Kota ini merupakan rumah bagi mashhad SayyidinaʿAlî dan menjadi titik ziarah bagi Muslim Syiah dari seluruh penjuru dunia. Kota ini juga secara tradisional menjadi titik awal haji bagi para peziarah yang dalam perjalanan dari Iran ke Makkah. Banyak makam, maqam (kedudukan) dan situs, yang membuat kota ini menjadi populer, dan berada di tengah kota.
Oleh : Mukhaer Pakkanna
Kamis pagi buta (22/8), saya mendarat di Bandara Al-Najaf International. Najaf adalah ibukota di Irak bagian tengah. Terletak sekitar 160 km di selatan Baghdad. Najaf terletak di punggung bukit di sebelah barat Sungai Eufrat. Bengawan terpanjang di Asia Barat, yang mengoneksikan aliran sungai dari Suriah, Irak hingga muara Teluk Persia. Yang dulu disematkan tepiannya sebagai Mesopotamia.
Di pagi buta itu pula, setelah istrahat siang terik akibat panggangan sengatan matahari, 49 derajat, saya pun bergabung dengan rombongan dari Tanah Air, dan sahabat-sahabat yang telah lama menetap di Iran untuk menyiapkan diri untuk mengayungkan langkah panjang, Arbaeen Walk 2024. Saya pun ikut rombongan yang dikoordinir oleh Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI).
Baca Juga : Berbagi Rezeki, Berkah Shalawat Nabi
Sahabatku.... Kota Najaf ini merupakan salah satu dari dua kota suci utama Islam Syiah, dan secara luas dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir Imam ‘Ali ibn Abî Ṭhâlib, tokoh utama Islam Syiah yang paling dihormati, yang makamnya terletak di dekat pusat kota.
Kota ini merupakan rumah bagi mashhad SayyidinaʿAlî dan menjadi titik ziarah bagi Muslim Syiah dari seluruh penjuru dunia. Kota ini juga secara tradisional menjadi titik awal haji bagi para peziarah yang dalam perjalanan dari Iran ke Makkah. Banyak makam, maqam (kedudukan) dan situs, yang membuat kota ini menjadi populer, dan berada di tengah kota.
Saudaraku... baik di Najaf maupun di Karbala, menjadi pusat destinasi wisata syariah (religi). Tentu, nilai kapitalisasinya miliaran dolar US setahun untuk Irak termasuk destinasi peringatan hari Arbain yang dikunjungi hingga lebih 20 juta jiwa melakukan perjalanan 80 km dari Najaf ke Karbala. Kemudian sumber pendapatan terbesar kedua bagi dua propinsi itu (Najaf dan Karbala) adalah sektor minyak.
Baca Juga : Menyaksikan Puncak Ritual Kolosal
Saudaraku... tentu Iran memiliki kepentingan. Iran telah lama masuk ke negara bagian Irak. Orang Iran, bahkan makin menggunakan kekuatan lunak (soft power) ikatan agama mereka, yang bisa jadi lebih strategis tinimbang ikatan politik. Belakangan diplomasi bisnis Iran-Irak makin masif terutama bidang teknologi, listrik, otomotif, kimia hingga kesepakatan tidak menggunakan transaksi bisnis dengan menggunakan dollar AS.
Pemerintah Irak memberikan privilege untuk proyek-proyek keagamaan, termasuk pembebasan pajak atas impor semen, baja, dan material Iran lainnya.
Saudaraku.. Mengonfirmasi pelbagai rujukan sumber, banyak dari barang-barang dibawa ke Irak dengan tujuan membangun tempat suci, tetapi kemudian dijual di tempat lain di negara itu. Ini menjadi taktik Iran untuk membantu melawan sanksi Barat terhadapnya.
(Mukhaer Pakkanna, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta. 2011 – 2018 dan 2018 - 2023).