Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengatakan ajaran syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. “Di universitas Islam mana pun tidak ada yang menggap syiah sesat,” katanya saat dihubungi Tempo Kamis malam 26 Januari 2012. Said merujuk pada kurikulum pendidikan pada almamaternya Universitas Umm Al Quro di Arab Saudi yang dikenal sebagai pusat Wahabi yang keras. “Wahabi yang keras saja menggolongkan Syiah bukan sesat,” ujarnya.
Oleh karena itu Said heran dengan pernyataan Menteri Agama yang menilai syiah adalah ajaran sesat. Dalam kurikulum Al Firqoh Al Islamiyah ajaran Khawarij, Jabbariyah, Muktazilah, dan Syiah masih dinilai sebagai Islam. “Ulama Sunni seberi Ibnu Khazm menilai Syaih itu Islam,” katanya.
Meski Syiah dan Sunni berbeda, lanjut Said, umat Islam tidak perlu mempertajam perbedaan. “Dalam Sunni saja banyak perbedaan yang tajam, misalnya penganut Imam Syafii dan Hanafi, itu saja berbeda tajam, apalagi Syiah,” katanya. Fatwa NU mengenai Syaih, Said menambahkan, pernah dikeluarkan pada 2006 yang menyebutkan Syiah bukan aliran yang sesat. “NU tidak pernah keras,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Suryadarma yang juga kader Nahdlatul Ulama, Said menilai hal itu tidak pantas disampaikan. “Yang dikedepankan harusnya ukhuwah dan toleransi,” katanya. Said berharap Suryadarma Ali meminta maaf atas pernyataannya itu. “Saya setuju dengan permintaan maaf itu,” katanya. Said menilai permintaan maaf Suryadarma Ali bertujuan untuk menguatkan persatuan bangsa.
(Sumber : http://www.tempo.co/hg/kesra/2012/01/27/brk,20120127-379960,id.html, tanggal 30 Januari 2012, jam 7:58)
Meski Syiah dan Sunni berbeda, lanjut Said, umat Islam tidak perlu mempertajam perbedaan. “Dalam Sunni saja banyak perbedaan yang tajam, misalnya penganut Imam Syafii dan Hanafi, itu saja berbeda tajam, apalagi Syiah,” katanya. Fatwa NU mengenai Syaih, Said menambahkan, pernah dikeluarkan pada 2006 yang menyebutkan Syiah bukan aliran yang sesat. “NU tidak pernah keras,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Suryadarma yang juga kader Nahdlatul Ulama, Said menilai hal itu tidak pantas disampaikan. “Yang dikedepankan harusnya ukhuwah dan toleransi,” katanya. Said berharap Suryadarma Ali meminta maaf atas pernyataannya itu. “Saya setuju dengan permintaan maaf itu,” katanya. Said menilai permintaan maaf Suryadarma Ali bertujuan untuk menguatkan persatuan bangsa.
(Sumber : http://www.tempo.co/hg/kesra/2012/01/27/brk,20120127-379960,id.html, tanggal 30 Januari 2012, jam 7:58)