Pada tanggal 1 Juni 2017, keluarga besar IJABI dan Yayasan Muthahhari melaksanakan beberapa acara dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila. Acara yang dilaksanakan di Aula Muthahhari Bandung ini diisi dengan talk show, diskusi panel serta beberapa program lainnya. Di akhir acara, Ketua Tanfidz PP IJABI, Ust. Syamsuddin Baharuddin membacakan deklarasi Pancasila, bentuk pernyataan komitmen dan sikap IJABI sebagai bagian dari anak bangsa yang menjaga Pancasila dan keutuhan NKRI.
DEKLARASI PANCASILA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad
Hari ini kami berkumpul memperingati kelahiran Pancasila, wujud ungkap syukur kami atas anugerah Allah Azza wa Jalla, anugerah sebuah negeri Bhinneka Tunggal Ika.
Sebagai bagian dari anak bangsa yang mencintai negeri ini, Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) senantiasa ingin berperan aktif dalam ikhtiar menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, di atas Pancasila sebagai fondasinya dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pilarnya.
Amanat Ilahi dalam Al Quran mengajarkan kepada kita : “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Mumtahana 6: 8 dan 9)
Sabda Rasulullah saw yang disampaikan melalui Imam ‘Ali kw. juga menegaskan : “Umiratil buldan bihubbil awthan; negeri akan dimakmurkan dengan kecintaan pada tanah air”; “Min karamil mar’i bukaa`uhu ‘ala ma madha min zamanihi wa haninihi ilaa awthaanihi; di antara kemuliaan seseorang adalah tangisannya akan apa yang lepas dari umurnya, dan kecintaannya pada tanah airnya”.
Karena itu, kami menegaskan kembali komitmen kebangsaan dan keislaman kami, bahwa :
Marilah berterima kasih pada para pendiri negeri. Mereka yang telah memformulasikan perekat teramat kuat untuk menjaga karunia yang besar ini. Maka menjaganya adalah bagian dari syukur nikmat. Berbakti dan mengabdi untuk negeri adalah bagian dari pengamalan keimanan yang kuat. Sungguh, dengan tantangan zaman yang kita lihat sekarang ini, perekat teramat kuat itu wajib kita pelihara.
Semoga Allah yang Mahakasih menjaga kita dengan mataNya yang tidak pernah tidur, melindungi kita dalam bentengNya yang tidak pernah hancur, mengasihi kita dengan kekuasaanNya. Dialah satu-satunya harapan kita!
Kami IJABI. Kami INDONESIA. Kami PANCASILA
Bandung, 6 Ramadhan 1438 H/1 Juni 2017
Pengurus Pusat
Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia
( PP IJABI ),
ttd,
KH DR Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.
Ketua Dewan Syura
ttd,
Syamsuddin Baharuddin
Ketua Umum Tanfidizyah
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad
Hari ini kami berkumpul memperingati kelahiran Pancasila, wujud ungkap syukur kami atas anugerah Allah Azza wa Jalla, anugerah sebuah negeri Bhinneka Tunggal Ika.
Sebagai bagian dari anak bangsa yang mencintai negeri ini, Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) senantiasa ingin berperan aktif dalam ikhtiar menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, di atas Pancasila sebagai fondasinya dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pilarnya.
Amanat Ilahi dalam Al Quran mengajarkan kepada kita : “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Mumtahana 6: 8 dan 9)
Sabda Rasulullah saw yang disampaikan melalui Imam ‘Ali kw. juga menegaskan : “Umiratil buldan bihubbil awthan; negeri akan dimakmurkan dengan kecintaan pada tanah air”; “Min karamil mar’i bukaa`uhu ‘ala ma madha min zamanihi wa haninihi ilaa awthaanihi; di antara kemuliaan seseorang adalah tangisannya akan apa yang lepas dari umurnya, dan kecintaannya pada tanah airnya”.
Karena itu, kami menegaskan kembali komitmen kebangsaan dan keislaman kami, bahwa :
- Kami adalah anak bangsa yang lahir dari rahim ibu pertiwi. Kami menjunjung tinggi Pancasila sebagai satu-satunya azas kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Kami meyakini, di dalam setiap agama ada nilai-nilai universal yang menjad misi utama kehadiran setiap agama. Marilah seluruh agama bergabung pada nilai-nilai universal itu. Bagi kita, nilai universal itu adalah Pancasila
- Di antara lima pilar organisasi kami adalah Islam Madani, yang menempatkan kesetiaan dan kecintaan kepada tanah air Indonesia sebagai bagian dari keimanan kepada Allah swt Sang Maha Pelindung negeri kami.
- Karenanya, membangun negeri adalah bagian dari pengamalan ajaran agama. Beragama yang baik adalah berwarganegara yang baik. Mengganggu orang dalam urusan agama, mengusirnya dari tanah kelahiran mereka bukan saja mencederai kecintaan pada tanah air, tapi juga bertentangan dengan ajaran agama.
- Dengan Pancasila, kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga dan merawat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan melawan setiap upaya yang ingin mengganti dasar dan pilar berbangsa dan bernegara kita. Biarlah setiap bunga tumbuh merekah di tanah air bernama Indonesia ini. Sungguh, di antara karunia yang besar dari negeri ini adalah dikenalkannya kita pada kemajemukan, pada keragaman, dan pada ideologi untuk mempertahankan keragaman itu dalam kesatuan: Bhinneka Tunggal Ika.
Marilah berterima kasih pada para pendiri negeri. Mereka yang telah memformulasikan perekat teramat kuat untuk menjaga karunia yang besar ini. Maka menjaganya adalah bagian dari syukur nikmat. Berbakti dan mengabdi untuk negeri adalah bagian dari pengamalan keimanan yang kuat. Sungguh, dengan tantangan zaman yang kita lihat sekarang ini, perekat teramat kuat itu wajib kita pelihara.
Semoga Allah yang Mahakasih menjaga kita dengan mataNya yang tidak pernah tidur, melindungi kita dalam bentengNya yang tidak pernah hancur, mengasihi kita dengan kekuasaanNya. Dialah satu-satunya harapan kita!
Kami IJABI. Kami INDONESIA. Kami PANCASILA
Bandung, 6 Ramadhan 1438 H/1 Juni 2017
Pengurus Pusat
Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia
( PP IJABI ),
ttd,
KH DR Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.
Ketua Dewan Syura
ttd,
Syamsuddin Baharuddin
Ketua Umum Tanfidizyah