihat kepentingannya tergantung pada orang-orang asing. Padahal, kebalikannya yang terjadi, kepentingan orang-orang asing itulah yang sebenarnya tergantung sekali dengan dukungan kelompok borjuis tersebut, seandainya bukan karena dukungan mereka niscaya orang-orang asing itu tidak akan pernah bisa merebut harta dan kekayaan Dunia Islam khususnya minyak. Tapi, kelompok borjuis ini memandang kepentingannya tergantung pada orang-orang asing dan menurut mereka Islamic Awakening tidaklah menguntungkan.
Maksud kami dari Islamic Awakening adalah kesadaran Islami yang sejati, bukan sejumlah fenomena non Islami yang mengaku Islami. Islam adalah totalitas kebebasan, kedamaian, ketakwaan dan kejujuran. Demikianlah Al-Qur'an menetapkan Nabi Muhammad Saw di antara para nabi yang memerintahkan mereka hal-hal yang makruf dan melarang mereka dari hal-hal yang munkar, menghalalkan hal-hal yang bersih dan mengharamkan hal-hal yang kotor, serta melepaskan beban berat dan belenggu dari punggung serta leher mereka. Agama ini agama kebebasan dari berbagai belenggu, agama keadilan, agama keutamaan, agama amar makruf dan nahi munkar, bukan agama seperti yang digambarkan oleh kelompok-kelompok radikal.
Ketika kita bicara tentang Islam dan Islamic Awakening, maksudnya bukanlah hal-hal yang dipertontonkan oleh kelompok-kelompok ekstrim dan radikal. Kami berharap sekali saudara-saudara kita di kebangkitan Islam Mesir dan negara-negara Islam lainnya mencapai sebuah negara yang menjadi model Islam sejati dan untuk sampai ke situ mereka mungkin perlu belajar dari pengalaman Republik Islam Iran. Di Republik Islam Iran, kami telah menanggung berbagai kesulitan sehingga berhasil menciptakan sebuah sistem yang sesuai dengan agama Islam sekaligus sesuai dengan tuntutan zaman seperti kebebasan berekspresi, kemandirian, teknologi nuklir, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan lain-lain. Sekarang, seluruh statistik dan laporan yang dikeluarkan oleh pusat-pusat keilmuan dunia menegaskan bahwa Iran adalah negara yang pertama dari sisi aktivitas ilmu pengetahuan dan laju perkembangan teknologi.
- Kenapa pandangan dan strategi Iran terhadap Ikhwanul Muslimin berubah?
* Kami memandang Ikhwanul Muslimin dan seluruh gerakan Islam lannya sebagai bagian dari entitas dan jati diri kami sendiri, tidak pernah kami memandang Ikhwanul Muslimin berada di luar sistem Islam yang terus berkembang, tapi tentunya kami punya harapan-harapan yang besar terhadap Ikhwanul Muslimin. Dalam berbagai aktivitas kebangkitan Islam, mereka senantiasa berada di barisan depan. Dalam transformasi Islam yang terjadi di kawasan, kami berharap apabila mereka berhasil memerintah maka mereka menggunakan pengalaman-pengalaman yang ada semaksimal mungkin sehingga tidak terjerembab dalam kesalahan-kesalahan fatal yang sayang sekali telah melukai semua orang. Ketika kita melihat gerakan besar seperti Ikhwanul Muslimin berada di posisi terjepit dimana lawan-lawannya bahkan mampu menggerakkan massa untuk melawan mereka, terlepas apakah itu benar atau tidak, maka kenyataan itu sendiri menujukkan telah terjadinya sebuah kesalahan fatal dari pihak mereka dalam menjalankan roda politik di Mesir.
Lebih jelasnya perlu untuk saya bawakan contoh di sini. Antara lain, Bangsa Mesir berharap dari gerakan Islam yang ada di negeri mereka ketika memerintah segera memutuskan hubungan dengan Rezim Zionis, ini harapan mereka yang pertama. Tapi kenyataannya harapan ini tidak terpenuhi.
