Bagaimana hati akan bersinar sementara gambaran dunia masih terlukis pada cerminnya, atau bagaimana seseorang akan berjalan menuju Allah sementara ia masih terikat oleh syahwatnya, atau bagaimana seseorang akan gandrung untuk memasuki hadirat Allah sementara belum bersuci dari janabat kelalaiannya, atau bagaimana seseorang mengharap dapat memahami rahasia-rahasia yang mendalam sementara ia belum bertaubat dari ketergelincirannya. (Al Hikam pasal 13).
( Ketua PP IJABI )
Bagi generasi kolonial (old), tentu sudah sangat akrab dengan potongan lirik berikut ini.
Aku jauh, Engkau jauh
Aku dekat, Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dosa bertaruh
Lirik ini merupakan karya legendaris dari Bimbo yang populer dengan karya-karya lagu religinya. Lirik ini menceritakan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Selain itu lirik lagu ini menceritakan tentang hati, bahwa hati merupakan cermin seseorang.
Bercerita tentang hati, Ibnu Atha'illah dalam kitabnya Al Hikam, menjelaskan tentang cerminan hati. Beliau menjelaskan bahwa kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya tergantung pada kebersihan dan kebeningan hatinya.
یرحل الی الله وهو مكبل بشهواته, ام كیف یطمع ان یدخل حضرۃالله وهو لم یتطهر من جنابۃ غفلاته ام كیف یرجو ان یفهم دقاٸق الاسرار وهو لم یتب من هفواته.
Baca Juga : Gagal Memahami Esensi Acara Maulid Nabi Saw.
Al-Qur'an menjelaskan mengenai siklus perjalanan hidup manusia
Menurut Ibn 'Asyur, secara tekstual ayat di atas merupakan istifham bi qashd al ta'jib wa al inkari, yaitu berupa pertanyaan yang disertai dengan rasa heran terhadap pengingkaran orang-orang kafir kepada Allah SWT. Sekaligus ayat ini juga menjelaskan tentang lima fase perjalanan hidup manusia, yaitu dari tiada, menjadi ada, kembali tiada, menjadi ada kembali dan kembali kepada Zat Allah SWT.
Kembali kepada ungkapan Ibn 'Athaillah, bahwa jika kita ingin berjalan menuju Allah, kita harus berusaha mensucikan hati kita dari keterikatan terhadap dunia, syahwat, kelalaian dan ketergelinciran kepada kemaksiatan.