Anda tahu bahwa sejak awal Revolusi Islam Iran didirikan atas dasar jihad pembangunan; artinya, kelompok-kelompok besar terdiri dari para pemuda dan spesialis di berbagai bidang –bahkan bisa dikatakan seluruh rakyat negeri ini- dikerahkan ke desa-desa untuk melakukan perubahan-perubahan besar pada skala nasional. Dan sekarang, Bangsa Iran yang Anda saksikan sendiri kira-kira 73 % dari mereka turut serta dalam pemilu presiden yang terakhir. Bangsa ini, bukan setelah satu atau dua tahun dari revolusi melainkan setelah 34 tahun darinya, tetap percaya kepada sistem pemerintahan yang didirikan sejak awal revolusi. Itu artinya mereka memandang sistem pemerintahan ini sebagai sistem yang berguna bagi bangsa, sistem yang jujur dalam slogan-slogannya, dan sistem yang senantiasa berjuang melawan Israel atau Rezim Zionis.
Sistem pemerintahan Islam ini telah menanggung berbagai kendala besar, antara lain embargo ekonomi, perang yang dipaksakan, dan aneka ragam konspirasi. Tapi walau demikian, semua itu tidak mampu mengubah hasil bahwa Bangsa Iran tetap mengakui pimpinan sistem pemerintahan ini dan mengerti sesungguhnya sistem ini jujur terhadap bangsanya, ketika berbicara tentang Islam maka Islam yang sesungguhnya yang dibicarakan, ketika berbicara tentang kemerdekaan maka betul-betul kemerdekaan yang dimaksudkan, ketika berbicara tentang kebebasan maka kebebasan yang sejati menurut Islam yang diinginkan. Di dalam kerangka konvensional dan rasional, tidak ada satu pun sistem di dunia ini yang membolehkan kebebasan mutlak yang sekiranya secara total melepaskan kendali manusia, sehingga dia berhak dan boleh melakukan apa saja yang diinginkannya, yang ada sekarang hanyalah kebebasan teratur dan disiplin di baah batasan-batasan keadilan serta kepentingan bangsa.
Kami berharap saudara-saudara di Mesir memainkan peran konstruktifnya secara baik sehingga rakyat mempercayai mereka, karena kepercayaan rakyat satu-satunya bekal kita yang paling berharga.
- Ketika sebuah gerakan tidak berhasil menciptakan persatuan di antara Muslimin, bagaimana mungkin gerakan itu dapat memuaskan pihak-pihak lain akan dimensi-dimensi kemanusiaannya?
* Itu benar, dan apa yang sedang terjadi di Mesir sekarang sangat disayangkan. Mesir adalah negara pertama yang mengibarkan bendera Taqrib. Al Azhar dan Kairo adalah pusat pertama yang memotivasi para ulama dan cendikiawan pro persatuan, dan sampai sekarang pun Al Azhar serta para ulama besar di dalamnya bertindak sesuai garis Taqrib dan persatuan.
- Apakah Anda mempunyai hubungan yang kuat dengan Al Azhar sehingga satu sama lain dapat memberikan data-data strategis seputar mazhab-mazhab Islam?
* Hubungan kami dengan mayoritas ulama Al Azhar sangat dekat dan bersahabat, sebagian dari mereka juga terus aktif dalam melaksanakan kegiatan-kegaitan Taqrib. Di Kairo sendiri terdapat Darut Taqrib, tapi sayang sekali situasi dan kondisi baru yang dipaksakan terhadap pemerintahan negeri ini sebalik dari apa yang kami harapkan, yaitu pengukuhan Taqrib dan persatuan. Mereka malah menutup pintu atas kami dan di sana tidak lagi terjadi penguatan Taqrib. Saya selaku sekjen FIPMI, sudah lebih dari setahun berusaha untuk mendapatkan visa Mesir, tapi sampai sekarang mereka menghalangi kedatangan saya ke sana.
Ayatullah Taskhiri mantan sekjen FIPMI dan salah satu ulama terkemuka Muslimin serta pelopor Taqrib, dalam konferensi pejabat tinggi negara-negara Islam yang secara berkala digelar di sebuah negara Islam, mengajukan permohonan agar visa Mesir dikeluarkan untuk seluruh anggota konferensi ini, tapi yang terjadi adalah Mesir bahkan mencegah kehadiran Ayatullah Taskhiri dalam konferensi internasional ini, berbagai upaya telah kami lakukan dan permohonan telah kami sampaikan ke Kedutaan Mesir serta kuasa usahanya di Iran tapi tetap saja visa tidak dikeluarkan untuk mantan sekjen FIPMI tersebut.
Semua ini terjadi padahal pemimpin negara sebesar Mesir ini hadir dalam konferensi yang di dalamnya terjadi pengkafiran terhadap orang-orang muslim lain, bahkan dia menyatakan dukungannya terhadap konferensi itu. Ini sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya, baik pada masa kekuasaan Husini Mubarak, Anwar Sadat, Jamal Abdun Nasir atau presiden yang lain. Bahkan tidak pernah pula terjadi di Saudi Arabia. Kendati pun di Saudi banyak pelopor dan mufti takfiri tapi di sana tidak pernah terjadi pencegahan visa seperti yang terjadi di Mesir.
Tentu saja sangat disayangkan ternyata saudara-saudara kami berbuat demikian, padahal kami berharap mereka merupakan pelopor Taqrib, kebebasan dan kemerdekaan dari Amerika serta Zionisme.
- Sudahkan Anda berusaha untuk menjalin hubungan dengan Saudi Arabia dan mengajak mereka untuk menghentikan penyebaran fitnah di Dunia Islam? Adakah hubungan antara Anda dan mereka untuk mengurangi kebencian antar mazhab di Dunia Islam?
* Sudah banyak sekali usaha yang dilakukan untuk itu, bahkan sebagiannya sudah membuahkan hasil. Seandainya bukan karena kerja keras untuk membongkar hakikat gerakan takfiri dan perjuangan melawan arus penumpah darah ini, seandainya bukan karena kerja keras para ulama besar Islam di seluruh negara seperti Iran, Mesir, Sudan dan Saudi Arabia serta negara-negara Teluk Persia, Afrika Utara dan Turki niscaya hasil itu tidak akan tercapai.
Sudah sangat banyak usaha yang dilakukan dalam hal ini, tapi apa yang kita saksikan bersama sekarang adalah serangan-serangan takfiri dan pengerusakan citra Islam yang sangat menyakitkan, tapi itu semua terjadi pada skala yang terbatas sekali.
Seandainya bukan karena usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh ulama-ulama besar dari berbagai negara tersebut, niscaya Dunia Islam tidak akan hidup dalam kondisi yang relatif aman dan tenang, sebaliknya Dunia Islam dari timur sampai barat akan terbakar oleh api peperangan dan fitnah.
- Dengan demikian, Saudi Arabia telah memberikan jawaban yang positif dan berkoordinasi dengan Anda dalam membasmi kebencian antar mazhab dan menciptakan Taqrib di antara Muslimin?
* Saya tidak mengatakan hal itu memang sepenuhnya demikian, karena walau pun kita sudah sering melakukan kontak dengan Saudi Arabia dan negara-negara yang lain, bahkan dengan saudara-saudara kita di Mesir, tapi dalam periode tertentu kontak itu efektif dan menaruh dampak yang diinginkan, sedangkan dalam periode yang lain mereka berada di bawah tekanan Amerika dan Zionisme sehingga kondisinya jadi berubah tidak sesuai yang diharapkan.
Menurut hemat saya, langkah-langkah yang diambil oleh FIPMI selama ini punya banyak pengaruh positif, dan sampai sekarang pun kami tetap optimis, kami juga senantiasa menjulurkan tangan kepada seluruh ulama Umat Islam, begitu pula ulama dan tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin agar mereka juga berusaha keras dalam meningkatkan Taqrib.
Kami nyatakan bahwa tidak mungkin Ahli Sunnah memusnahkan Syi'ah, tidak mungkin pula Syi'ah hidup tanpa Ahli Sunnah.
- Di Forum Internasional Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam (FIPMI) Anda telah mendirikan komite perdamaian Islam dengan tujuan menyatukan pandangan dan mempersatukan Muslimin. Apakah itu sudah menghasilkan?
* Kurang lebih baru tiga bulan yang lalu di Bairut kami menggelar konferensi dan menyusun rencana ke depan. Kami juga sudah mulai menjalankan rencana-rencana itu dan akan kami teruskan. Mungkin dalam waktu dekat ini kami juga akan menyelenggarakan seminar di Suriah dan bertemu dengan para pemimpin negara-negara Islam di sana serta membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan perdamaian Islam. Semoga hal itu akan membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Insyaallah.